Ulama Pejuang Kemerdekaan di Nusantara
Jika kita membaca catatan sejarah, maka kita akan menemui bahwa kemerdekaan Indonesia tidak bisa terlepaskan dari peranan para founding fathers kita dengan para ulama.
Bagaimana dulu syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, ulama nusantara di tanah hijaz yang turut menggembleng Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Agus Salim dan ulama lainnya bukan hanya dalam masalah agama, tapi juga pemahaman perjuangan. Dari rahim para ulama perjuangan lahirlah laskar-laskar rakyat yang diisi oleh para santri, lahirlah resolusi jihad yg digaungkan Hadratusy syaikh sebagai pondasi perjuangan rakyat, dan berbagai peran lainnya yang dimotori oleh para ulama.Begitu pula jika kita merunut nama para perumus dasar negara kita, maka kita akan temui deretan ulama kita. Maka pantaslah di pembukaan UUD ‘45 kita akan temukan kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Artinya bangsa Indonesia percaya, kemerdekaan ini diraih bukan hanya karena perjuangan, tapi jauh lebih fundamental dari itu adalah peran campur tangan Allah swt yang memenangkan bangsa ini. Ada nilai KETAUHIDAN dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Maka sangat mengherankan jika di usia kemerdekaan yang ke-75 masih ada yang acap kali membenturkan narasi kebangsaan dengan narasi ketauhidan. Membenturkan nilai fundamental bangsa dengan nilai-nilai dasar keislaman.
Maka tugas kita, perjuangan kita hari ini adalah mengingatkan kembali bahwa Islam dan Kemerdekaan adalah satu kesatuan yang utuh. Sebagaimana bersepadunya Ulama dan para Pemimpin bangsa kita. Menegasikan peran ulama dalam perjuangan kemerdekaan adalah sebuah pencelaan terhadap kemerdekaan Indonesia. Pun memisahkan Islam dari kehidupan berbangsa adalah sebuah pencelaan terhadap pancasila. Karena Pancasila adalah Islam dan Islam adalah perwujudan dari pancasila.
“Andaikan bumi Indonesia dibelah menjadi dua bagian, maka bertumpah ruah lah darah para ulama dan syuhada.”