Memahami Hadits Berpedoman Pada Sebab, Hubungan dan Tujuannya
Di antara manifestasi dari pemahaman yang baik terhadap Hadits memperhatikan sebab-sebab khusus yang menjadi dasar diucapkannya hadits oleh Rasulullah atau keterikatannya dengan alasan tertentu yang tertulis di dalam hadits atau dipahami dari kesimpulannya dan dari realita konteks hadits tersebut.
Orang yang mengkaji secara mendalam akan mendapatkan bahwa sebagian hadits ada yang berdasarkan situasi dan kondisi tertentu untuk merealisasikan kepentingan bersama, atau menghindari kerusakan tertentu, atau mencari solusi terhadap pemahaman yang tengah berlangsung pada saat itu.
Ini berarti bahwa hukum yang terkandung dalam sebuah hadits terkadang tampak bersifat umum dan berlaku selamanya. Akan tetapi setelah dikaji dengan teliti ternyata berdasarkan suatu alasan di mana hukum tersebut menjadi tidak berlaku lagi bila alasannya sudah tidak ada dan tetap berlaku selama alasan tersebut masih ada.
Ini memerlukan pemahaman yang mendalam, kajian yang teliti, menguasai nash-nash, pengetahuan yang jelas tentang tujuan syari’at, hakikat agama, disertai keberanian yang beradab, kekuatan jiwa untuk mengatakan kebenaran secara tegas walaupun harus berseberangan dengan apa yang sudah diketahui orang secara umum dan turun-temurun. Ini bukanlah hal yang mudah. Ini sebagaimana yang terjadi pada syekhul Islam Ibnu Taimiyah yang karena memiliki sifat tersebut telah menimbulkan permusuhan banyak ulama terhadap beliau pada masa hidupnya yang membuat makar kepadanya sehingga mereka berhasil menjebloskan beliau kepenjara lebih dari sekali. Dan Ibnu Taimiyah menghembuskan nafas terakhir di dalam penjara.
Untuk memahami hadits dengan benar dan mendalam,haruslah mengetahui hubungan – hubungan dalam konteks nashnya yang memberikan penjelasan tentang kondisi dan situasi sehingga maksud dari hadits tersebut dapat ditentukan dengan pasti . yang paling penting adalah tidak memberikan peluang terhadap dugaan-dugaan sepintas atau pengertian eksplisit yang bukan maksud yang sebenarnya.
Semua orang tau bahwa para ulama kita telah menyatakan sebagian faktor yang dapat membantu untuk memahami a-Quran yang baik adalah mengetahui sebab-sebab turunnya (Asbabun Nuzul), sehingga tidak terjerumus kedalam kesalahan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum khawarij dan lainnya yang ekstrem yang mengambil ayat-ayat yang diturunkan tentang kaum musyrikin lalu mereka terapkan terhadap orang yang beriman. Oleh karena itu Ibnu Umar menilai mereka sebagai makhluk yang paling jahat karena telah berani merubah kitab Allah dari maksud yang diturunkannya.
Bila sebab-sebab diturunkannya al-Qur’an sangat diperlukan oleh orang yang hendak memahami dan menafsirkannya, maka begitu juga dengan sebab-sebab diucapkannya hadits oleh Rasulullah (Asbabul Wurud Hadits) lebih diperlukan lagi.
Hal itu dikarenakan al-Qur’an secara prinsip bersifat umum dan abadi. Bukan kebiasaan Al-Qur’an menyajikan hal-hal yang bersifat parsial dan temporal. Akan tetapi hadits Nabawi, selain banyak mengandung hal-hal yang ersifat khusus juga fungsi hadits adalah menjelaskan hal-hal yang detil di mana hal tersebut tidak terdapat di dalam al-Qur’an.
Maka harus dibedakan antara yang khusus dengan yang umum, antara yang sifatnya temporal dengan yang bersifat abadi, antara yang parsial dengan yang universal,karena masin-masing memiliki hukumnya tersendiri. Memperhatikan konteks, hubungan dan sebab akibat dalam hadits akan dapat membantu seseorang untuk mendapatkan pemahaman yang benar dalam memahami hadits dan lebih dekat kepada petunjuk dari Allah.