Strategi dan Langkah Pembelajaran Open-Ended
Pada dasarnya tidaklah mudah mengkonstruksikan dan menyajikan masalah open-ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan beragam kemampuan. Namun demikian melalui penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengkonstruksi masalah tersebut, antara lain sebagai berikut:
Menyajikan suatu permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep – konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
Menyajikan soal – soal pembuktian yang dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat – sifat dari variabel dalam persoalan itu.
Menyajikan bentuk – bentuk atau bangun – bangun ( geometri) sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi sifat – sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat – sifat yang umum.
Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari pekerjaannya.
1. Langkah – Langkah pembelajaran
Apabila guru telah mengkonstruksi atau memformulasi masalah open-ended, ada tiga hal yang harus diperhatikan sebelum masalah tersebut ditampilkan dikelas, yaitu:
Apakah masalah itu kaya dengan konsep – konsep matematika dan berharga?. Masalah open-ended yang dibuat harus dapat mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang. Selain itu masalah tersebut harus kaya akan konsep – konsep matematika yang dapat dipecahkan dengan berbagai stategi yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah.
Apakah level matematika dari masalah itu cocok untuk siswa ?. Tingkat kesulitan masalah yang diberikan juga harus senantiasa cocok dengan kemampuan siswa, karena pada saat siswa menyelesaikan masalah open-ended, mereka harus menggunakan pengetahuan atau ketrampilan yang telah mereka ketahui sebelumnya. Oleh karena itu guru harus bisa memprediksi masalah – masalah yang berada dalam wilayah pemikiran mereka, sehingga tidak muncul masalah – masalah yang berada diluar jangkauan pemikiran siswa.
Apakah masalah itu dapat mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut ?. Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep – konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memicu siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
Setelah guru menyusun suatu masalah open-ended dengan baik, langkah selanjutnnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran. Pada tahap ini hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
- Tuliskan respon siswa yang diharapkan. Dalam pembelajaran melalui pendekatan open-ended siswa diharapkan dapat merespon masalah yang diberikan dengan berbagai cara dan dari berbagai sudut pandang. Maka dari itu, guru perlu menyiapkan daftar antisipasi respon siswa terhadap suatu masalah.karena mengingat kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide atau pikiran mereka terbatas. Mungkin mereka tidak dapat menjelaskan aktivitas mereka dalam menyelesaikan masalah, namun mungkin juga mereka bisa menjelaskan ide – ide matematika dengan cara yang berbeda. Dengan demikian antisipasi respon siswa yang dibuat guru menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya.
- Tujuan yang harus dicapai dari masalah yang diberikan harus jelas. Guru harus benar –benar memahami peran masalah dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Apakah masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari hasil belajar siswa. Melalui beberapa hasil penelitian, masalah open-ended efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam merangkum kegiatan belajar siswa.
- Sajikan masalah dengan cara dan bentuk yang menarik. Mengingat pemecahan masalah open-ended memerlukan waktu untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta dapat membangkitkan semangat intelektual.
- Berikan informasi dalam masalah selengkap mungkin sehingga siswa dapat dengan mudah memahami maksud dari masalah yang disampaikan. Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan dapat menemukan cara pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan memahami masalah dan menyelesaikannya apabila penjelasan masalah terlalu ringkas. Hal ini bisa terjadi karena guru bermaksud memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah. Atau bisa juga disebabkan siswa hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karena sudah terbiasa mengikuti petunjuk – petunjuk dari buku teks.
- Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi masalah. Guru harus senantiasa memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk memahami masalah, mendiskusikan, dan merangkum apa yang telah dipelajarinya. Berdiskusi secara aktif antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran melalui pendekatan open-ended.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended, guru senantiasa harus berhati – hati dalam mengalokasi dan mengelola waktu karena terkadang siswa menanggapi dengan banyak respon, baik yang sesuai dengan harapan kita maupun yang tidak. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang berlangsung guru dapat membagi waktu dalam dalam dua periode yaitu :
Periode pertama : Siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah yang diberikan guru dalam pembelajaran, kemudian siswa membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah yang mereka dapatkan.
Periode kedua : Setelah siswa merangkum hasil kerja mereka, kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah serta penyimpulan dari guru.
Dari hasil paparan diatas maka dapat dismpulkan bahwa secara garis besar langkah pembelajaran melalui pendekatan open-ended meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan ini terdiri dari pemberian masalah, merekam respon yang diharapkan dari siswa, pembahasan respon siswa dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari siswa.
Adapun keunggulan dan kelemahan dari pendekatan open-ended adalah sebagai berikut :
Sawada menjelaskan bahwa ada lima keuntungan pemecahan masalah melalui pendekatan open–ended, yaitu ;
- Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih mudah mengungkapkan ide –idenya. Pemecahan masalah open-ended memberikan lingkungan pembelajaran yang bebas, responsif dan mendukung karena terdapat banyak jawaban yang benar sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh jawaban sendiri. Dengan demikian siswa memiliki keinginan untuk mengetahui jawaban yang lain, dan mereka dapat membandingkan serta mendiskusikan solusi masing – masing. Keaktifan siswa tersebut akan membawa semua siswa pada percakapan yang menarik didalam kelas.
- Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematika secara komprehensif. Karena banyak solusi berbeda maka semua siswa dapat memilih cara yang paling mereka senangi dan menciptakan solusi mereka sendiri.
- Setiap siswa dapat merespon soal dalam beberapa cara berbeda menurut caranya sendiri. Soal open-ended memberikan setiap siswa kesempatan untuk menemukan jawabannya sendri, dengan demikian siswa dengan kemampuan matematika rendah juga dapat merespon masalah sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
- Memberikan siswa pengalaman bernalar melalui kegiatan membandingkan dan diskusi dalam kelas, siswa akan termotivasi untuk memberikan alasan dari jawaban – jawabannya kepada siswa – siswa yang lain. Kegiatan ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir mereka.
- Terdapat banyak pengalaman bagi siswa untuk menikmati kesenangan menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan dan menerima persetujuan dari teman sekelasnya. Karena siswa memiliki jawaban sendiri maka siswa akan tertarik untuk mengetahui jawaban teman – temannya.
- Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
- Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
- Siswa dengan kemampuan tinggi biasanya merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.