Hadits Maudhu' dan Penyebabnya
Maudhu' secara bahasa adalah yang ditinggalkan, yang diletakkan, yang diadakan.
Sedangkan secara istilah berarti:
الخبر الموضوع وهو الكذبذ المختلق الموضوع على النبى
"Hadits maudhu' adalah berita bohong yang dibuat-buat yang diciptakan oleh orang atas nama Nabi Muhammad".
Jelasnya ada orang/rawi yang meriwayatkan berita dari Nabi padahal nytanya Nabi tidak mengatakan atau berbuat hal tersebut baik secara sengaja maupun dengan tidak sengaja. Umpamanya ada perawi yang mengatakan sendiri perkataan itu atau ucapan para ulama salaf atau hanya cerita israiliyat atau hanya dongeng saja kemudian disandarkan kepada Nabi Muhammad ucapan tersebut. Demikian juga kadang-kadang hadits yang dhaif sanadnya kemudian dibuat-buatkan sanad yang shahih supaya orang mau mengamalkannya.
Baca juga: Kriteria Hadits Dhaif dan pembagiannya
Dari hal di atas, nampak bahwa sebenarnya Hadits Maudhu' itu bukanlah hadits yang datangnya dari Nabi. Disebut hadits semata-mata hanya menuruti akuan dari perawi itu saja, sebab pada hakikatnya hadits maudhu' itu palsu.
Yang dapat mengetahui bahwa suatu hadits itu palsu adalah para ulama hadits yang luas pengetahuannya tentang hadits dan ilmu-ilmunya sehingga dapat meninjau hadits dari segala seginya.
Ringkasnya, sifat-sifat yang menyebabkan seorang perawi lemah atau dianggap lemah ataupun tercela/cacat ialah:
- adanya pemalsuan
- tuduhan/memalsu
- berdusta/ditudu berdusta
- dituduh atau sering keliru
- dituduh atau sering lalai/lupa/sering salah atau suka menyamar
- karena fasiq
- tidak kuat hafalannya
- tidak dikenal orangnya atau sifatnya
- tersembunyi atau tidak jelas namanya
- rusak hafalannya/berobah pikirannya
- karena melakukan bid'ah
- berawanan dengan hadits atau rawi yang lebih kuat.
B. Kriteria Hadits Maudhu'
Para ulama hadits memberikan kriteria atau ciri-ciri dari hadits maudhu' adalah sebagai berikut:
1. Tanda yang terdapat di dalam sanad
Adapun tanda-tanfda hadits maudhu' yang terdapat dalam sanad itu antara lain:
- Di antara perawi hadits yang terdapat dalam sanad itu terdapat perawi yang terkenal pendusta. Baik pengakuan dari rawi itu sendiri seperti Adul Karim bin Abil Auja' maupun menurut penelitian para ahli hadits.
- terdapat illat atau indikasi bahwa di dalam sanad itu terdapat kebohongan. Umpamanya seorang rawi meriwayatkan hadits dari seorang syekh/guru yang rawi tersebut beumpernah bertemu dengan syekh itu. Atau mengaku menerima hadits dari seorang syekh disuatu daerah, padahal menurut penelitian, rawi tersebut belum pernah bepergian ke daerah syekh itu. Atau apabila seorang rawi meriwayatkan hadits dariseorang syekh, padahal tatkala syekh itu wafat rawinya belum lahir atau masih kecil dan tidak mungkin bertemu. Hal ini semua tidak mungkin dapat diketahui tanpa mengadakan penelitian terhadap biografi para perawi hadits yang menyangkut tentang kapan lahirnya, wafatnya, daerah mana yang pernah dikunjungi, siap saja gurunya, bagaimana kepribadiannya dan lainnya.
- Ada perawi yang diduga berdusta karena hadits yang diriwayatkan itu menyendiri dan tidak ada rawi yang tsiqah yang lain yang meriwayatkan hadits tersebut. Apalagi kalau masalah hadits yang diriwayatkan itu merupakan masalah yang seharusnya diketahui oleh orang banyak termasuk di dalamnya ahli hadits yang tsiqah. Atau apa yang diriwayatkan itu bertentangan dengan riwayat orang yang tsiqah.
- Susunan lafadh hadits yang diriwayatkan itu kasar sehingga tak mungkin hadits tersebut berasal dari Nabi yang terkenal sebagai orang yang paling fasih dalam lafadh tatkala bersabda atau memberikan pelajaran kepada para shahabat.
- Maknanya rusak. Seperti hadits tersebut bertentangan dengan akal sehat. contonya: الباذنجان شفاء من كل داء “Buah terong itu merupakan obat dari segala macam penyakit” dan hadits lainnya yang senada dengan itu.
- bertentangan dengan Al-Qur'an dan sunnah yang mutawatir seperti hadits: مقدار الدنيا وإنها سبعة الاف سنة "Ketentuan dunia adalah tujuh ribu tahun. Hadits di atas jelas palsu dan ti``dak benar karena dengan hadits itu manusia tau kapan datangnya hari kiamat. Padahal datangnya hari kiamat hanya allah yang tau sebagaimana firman Allah dalam surat Al-'araf ayat yang ke 187. Bertentangan dengan hakikat tarikh yang sebenarnya yang dialami pada zaman Nabi
- Adanya kecocokan antara maksud yang terkandung dalam hadits dengan pembelaan terhadap mazhab tertentu secara berlebihan seperti hadits yang dibawakan oleh syiah berkenaan dengan ahli bait dan lainnya.
- Hadits tersebut memberitakan fahala yang sangat besar dan menakjubkan terhadap amalan yang biasa saja. Dan dalamhadits yang shahih tidak sampai seperti itu fahalanya.
- Golongan Syiah yang pro terhadap Ali bin Abi Thalib
- Golongan yang pro terhadap Muawiyah
- Dan golongan Khawarij.
Setelah daerah islam meliputi daerah yang dulunya bagian dari kerajaan Romawi dan Persia, maka banyaklah orang yang dahulunya memegang kekuasaan di daerah itu iri dan dengki melihat kebesaran Islam. Mereka tidak mungkin akan melawan dengan pedang karena tentara Islam sangat kuat. Oleh karena itu mereka berusaha menghancurkan Islam dari dalam yakni melalui akidahnya. Dan mereka tau tidak mungkin memalsukan Al-Qur'an karena dihafal oeh banyak kaummuslimin. Salah satu cara yang mungkin adalah dengan memasukan hadits Nabi. Hal ini adaah nyata menurut pengakuan dari tokoh pemalsu hadit yaitu Abdul Karim bin Abil Auja'. Sebelu dibunuh Dia mengaku dengan ucapan: والله لقد وضعت فيكم أربعة آلاف حديث أحرم فيها الحلال و أحل الحرام " Demi Allah, saya telah memalsukan 4000 hadits yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram".
Baca juga: Metode Penafsiran Al-Qur'an
3. Sebab Fanatik Qabilah, Daerah dan Imam Mereka
4. Tukang cerita yang ingin menarik perhatian pendengar
5. Sebab kecintaan terhadap kebaikan yang berlebihan
6. Sebab fanatik teradap mazhab
7. Motif Mendekat kepada penguasa