Pembelajaran Problem Based Instruction
Pembelajaran Problem Based Instruction adalah pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik. Masalah autentik dapat di artikan sebagai masalah yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Problem Based Instruction biasa diterjemahkan menjadi pembelajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah dan termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar (bagaimana memahami, menyimpan dan mengingat kembali ketrampilan dan informasi).
Pembelajaran Problem Based Instruction dikenal dengan nama lain seperti pembelajaran proyek (project based teaching), pendidikan berdasarkan pengalaman (experience based education), pembelajaran autentik (authentic learning) dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata (anchored instruction). Pembelajaran ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai penyaji masalah, mengadakan dialog, membantu dan memberikan fasilitas penyelidikan. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama.
Menurut Arends,
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction)”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning)” dan “pembelajaran bermakna (anchored instruction)”.
Berdasarkan kutipan diatas, bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instruction (PBI) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari, memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran siswa didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis , logis dan sistematis. Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja.
Dalam pembelajaran ini, siswa secara individu maupun secara kelompok berusaha memecahkan masalah secara autentik. Memecahkan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga dapat menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan masalah. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses penyelidikan dan inkuiri. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam memecahkan masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan masalah kehidupan nyata dimana siswa mempunyai kesempatan melakukan penyelidikan, baik di dalam dan di luar kelas sejauh itu di perlukan untuk pemecahan masalah. Pelaksanaan Problem Based Instruction didukung dengan beberapa metode mengajar diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, penemuan dan pemecahan masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Model ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada model pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri.
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama yang memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) menurut Nurhadi, dkk memiliki lima tahap utama, yaitu: Orientasi siswa kepada masalah, Mengorganisasi siswa untuk belajar, Membimbing penyelidikan individual dan kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa, adapun sintaks pembelajaran berdasarkan masalah/ Problem Based Instruction (PBI):
- Orientasi siswa pada masalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
- Mengorganisasi siswa untuk belajar guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
- Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pengajuan berdasarkan masalah diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang berpangkal pada kehidupan nyata yang biasa ditemukan siswa di lingkungannya. Masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan masalah baru yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
b. Adanya keterkaitan antara disiplin ilmu
Meskipun PBI berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah ditentukan secara pasti agar dalam pemecahannya siswa meninjau dari banyak mata pelajaran
c. Penyelidikan-penyelidikan autentik
PBI menuntut siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah nyata
d. Menghasilkan karya
Pada pembelajaran PBI, siswa bertugas untuk menyusun hasil pemecahan masalah yang mereka tentukan berupa laporan
e. Kerjasama
PBI mempunyai cirri khusus yaitu siswa bekerjasama dalam kelompok kecil. Adapun keuntungan bekerjasama dalam kelompok kecil di antaranya siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Menurut Ruslan Mursyid Problem Based instruction (PBI) memiliki kelebihan:
- Pengetahuan siswa bertahan lama.
- Meningkatkan penalaran siswa dalam belajar.
- Siswa cenderung berpikir kritis dan melatih keterampilan-keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.
- Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai
- Membutuhkan banyak waktu dan dana
- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
- Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.