Kajian Hadits Tentang Agama Adalah Nasehat
Hadits tentang Nasehat merupakan hadits yang sangat agung yang mencakup berbagai nilai penting dalam agama dan memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kemeslahatan kaum muslimin di dunia dan di akhirat. Karenanya ulama berpendapat bahwa hadits ini merupakan siklus ajaran islam. haditsnya adalah riwayat Imam Muslim, Imam Abu Daud dan Imam An-Nasa'i dari Tamim bin Aus Ad-Daari:
Biografi perawi shahabat:
Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari nama aslinya adalah Tamim bin Aus bin Kharijah bin Sud bin Judzaimah al-Lukhami al-Filisthini yang berasal dari Palestina. Beliau masuk Islam pada tahun ke sembilan Hijrah setelah terjadi perang tabuk. Beliau adalah salah seorang ulama shahabat yang terkemuka dan utama. beliau adalah orang yang berpegang teguh pada agama. Beliau senantiasa melakukan qiyamul lail dan membaca al-Qur’an.
Sebelumnya beliau seorang nasrani yang merupakan salah seorang pendeta di Palestina. Pada suatu waktu terjadi pada dirinya sebuah kisah yang menakjubkan ketika beliau bersama dengan tigapuluh orang dari Lakham dan Judzam terombang ambing di lautan selama sebulan karena gelombang dan badai. Lalu mereka menepi ke suatu pulau dilautan hingga matahari tenggelam. Mereka duduk didekat perahu lalu masuk ke pulau dan menemui al-Jassasah. Al-Jassasah adalah seekor hewan melata berbulu lebat yang berbicara kepada Tamim ad-Dari, dan juga beliau dipertemukan dengan Dajjal. Kisah inilah yang menjadikan beliau pergi ke Madinah untuk bertemu Nabi Muhammad dan kemudian beliau masuk Islam.
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
Artinya: Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari ra, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim, Abu Daud dan An-Nasa'i).
Biografi perawi shahabat:
Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari nama aslinya adalah Tamim bin Aus bin Kharijah bin Sud bin Judzaimah al-Lukhami al-Filisthini yang berasal dari Palestina. Beliau masuk Islam pada tahun ke sembilan Hijrah setelah terjadi perang tabuk. Beliau adalah salah seorang ulama shahabat yang terkemuka dan utama. beliau adalah orang yang berpegang teguh pada agama. Beliau senantiasa melakukan qiyamul lail dan membaca al-Qur’an.
Sebelumnya beliau seorang nasrani yang merupakan salah seorang pendeta di Palestina. Pada suatu waktu terjadi pada dirinya sebuah kisah yang menakjubkan ketika beliau bersama dengan tigapuluh orang dari Lakham dan Judzam terombang ambing di lautan selama sebulan karena gelombang dan badai. Lalu mereka menepi ke suatu pulau dilautan hingga matahari tenggelam. Mereka duduk didekat perahu lalu masuk ke pulau dan menemui al-Jassasah. Al-Jassasah adalah seekor hewan melata berbulu lebat yang berbicara kepada Tamim ad-Dari, dan juga beliau dipertemukan dengan Dajjal. Kisah inilah yang menjadikan beliau pergi ke Madinah untuk bertemu Nabi Muhammad dan kemudian beliau masuk Islam.
Baca juga: Hukum Bayi Tabung Dalam Perspektif Hukum Islam
Setelah beliau masuk Islam dan berbai’at kepada Nabi Muhammad, beliau tinggal di Madinah. Mulai dari masa Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Setelah terbunuhnya Khalifah Utsman bin ‘Affan, beliau pindah ke Baitul Maqdis di Palestina, yaitu di desa ‘Ainun. Beliau termasuk salah seorang sahabat yang mengumpulkan al-Qur’an. Tamim Ad-dari meriwayatkan sekitar 18 hadits. Salah di antaranya terdapat dalam Shahih Muslim, yaitu hadits ini tentang agama adalah nasehat. Tamim Ad-dari wafat pada tahun 40 Hijriyah di daerah Bait Jabrin, di kota Palestina. Beliau tidak meninggalkan seorang anak pun, kecuali Ruqayyah. Semoga Allah meridhai beliau.
