Urgensi Hadits Dalam Lapangan Dakwah
As-Sunnah An-Nabawiyah adalah sumber hukum yang tidak pernah kering dan harta qarun yang tidak akan pernah habis. As-Sunnah juga menjadi sumber bagi para juru dakwah dalam menyampaikan khutbah ataupun menyeru manusia kejalan Islam.
Di dalam As-Sunnah An-Nabwiyah terdapat pengarahan yang pasti, argumentasi yang mematahkan,kata-kata bijak dalam dalam maknanya, ucapan yang universal, nasehat yang sangat efektif, perumpamaan-perumpamaan yang dapat dijadikan kaca perbandingan, kisah yang mengandung banyak ibrah, berbagai macam perintah dan larangan, janji dan ancaman, anjuran dan peringatan yang dapat menjadikan hati yang keras menjadi lembut, dapat menggerakkan kemauan yang sudah beku dan dapat membangun akal yang sudah terlena.
Note:
Kutipan dari Buku: Metode Memahami Sunnah dengan Benar karangan Yusuf Al-Qardhawi
Di dalam As-Sunnah An-Nabwiyah terdapat pengarahan yang pasti, argumentasi yang mematahkan,kata-kata bijak dalam dalam maknanya, ucapan yang universal, nasehat yang sangat efektif, perumpamaan-perumpamaan yang dapat dijadikan kaca perbandingan, kisah yang mengandung banyak ibrah, berbagai macam perintah dan larangan, janji dan ancaman, anjuran dan peringatan yang dapat menjadikan hati yang keras menjadi lembut, dapat menggerakkan kemauan yang sudah beku dan dapat membangun akal yang sudah terlena.
Seorang da’i akan mendapatkan perbendaharaan bahan yang berlimpah dalam As-Sunnah untuk dijadikannya sebagaai bekal. Dengan pengetahuannya terhadap Al-Qur’an, ia dapat mencapai tujuannya yang azasi dalam berdakwah dan memberikan bimbingan kepada ummat. Buku-buku As-Sunnah yang harus diprioritaskan oleh para juru dakwah adalah Ash-Shahihaini (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim). Karena ia diterima oleh seluruh ummat dan tidak mendapatkan kritikan kecuali beerapa haditsnya saja dan semua kritikan tersebut hanya berkenaan dengan format dan teknis.
Buku-buku As-Sunnah yang harus dipilih berikutnya adalah seperti As-Sunan Al-Arba’ah, Muaththak Imam Malik, Sunan Ad-Darimi, Shahih Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban, Mustadrak Al-Hakim Musnad Abi Ya’la, Musnad Al-Bazzar, Ma’ajid Ath-Thabrani, dan buku lainnya yang tela mendapatkan rekomendasi para kritikus Hadits tentang keshahihan dan kehasanannya. Hendaknya para da’i tidak bersandar pada hadits yang lemah dan palsu.
Berkat karunia Allah jualah, bila sejuma buku tentang As-Sunnah telah lolos penelitian para Ahli, seperti Al-Muaththa’ Imam Malik, Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, sunan Ibnu Majah dan lainya sehingga buku-buku tersebut diterbitkan dan kondisi telah diverifikasi, diberi nomor indeks atas jasanya Khadimus Sunnah Muhammad Fuad Abdul Baqi (semoga Allah merahmatinya. Demikian pula terbit buku Sunan Abi Daud dan Sunan At-Turmuzi setela diverifikasi,diberi nomor dan diindeks yang dilakukan oleh al-Ustaz Ad-Da’as.
Pekerjaan yang lebih besar dari itu adalah meakukan takhrij (peneusuran asal usul hadits), menjelaskan kedudukan Hadits, membedakan yang shahih dengan yang lemah sebagaimana yang dilakukan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani terhadap buku Shahih Ibnu Majah, Shahih At-Turmuzi dan Shahih An-Nasa’i dan lainnya. Sebelum itu juga telah diterbitkan Musnad Imam Ahmad dalam lima jilid yang telah mengalami verifikasi dan takhrij oleh ‘Allamah Ahmad Muhammad Syakir, hampir mencapai sepertiga buku dan juga masih banyak sekali buku lainnya yang harus menjadi rujukan para juru dakwah dalam mendalami keilmuan Islam agar tetap dan benar dalam berdakwah sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad.
Di antara buku penting yang sering kali mengalami cetak ulang tetapi belum diverifikasi dan ditakhrij adalah Musnad Al-Hakim (wafat tahun 405 H) dan ringkasannya yang ditulis oleh Az-zahabi (wafat tahun 748 H). Buku lainnya yang penting adalah Zaadul Ma’ad karangan Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 H) yang diverifikasi oleh Syu’aib al-Arnauth. Selanjutnya adalahbuku Riadhussalihin karangan Imam An-Nawawi (wafat tahun 676 H), merupakan buku yang sangat bermanfaat telah diverifikasi dan ditakhrij oleh Al-Albani dan juga oleh al_arnauth.
Di antara buku kecil dan sangat populer Al-‘Arba’in An-nawawiyah mendapat banyak penjelasan. Akan tetapi yang paling besar, paling luas dan paling bermanfaat adalah yang tertulis Oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali (wafat tahun 795) yang berjudul Jaami’ul Uluum wal Hikam dan ia melengkapi keempat puluh Hadits tersebut menjadi lima puluh dan sudah diverifikasi Dr.Muhammad al_ahmadi Abu An-Nur.
