Download PTK Menggunakan Metode Penugasan
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan diindonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dimana tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar adalah agar siswa memiliki kemampuan:
Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya. Karena suatu konsep menjadi pra syarat bagi konsep yang lain, oleh karena itu siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut, siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep matematika dengan permasalahan yang ia hadapi. “Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa disekolah”. Anggapan ini menyebabkan sebagian orang enggan untuk belajar matematika. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Keadaan ini sungguh memprihatinkan, salah satu cara dalam mengatasi keadaan ini adalah bagaimana agar siswa mampu berperan secara aktif dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk bisa memahami, mengerti, mengamati, merencanakan, melaksanakan dan mengkomunikasikan hasilnya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.
Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap suatu konsep matematika. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat komunikasi satu arah yaitu menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sobel dan Moletsky mengatakan bahwa: “Banyak sekolah, guru matematika yang menggunakan waktu pembelajaran dengan kegiatan memberikan tugas lalu, memberi pelajaran baru, Pembelajaran seperti ini yang rutin dilaksanakan hampir tiap hari sehingga dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa”.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, seorang guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang kodusif dan afektif, yaitu dengan menggunakan pendekatan atau strategi yang tepat, serta menggunakan alat peraga didalam pembelajaranya. Pada dasarnya untuk menciptakan alat peraga itu tidak selalu membutuhkan biaya yang mahal dan rumit, tapi cukup dengan biaya yang murah dan sederhana yaitu dengan memanfaatkan beberapa barang atau bahan yang ada disekitar kita seperti kertas maupun karton.
Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik meneliti dengan judul penelitian “Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Pecahan Tidak Sama Dengan Menggunakan Metode Penugasan Bagi Murid Kelas V Pada Madrsah Ibtidaiyah”.
Dengan rumasan masalahnya adalah Bagaimanakah usaha meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan penjumlahan pecahan tidak sama dengan menggunakan metode penugasan bagi murid Kelas V pada MadrasahIbtidaiyah ?
Untuk PTK secara lengkap silakan download disini..!!!
- Memahami konsep matematika tentang kaitan konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah matematika;
- Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
- Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
- Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya. Karena suatu konsep menjadi pra syarat bagi konsep yang lain, oleh karena itu siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut, siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep matematika dengan permasalahan yang ia hadapi. “Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa disekolah”. Anggapan ini menyebabkan sebagian orang enggan untuk belajar matematika. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Keadaan ini sungguh memprihatinkan, salah satu cara dalam mengatasi keadaan ini adalah bagaimana agar siswa mampu berperan secara aktif dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk bisa memahami, mengerti, mengamati, merencanakan, melaksanakan dan mengkomunikasikan hasilnya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.
Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap suatu konsep matematika. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat komunikasi satu arah yaitu menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sobel dan Moletsky mengatakan bahwa: “Banyak sekolah, guru matematika yang menggunakan waktu pembelajaran dengan kegiatan memberikan tugas lalu, memberi pelajaran baru, Pembelajaran seperti ini yang rutin dilaksanakan hampir tiap hari sehingga dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa”.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, seorang guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang kodusif dan afektif, yaitu dengan menggunakan pendekatan atau strategi yang tepat, serta menggunakan alat peraga didalam pembelajaranya. Pada dasarnya untuk menciptakan alat peraga itu tidak selalu membutuhkan biaya yang mahal dan rumit, tapi cukup dengan biaya yang murah dan sederhana yaitu dengan memanfaatkan beberapa barang atau bahan yang ada disekitar kita seperti kertas maupun karton.
Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik meneliti dengan judul penelitian “Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Pecahan Tidak Sama Dengan Menggunakan Metode Penugasan Bagi Murid Kelas V Pada Madrsah Ibtidaiyah”.
Dengan rumasan masalahnya adalah Bagaimanakah usaha meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan penjumlahan pecahan tidak sama dengan menggunakan metode penugasan bagi murid Kelas V pada MadrasahIbtidaiyah ?
Untuk PTK secara lengkap silakan download disini..!!!