Urgensi Hadits
Hadits ini merupakan ucapan yang sangat singkat dan padat. Namun mengandung berbagai nilai dan manfaat yang sangat penting. Karenanya ulama berpendapat bahwa hadits ini merupakan siklus ajaran islam. Imam Abu Dawud menyebutkan bahwa hadits ini merupakan salah salah satu dari lima hadits yang kepadanya Fikih Islam bermuara. Abu Nu’aim menyebutkan bahwa hadits ini memiliki kedudukan yang agung. Muhammad bin Aslam ath-Thusi menjelaskan bahwa hadits ini adalah seperempat agama. Bahkan, agama Islam semuanya hanya bermuara kepada hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam an-Nawawi. Sedangkan Ibnu Rajab mengatakan bahwa Nabi telah mengabarkan bahwa agama itu adalah nasehat yang mencakup Islam, Iman, dan Ihsan sebagaiman yang tersebut dalam hadits Jibril yang mendatangi Nabi Muhammad yang bertanya tentang agama.
Setelah beliau masuk Islam dan berbai’at kepada Nabi Muhammad, beliau tinggal di Madinah. Mulai dari masa Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Setelah terbunuhnya Khalifah Utsman bin ‘Affan, beliau pindah ke Baitul Maqdis di Palestina, yaitu di desa ‘Ainun. Beliau termasuk salah seorang sahabat yang mengumpulkan al-Qur’an. Tamim Ad-dari meriwayatkan sekitar 18 hadits. Salah di antaranya terdapat dalam Shahih Muslim, yaitu hadits ini tentang agama adalah nasehat. Tamim Ad-dari wafat pada tahun 40 Hijriyah di daerah Bait Jabrin, di kota Palestina. Beliau tidak meninggalkan seorang anak pun, kecuali Ruqayyah. Semoga Allah meridhai beliau.
Urgensi Hadits
Hadits ini merupakan ucapan yang sangat singkat dan padat. Namun mengandung berbagai nilai dan manfaat yang sangat penting. Karenanya ulama berpendapat bahwa hadits ini merupakan siklus ajaran islam. Imam Abu Dawud menyebutkan bahwa hadits ini merupakan salah salah satu dari lima hadits yang kepadanya Fikih Islam bermuara. Abu Nu’aim menyebutkan bahwa hadits ini memiliki kedudukan yang agung. Muhammad bin Aslam ath-Thusi menjelaskan bahwa hadits ini adalah seperempat agama. Bahkan, agama Islam semuanya hanya bermuara kepada hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam an-Nawawi. Sedangkan Ibnu Rajab mengatakan bahwa Nabi telah mengabarkan bahwa agama itu adalah nasehat yang mencakup Islam, Iman, dan Ihsan sebagaiman yang tersebut dalam hadits Jibril yang mendatangi Nabi Muhammad yang bertanya tentang agama.
Baca juga: Hadits Larangan Wanita Bepergian Tanpa Mahram
Kosa Kata Hadits:
الدِّيْنُ = Agama Islam, maksudnya nasehat adalah penopang agama
النَّصِيْحَةُ = nasehat adalah ucapan yang dimaksudkan untuk perbaikan
للهِ = kepada allah
وَلِكِتَابِهِ = kepada kitab allah
وَلِرَسُوْلِهِ = kepada Rasul Allah
وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ = para pemimpin kaum muslimin
وَعَامَّتِهِمْ = seluruh umat islam selain pemimpin
Fikih hadits:
Al-Khatabi berkata bahwa nasehata adalah kata yang maknanya mencakup upaya untuk mewujudkan keberuntungan bagi yang dinasehati.
Ada yang menjelaskan bahwa nasehat diambil dari kata نصح الرجل ثوبه اي خاطه artinya seseorang menjahit pakaiannya. Itu artinya tindakan penasehat dalam ucapannya untuk mewujudkan kebaikan bagi orang yang dinasehati yang diibaratkan dengan upaya penjahit untuk menutupi celah pakaian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Kitab Fath al-Bariy bahwa:
Nasehat juga diambil dari kata نصحت العسل yang berarti saya membersihkan madu (dari lilin/propolis). Ini menunjukkan bahwa bersihnya ucapan penasehat sebagaimana bersihnya madu dari kotorannya.
Nasehat kepada Allah maksudnya adalah keikhlasan dan ketulusan dalam beriman kepadanya dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Dan meyakini bahwa kesempurnaan adalah milik Allah serta mensucikan Allah dari segala sifat aib dan cela. Kemudian yang paling penting adalah ikhlas dalam beribadah kepadanya, senantiasa menjaga ketaatan, tidak bermaksiat, mencintai sesuatu karena Allah, membenci sesuatu juga karena Allah. Bersikap loyal kepada orang yang taat kepada Allah dan tidak loytal kepada orang yang bermaksiat kepadanya. Kemudian yang paling penting adalah menjaga sikap istiqamah di jalan Allah.
