Analisis Teori Belajar Koognitif
Dalam pandangan saya, sesuai dengan bacaan M3KB2 adalah ada beberapa perbedaan antara teori belajar koognitif dengan behavior. Perbedaannya antara lain:
- teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya, sedangkan behavior lebih menekankan pada stimulus dan responnya saja, itu artinya tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
- Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut.
- Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
- Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
- Teori ini lebih mementingkan proses belajar daripada hasil (M3KB2 hal.1)
- Teori disebut model perseptual yaitu proses pengenalan individu terhadap lingkungan melalui gayanya dan menangkap maknanya dengan sensori panca indra mereka. Yang kemudian semua itu di cerna dalam otak mereka. Perkembangan perseptual ini memiliki aspek dari luar, seperti faktor lingkungan yang anak pada masa berkembang, dan segala aspek komunikasinya.
- Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya
- Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak
- Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.
1. Teori perkembangan Piaget (1896-1980)
Sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Adapun beberapa teori menurut Piaget adalah:
Berbeda dengan Piaget, Burner menjelaskan bahwa perkembangan koognitif seseorang terjadi pada 3 tahapan yaitu:
Sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Adapun beberapa teori menurut Piaget adalah:
- perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
- Piaget menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
- Proses belajar menurut pandangan Piaget akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan antara asimilasi dan akomodasi).
- Tahap sensorimotorik (umur 0-2 tahun)
- Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
- Tahap operasional konkret (umur 7/8-11/12 tahun)
- Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
- Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
- Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya yang disesuaikan dengan tahapan yang telah digariskan Piaget.
Berbeda dengan Piaget, Burner menjelaskan bahwa perkembangan koognitif seseorang terjadi pada 3 tahapan yaitu:
- Tahap enaktif yaitu tahapan jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk emmahami lingkungan sekitaanya. (gigitan, sentuhan, pegangan)
- Tahap ikonik yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal (anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan perbandingan.
- Tahap simbolik yaitu tahapan dimana seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam berbahasa dan logika.( anak belajar melalui simbol bahasa, logika, matematika)
Kemudian memberikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut? Dan tahapan terakhir adalah dengan memberikan semangat kepada siswa untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya. Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan yang dapat memandu si belajar untuk berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya.