Kajian Asmaul Husna (Asy-Syakir) yang Maha Berterima Kasih
Asmaul husna Asy-Syakir Ditulis Oleh: Rahmi, S.Pd.I
Asy-Syakir (الشَّاكِرُ) adalah salah satu Asmaul Husna yang agung. Asy-Syakir bermakna bahwa Allah adalah Yang Maha berterima kasih terhadap orang yang mematuhi perintahnya dan senantiasa membalas setiap kebaikan hamba-Nya. Sebagaimana Allah jeaskan dalam Al-Qur’an tentang pujian dari Allah terhadap para nabi dan orang yang shalih. Nama Allah Asy-Syakir harus benar-benar diimani oleh seorang Muslim bahwa Allah tidak pernah menyia-nyiakan setiap kebaikan hambanya. Sekecil apapun kebaikan hamba-Nya pasti akan Allah balas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Nama Asy-Syakir terdapat pada beberapa ayat dalam al-Qur’an. diantaranya dalam surat An-Nisa’ ayat ke-147: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha mengetahui.” ( QS. An-Nisaa : 147 ) makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah Allah hanya menuntut sekalian manusia agar mengimani Allah sebagai pencipta dan mengajak juga segenapmanusia untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Jika manusia melakukan apa yang Allah perintahkan maka mereka akan aman dari azab Allah. Bahkan mereka akan mendapatkan kebaikan dan pahala dari setiap kebaikan dan kesyukuran mereka kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri setiap perbuatan yang baik dari hamba-Nya dan Allah juga Maha Mengetahui terhadap segala kebaikan dan keburukan yang mereka kerjakan.Di samping dari pada itu kata Asy-Syakir juga terdapat dalam suratAl-Baqarah ayat yang ke-158 yang bunyinya: “Sesungguhnya Bukit Shafa dan Bukit Marwah adalah sebagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke kerumah Allah atau melakukan umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara bukit Shafa dan Marwah tersebut. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Maknanya adalah Allah telah mengangkat martabat bukit Shafa dan bukitMarwah. Allah telah menjadikan kedua bukit tersebut adalah bagian dari manasik haji. Maka orang yang menunaikan ibadah haji ada kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai rukun haji adalah sai yaitu berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Karena sebelum ayat ini turun, ada sebagian dari kalangan Muslim yang menyangka bahwa berlari-larikecil di antara Bukit Shafa dan Marwah adalah bagian dari tradisi dimasa jahiliyah. Padahal itu merupakan syiar keislaman dalampelaksanaan ibadah Haji. Maka Allah menginginkan bahwa orang yang beriman itu harus mengerjakannya dan harus berbuat kebajikan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Sesungguhnya Allah Maha mensyukuri dengan memberi pahala atas kebaikannya dan Allah juga maha mengetahui perbuatan hamba-Nya.
Faedah Keimanan terhadap Nama Allah Asy-Syakir.
keimanan kepada asma Allah “Asy-Syakir” bagi kita seorang hamba akan memberikan faedah yaitu:
Pertama, akan menimbulkan rasa cinta kepada Allah. Karena di dalam hati kita telah dipenuhi dengan kesadaran akan kebesaran karunia Allah kepada kita hamba-Nya.
Kedua, akan mempertebal rasa syukur kita kepada Allah dengan beramal shaleh karena kita tahu bahwa amal kita yang sedikit kita kerjakan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Sebagaimana Nabi Muhammad sebagai panutan kita senantiasa bersyukur kepada Allah dengan semakin bersungguh-sungguh untuk beribadah kepada Alah dimalam hari sehingga kaki beliau menjadi bengkak. Ketika Aisyah istrinya tercinta merasa belas kasihan kepada beliau ketika melihat hal tersebut, Aisyah pun bertanya, “Mengapa engkau melakukan seperti itu ya Rasulullah, padahal Allah telah menjadikan engkau Maksum dan kesalahanmu telah diampuni oleh Allah baik yang telah lalu dan yang akan datang?” Rasul menjawab, “Tidakkah Bamba ini suka untuk menjadi seorang hamba yang bersyukur kepada Rabbnya?”
Ketiga, akan memotifasi kita untuk senantiasa beramal shaleh sekecil apapun karena Allah pasti tidakakan menyia-nyiakan apa yang telah kita kerjakan. Orang yang banyak mengerjakan amal kebaikan itu tanda kesyukuran kepada Allah, makaorang tersebut akan memperoleh keridhaan dari Allah berupa kasih sayang dan rahmat serta kecintaan untuk semakin banyak berbuat kebaikan. Kepada orang tersebut Allah telah menjanjikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya balasan baik di dunia maupun di akhirat.
Keempat, keimanan kepada Asy-Syakir seyoginya akan menjadikan kebiasaan baginya untuk senantiasa berterima kasih kepada manusiayang lain karena itu merupakan wujud dari rasa syukur kita kepada Allah dengan berterima kasih kepada makhluk Allah lainnya. Oeh karena itu Nabi bersabda sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Seseorang itu tidak bisa dikatakan bersyukur pada Allah sang pencipta apabila ia tidak pandai berterima kasih pada sesama manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954).