Kosa Kata Hadits:
الدِّيْنُ = Agama Islam, maksudnya nasehat adalah penopang agama
النَّصِيْحَةُ = nasehat adalah ucapan yang dimaksudkan untuk perbaikan
للهِ = kepada allah
وَلِكِتَابِهِ = kepada kitab allah
وَلِرَسُوْلِهِ = kepada Rasul Allah
وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ = para pemimpin kaum muslimin
وَعَامَّتِهِمْ = seluruh umat islam selain pemimpin
Fikih hadits:
Al-Khatabi berkata bahwa nasehata adalah kata yang maknanya mencakup upaya untuk mewujudkan keberuntungan bagi yang dinasehati.
Ada yang menjelaskan bahwa nasehat diambil dari kata نصح الرجل ثوبه اي خاطه artinya seseorang menjahit pakaiannya. Itu artinya tindakan penasehat dalam ucapannya untuk mewujudkan kebaikan bagi orang yang dinasehati yang diibaratkan dengan upaya penjahit untuk menutupi celah pakaian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Kitab Fath al-Bariy bahwa:
كأن الذنب يمزق الدين والتوبة تخيطه
Diibaratkan dosa itu seperti merobek agama, maka dengan nasehat agar taubat sebagai jahitannya.
Nasehat juga diambil dari kata نصحت العسل yang berarti saya membersihkan madu (dari lilin/propolis). Ini menunjukkan bahwa bersihnya ucapan penasehat sebagaimana bersihnya madu dari kotorannya.
Nasehat kepada Allah maksudnya adalah keikhlasan dan ketulusan dalam beriman kepadanya dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Dan meyakini bahwa kesempurnaan adalah milik Allah serta mensucikan Allah dari segala sifat aib dan cela. Kemudian yang paling penting adalah ikhlas dalam beribadah kepadanya, senantiasa menjaga ketaatan, tidak bermaksiat, mencintai sesuatu karena Allah, membenci sesuatu juga karena Allah. Bersikap loyal kepada orang yang taat kepada Allah dan tidak loytal kepada orang yang bermaksiat kepadanya. Kemudian yang paling penting adalah menjaga sikap istiqamah di jalan Allah.
Baca juga: Memahami Kontradiksi Hadits Ziarah Kubur Bagi Wanita
Nasehat kepada kitab Allah maksudnya adalah mengimplementasikannya dalam bentuk keyakinan kepada kitab samawi yang diturunkan oleh Allah. Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab penutup yang sempurna dari semua kitab Allah tersebut. Al-qur’an merupakan kalam Allah yang bersifat mukjizat yang senantiasa terpelihara baik dari segi hafalan maupun tulisan. Allah sendirilah yang menjaganya sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat yang kesembilan.
Lebih rincinya kecintaan dengan tulus kepada Al-Qur’an itu diwujudkan dengan beberapa hal sebagai berikut:
Ketulusan kepada Rasul juga dapat diwujudkan dengan mempelajari sirah kehidupan beliau untuk menjadi teladan dalam masalah perilaku dalam hidupnya dan juga adab-adab beliau. Kemudia dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah, senantiasa mengambil pelajaran dari setiap hadits beliau dalam menjalani kehidupan kita.
Nasehat kepada para pemimpin. Yang dinamakan dengan pemimpin kaum muslimin adalah para penguasa, wakil-wakilnya dan para ulama. Ketulusan yang dilakukan kepada pemimpin kaum muslimin adalah dengan menyukai kebaikan yang mereka lakukan. Menyukai kebenaran dan keadilan yang mereka tegakkan bukan menyukai atau mencintai individunya. Kita harus mencintai mereka karena dengan kepemimpinannya, maka kemeslahatan kita bisa terpenuhi. Kita juga senang dengan persatuan umat di bawah kepemimpinan mereka dengan dengan adil dan kita juga harus membenci perpecahan ummat yang terjadi karena kedhaliman yang mereka lakukan.
Ketulusan kepada pemimpin juga dilakukan dengan cara membantu mereka agar senantiasa berada dalam kebenaran dengan cara mengingatkan mereka dengan cara yang bijak. Karena tidak ada kebaikan bagi masyarakat yang tidak mau menasehati penguasanya ats kedhaliman yang mereka lakukan.