Di antara buku-buku yang bermanfaat yang menjelaskan tentang rahasia dan kebijaksanaan agama dan sosial yang terdapat dibalik hadits-hadits adalah buku Hujjatullah Al-Balighah,karangan Ad-Dahlawi (wafat tahun 1176 H).
Juru dakwah yang mempunyai pandangan jeli, pasti akan tahu buku-buku yang diperlukan lebih sekedar sumber-sumber Hadits. Tidak diragukan lagi bahwa buku-buku tentang bab Iman dan tauhid, ibadah, ilmu, adab, zuhud, zikir, do’a, Al-Qur’an dan lainnya adalah lebih menarik perhatian juru dakwah dibandingkan buku berkenaan dengan hadits menyakut masalah hukum. Walaupun demikian para juru dakwah yang berwawasan luas akan mengambil pelajaran dari semua bab Hadits.
Buku-buku As-Sunnah yang harus dipilih berikutnya adalah seperti As-Sunan Al-Arba’ah, Muaththak Imam Malik, Sunan Ad-Darimi, Shahih Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban, Mustadrak Al-Hakim Musnad Abi Ya’la, Musnad Al-Bazzar, Ma’ajid Ath-Thabrani, dan buku lainnya yang tela mendapatkan rekomendasi para kritikus Hadits tentang keshahihan dan kehasanannya. Hendaknya para da’i tidak bersandar pada hadits yang lemah dan palsu.
Berkat karunia Allah jualah, bila sejuma buku tentang As-Sunnah telah lolos penelitian para Ahli, seperti Al-Muaththa’ Imam Malik, Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, sunan Ibnu Majah dan lainya sehingga buku-buku tersebut diterbitkan dan kondisi telah diverifikasi, diberi nomor indeks atas jasanya Khadimus Sunnah Muhammad Fuad Abdul Baqi (semoga Allah merahmatinya. Demikian pula terbit buku Sunan Abi Daud dan Sunan At-Turmuzi setela diverifikasi,diberi nomor dan diindeks yang dilakukan oleh al-Ustaz Ad-Da’as.
Pekerjaan yang lebih besar dari itu adalah meakukan takhrij (peneusuran asal usul hadits), menjelaskan kedudukan Hadits, membedakan yang shahih dengan yang lemah sebagaimana yang dilakukan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani terhadap buku Shahih Ibnu Majah, Shahih At-Turmuzi dan Shahih An-Nasa’i dan lainnya. Sebelum itu juga telah diterbitkan Musnad Imam Ahmad dalam lima jilid yang telah mengalami verifikasi dan takhrij oleh ‘Allamah Ahmad Muhammad Syakir, hampir mencapai sepertiga buku dan juga masih banyak sekali buku lainnya yang harus menjadi rujukan para juru dakwah dalam mendalami keilmuan Islam agar tetap dan benar dalam berdakwah sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad.
Di antara buku penting yang sering kali mengalami cetak ulang tetapi belum diverifikasi dan ditakhrij adalah Musnad Al-Hakim (wafat tahun 405 H) dan ringkasannya yang ditulis oleh Az-zahabi (wafat tahun 748 H). Buku lainnya yang penting adalah Zaadul Ma’ad karangan Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 H) yang diverifikasi oleh Syu’aib al-Arnauth. Selanjutnya adalahbuku Riadhussalihin karangan Imam An-Nawawi (wafat tahun 676 H), merupakan buku yang sangat bermanfaat telah diverifikasi dan ditakhrij oleh Al-Albani dan juga oleh al_arnauth.
Di antara buku kecil dan sangat populer Al-‘Arba’in An-nawawiyah mendapat banyak penjelasan. Akan tetapi yang paling besar, paling luas dan paling bermanfaat adalah yang tertulis Oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali (wafat tahun 795) yang berjudul Jaami’ul Uluum wal Hikam dan ia melengkapi keempat puluh Hadits tersebut menjadi lima puluh dan sudah diverifikasi Dr.Muhammad al_ahmadi Abu An-Nur.
Di antara buku-buku yang bermanfaat yang menjelaskan tentang rahasia dan kebijaksanaan agama dan sosial yang terdapat dibalik hadits-hadits adalah buku Hujjatullah Al-Balighah,karangan Ad-Dahlawi (wafat tahun 1176 H).
Juru dakwah yang mempunyai pandangan jeli, pasti akan tahu buku-buku yang diperlukan lebih sekedar sumber-sumber Hadits. Tidak diragukan lagi bahwa buku-buku tentang bab Iman dan tauhid, ibadah, ilmu, adab, zuhud, zikir, do’a, Al-Qur’an dan lainnya adalah lebih menarik perhatian juru dakwah dibandingkan buku berkenaan dengan hadits menyakut masalah hukum. Walaupun demikian para juru dakwah yang berwawasan luas akan mengambil pelajaran dari semua bab Hadits.
Note:
Kutipan dari Buku: Metode Memahami Sunnah dengan Benar karangan Yusuf Al-Qardhawi