Hagia Sophia Kembali Diresmikan Sebagai Masjid Kebanggaan Kaum Muslimin
Masjid Hagia Sophia merupakan lambang kemegahan Turki. Bangunan kubah yang menjadi ikonik ini terletak di sisi barat Selat Bosporus di kota Istanbul. Gedung ini dibangun pada abad keenam sebagai katedral Gereja Kristen (537–1054). Kemudian dijadikan sebagai Katedral Ortodoks Yunani (1054–1204), sebagai Katedral Katolik Roma (1204–1261), sebagai Katedral Ortodoks Yunani (1261–1453). Namun dijadikan masjid pada 1453 ketika Kekhalifahan Utsmaniyah, di bawah Mehmed II atau Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel yang kemudian berganti nama menjadi Istanbul.
Ketika Hagia Sophia sudah berubah menjadi masjid, banyak mosaik dan lukisan bercorak Kristeni, yang menghiasai bangunan ini, ditutupi oleh seniman kaligrafi terkenal pada masa itu, Kazasker Mustafa Izzet, kemudian mengguratkan tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW, di beberapa bagian interior Hagia Sophia. Pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, struktur bangunan Hagia Sophia memperoleh sentuhan arsitektur Islam. Misalnya, mihrab yang kemudian dibangun, hingga pendirian empat menara yang digunakan untuk melantunkan Adzan. Bangunan seperti madrasah, perpustakaan hingga dapur umum juga melengkapi Hagia Sophia pada masa Ottoman. Pada era Kekaisaran Ottoman, bangunan Hagia Sophia sempat difungsikan menjadi masjid selama 482 tahun.
Hagia Sophia pada Era Pemerintahan Kemal Ataturk Selepas Kekhalifahan Utsmaniyah runtuh dan Turki menjadi negara republik sekuler, maka Hagia Sophia pun dijadikan Museum oleh presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Setelah Hagia Sophia menjadi museum pada tahun 1935 M, maka dilakukan restorasi mosaik-mosaik kuno di bangunan ini dan plester penutupnya dibuka. Ketika plester ornamennya dibuka, tampaklah lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus, yang ternyata berjejer dengan kaligrafi Allah dan Muhammad SAW. Hagia Sophia mendapat pengakuan sebagai salah satu dari situs Warisan Dunia UNESCO yang disebut Area Bersejarah Istanbul mulai tahun 1985.
Pada masa pemerintahan Erdogan maka diupayakan kembali untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai Masjid. Tepatnya pada tanggal 10 Juli 2020 putusan pengadilan administrasi utama Turki, mencabut status Hagia Sophia sebagai museum dankembali dijadikan status fungsinya kembali menjadi masjid. Dan pada hari Jumat ini tanggal 24 Juli 2020 diadakan peresmian sebagai shalat jum’at perdana setelah kosong dari shalat jum’at selama 86 tahun karena pemerintah sekuler diturki.
Tentunya ini penuh dengan kontroversi.terutama Yunani karena mereka mereprentasikan Hagia Sophia sebagai pusat dari peradaban Bizantium di masa lalu oleh karena itu Yunani pada hari ini tanggal 24 Juli 2020 mengumukan hari Ratapan Umum karena kesedihan mereka bahwa Hagia Sophia diresmikan untuk shalat jum’at perdana. Disamping dari pada itu, Paus Fransiskus juga mengatakan dirinya "terluka" atas keputusan Turki untuk mengembalikan Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid.
Sementara itu, Presiden Erdogan tetap konsisten dengan keputusannya untuk kembali menjadikan Hagia Sophia sebagai Masjid yang pada hari ini diresmikan Shalat Jum’at Perdana. Bahkan ditengah pandemi Covid-19 ini tetap mengundang perwakilan umat islam seluruh dunia untuk shalat masjid perdana. Menariknya, keputusan Erdogan ini didukung oleh sekitar 86 % Rakyat turki sehingga partai paling sekuler di Turki terpaksa harus mengamini keputusan tersebut walaupun dipastikan mereka tidak akan mengahadiri acara shalat jum’at perdana di Masjid Hagia Sophia. Ini dipandang oleh kelompok Islamis sebagai langkah awal dari era kebangkitan islam dimasa yang akan datang.