Nasehat kepada kaum muslimin dapat dilakukan dengan cara menuntun mereka kepada berbagai hal yang membawa kebaikan dunia dan akhiratnya. Sangat disayangkan pada zaman sekarang ini banyak di antara kaum muslimin yang mengabaikan tugas ini . mereka tidak mau menasehati muslim yang lain khususnya yang berkaitan dengan perkara agama dan akhirat.
Nasehat yang dilakukan sebenrnya tidak terbatas dengan ucapan saja. Akan tetapi juga harus diikuti dengan amalan kebaikan. Dengan demikian maka nasehat tersebut akan terlihat nyata dalam masyarakat muslim. Sebagai penutup keburukan, pelengkap kekurangan, pencegahan dari bahaya, pengambilan manfaat, amar ma’ruf dan nahi munkar, penghormatan terhadap yang besar, kasih sayang terhadap yang lebih kecil dan menghindari penipuan dan kebencian terhadap sesama muslim. Meskipun harus mengorbankan jiwa dan harta kita.
Adapun nasehat yang paling baik dilakukan adalah ketika seseorang dimintai nasehat darinya sebagaimana sabda Rasulullah bahwa di antara hak seorang muslim adalah “memberikan nasehat kepadanya ketika dia meminta nasehat”. Termasuk nasehat yang tulus dilakukan adalah dilakukan pada saat orang tersebut tidak ada dihadapannya. Ini dilakukan dengan cara menolong dan membelanya dari rongrong orang lain. ini adalah ketulusan yang sebenarnya sebagaimana sabda Rasulullah “Sesungguhnya termasuk hak seorang muslim terhadap muslim yang lain adalah tetap tulus kepada meskipun tidak ada dihadapannya”.
Para ulama salaf menjelaskan seperti Imam Hasan Al-Bashri bahwa sesungguhnya engkau belum terhitung menasehati saudaramu, sebelum engkau menyuruhnya untuk sesuatu yang ia belum mampu melakukannya. Abu Bakar al-Mazni berkata: “Yang menjadikan Abu Bakar Ash-Shiddiq lebih tinggi derajatnya dari pada shahabat Nabi lainnya bukanlah puasa dan shalatnya, akan tetapi karena ada sesuatu dihatinya yaitu kecintaan kepada Allah dan memberi nasehat kepada segenap makhluknya”. Bahkan Fudhail bin Iyadh berkata: “Kemuliaan yang diperoleh oleh generasi kami bukanlah karena shalat dan puasa, melainkan karena murah hati, lapang dada dan suka memberi Nasehat”.
Adapun adab yang harus dipenuhi dalam memberikan nasehat dalam islam adalah menasehati saudaranya dengan tidak diketahui orang lain. karena barangsiapa yang menutupi keburukan saudaranya, maka Allah akan menutupi keburukannya di dunia dan di akhirat. Sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menasehati seseorang dan hanya ada mereka berdua, maka itulah nasehat yang sebenarnya. Barangsiap yang menasehati saudaranya di depan banyak orang maka yang demikian itu mencela dan merendahkan orang yang dinasehati”.
Bahkan Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa seorang mukmin adalah orang yang menutupi aib dan menasehati saudaranya. Sedangkan seorang yang fasik adalah orang yang merusak dan mencela saudaranya.
Nasehat kepada kitab Allah maksudnya adalah mengimplementasikannya dalam bentuk keyakinan kepada kitab samawi yang diturunkan oleh Allah. Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab penutup yang sempurna dari semua kitab Allah tersebut. Al-qur’an merupakan kalam Allah yang bersifat mukjizat yang senantiasa terpelihara baik dari segi hafalan maupun tulisan. Allah sendirilah yang menjaganya sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat yang kesembilan.
Lebih rincinya kecintaan dengan tulus kepada Al-Qur’an itu diwujudkan dengan beberapa hal sebagai berikut:
- membaca dan menghafalnya
- membaca dengan tartil sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah
- mentadabburi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap ayat dari surat-surat yang ada dalam al-qur’an
- mengajarkan al-qur’an kepada generasi muslim lainnya.
- Memahami dan mengamalkan isi al-qur’an
- Menjaga dan mempertahankan al-qur’an dari ronrongan orang kafir dan golongan yang membenci Islam dan kaum muslim
Ketulusan kepada Rasul juga dapat diwujudkan dengan mempelajari sirah kehidupan beliau untuk menjadi teladan dalam masalah perilaku dalam hidupnya dan juga adab-adab beliau. Kemudia dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah, senantiasa mengambil pelajaran dari setiap hadits beliau dalam menjalani kehidupan kita.
Nasehat kepada para pemimpin. Yang dinamakan dengan pemimpin kaum muslimin adalah para penguasa, wakil-wakilnya dan para ulama. Ketulusan yang dilakukan kepada pemimpin kaum muslimin adalah dengan menyukai kebaikan yang mereka lakukan. Menyukai kebenaran dan keadilan yang mereka tegakkan bukan menyukai atau mencintai individunya. Kita harus mencintai mereka karena dengan kepemimpinannya, maka kemeslahatan kita bisa terpenuhi. Kita juga senang dengan persatuan umat di bawah kepemimpinan mereka dengan dengan adil dan kita juga harus membenci perpecahan ummat yang terjadi karena kedhaliman yang mereka lakukan.
Ketulusan kepada pemimpin juga dilakukan dengan cara membantu mereka agar senantiasa berada dalam kebenaran dengan cara mengingatkan mereka dengan cara yang bijak. Karena tidak ada kebaikan bagi masyarakat yang tidak mau menasehati penguasanya ats kedhaliman yang mereka lakukan.
Nasehat kepada kaum muslimin dapat dilakukan dengan cara menuntun mereka kepada berbagai hal yang membawa kebaikan dunia dan akhiratnya. Sangat disayangkan pada zaman sekarang ini banyak di antara kaum muslimin yang mengabaikan tugas ini . mereka tidak mau menasehati muslim yang lain khususnya yang berkaitan dengan perkara agama dan akhirat.
Nasehat yang dilakukan sebenrnya tidak terbatas dengan ucapan saja. Akan tetapi juga harus diikuti dengan amalan kebaikan. Dengan demikian maka nasehat tersebut akan terlihat nyata dalam masyarakat muslim. Sebagai penutup keburukan, pelengkap kekurangan, pencegahan dari bahaya, pengambilan manfaat, amar ma’ruf dan nahi munkar, penghormatan terhadap yang besar, kasih sayang terhadap yang lebih kecil dan menghindari penipuan dan kebencian terhadap sesama muslim. Meskipun harus mengorbankan jiwa dan harta kita.
Adapun nasehat yang paling baik dilakukan adalah ketika seseorang dimintai nasehat darinya sebagaimana sabda Rasulullah bahwa di antara hak seorang muslim adalah “memberikan nasehat kepadanya ketika dia meminta nasehat”. Termasuk nasehat yang tulus dilakukan adalah dilakukan pada saat orang tersebut tidak ada dihadapannya. Ini dilakukan dengan cara menolong dan membelanya dari rongrong orang lain. ini adalah ketulusan yang sebenarnya sebagaimana sabda Rasulullah “Sesungguhnya termasuk hak seorang muslim terhadap muslim yang lain adalah tetap tulus kepada meskipun tidak ada dihadapannya”.
Para ulama salaf menjelaskan seperti Imam Hasan Al-Bashri bahwa sesungguhnya engkau belum terhitung menasehati saudaramu, sebelum engkau menyuruhnya untuk sesuatu yang ia belum mampu melakukannya. Abu Bakar al-Mazni berkata: “Yang menjadikan Abu Bakar Ash-Shiddiq lebih tinggi derajatnya dari pada shahabat Nabi lainnya bukanlah puasa dan shalatnya, akan tetapi karena ada sesuatu dihatinya yaitu kecintaan kepada Allah dan memberi nasehat kepada segenap makhluknya”. Bahkan Fudhail bin Iyadh berkata: “Kemuliaan yang diperoleh oleh generasi kami bukanlah karena shalat dan puasa, melainkan karena murah hati, lapang dada dan suka memberi Nasehat”.
Adapun adab yang harus dipenuhi dalam memberikan nasehat dalam islam adalah menasehati saudaranya dengan tidak diketahui orang lain. karena barangsiapa yang menutupi keburukan saudaranya, maka Allah akan menutupi keburukannya di dunia dan di akhirat. Sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menasehati seseorang dan hanya ada mereka berdua, maka itulah nasehat yang sebenarnya. Barangsiap yang menasehati saudaranya di depan banyak orang maka yang demikian itu mencela dan merendahkan orang yang dinasehati”.
Bahkan Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa seorang mukmin adalah orang yang menutupi aib dan menasehati saudaranya. Sedangkan seorang yang fasik adalah orang yang merusak dan mencela saudaranya.