Abdul Fattah Barakah, Ulama Akidah dan Duta Al-Azhar
Abdul Fattah Barakah adalah seorang ulama yang sangat banyak menjelaskan tentang "Peradaban" yaitu dengan cara pembangunan akal dan hati. itu sangat nsering beliau sampaikan ketika beliau bicara tentang pembangunan peradaban manusia.
Bicara soal peradaban, beliau memiliki segudang pengalaman menjelajah berbagai belahan bumi Allah untuk sebuah misi besar yang mulia, "Mempelajari keadaan dan kebutuhan umat Islam di sana", (papar beliau). Baik dalam kunjungan pribadi maupun mendampingi guru-guru beliau para ulama besar.
Sebut saja misalnya: mendampingi Imam Akbar Syaikhul Azhar Prof. Dr. Abdul Halim Mahmud dalam kunjungannya ke USA menyambangi sejumlah Islamic Center di sana. Nampaknya tercatat menjadi salah satu kunjungan bersejarah. Bahkan waktu itu Syekh Mahmud Khalil al-Khushari (qari' legendaris Mesir) yang ikut dalam kunjungan tersebut juga berkesempatan membacakan al-Quran dalam sebuah seremonial khusus yang diselenggarakan Kongres Amerika untuk menghormati Syaikhul Azhar.
Beliau pernah juga mengunjungi kota-kota besar di Australia (Sidney, Canberra dan Melbourne) bersama Prof. Dr. Ali Sami al-Nasyar, salah seorang pemikir besar Mesir.
Tidak ketinggalan kunjungan ke negara-negara lain seperti Pakistan, India, Kanada, Swedia, Jepang, Rusia dan sebagainya.
Ada satu hal yang menarik, ternyata beliau adalah salah satu delegasi Mesir untuk Kongres Mahasiswa Asia Afrika di Bandung tahun 1956 (setahun setelah KAA Bandung). Selesai Kongres Mahasiswa di Bandung, beliau langsung terbang ke Cina sebagai delegasi mahasiswa Mesir yang mendapat kesempatan berkunjung ke Cina selama sebulan.
Tahun berikutnya, beliau menjadi salah satu dari lima delegasi mahasiswa Mesir untuk konferensi pemuda di Uni Soviet.
Dalam kunjungan-kunjungan tersebut, kebanyakan beliau bertindak sebagai peserta konferensi/muktamar. Menariknya, beliau tidak 'berangkat sendiri', melainkan diutus langsung oleh Syaikhul Azhar sebagai utusan al-Azhar. Beliau menuliskan ulasan-ulasan untuk kunjungan-kunjungannya dan menyampaikannya kepada Syaikhul Azhar.
Perjalanan akademis Prof. Dr. Abdul Fattah Barakah setelah meraih gelar doktoral dalam ilmu akidah di Universitas al-Azhar adalah lintas negara; pernah mengajar di Makkah, Somalia, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak (Baghdad) dan Kanada. Selain mengabdi pada almamater tercintanya, fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar.
Selain mengajar di kampus beliau juga bekerja sebagai staff ahli di kantor beberapa Grand Syekh al-Azhar. Beliau juga pernah mengemban amanah sebagai Sekretaris Jenderal Islamic Research Center milik al-Azhar.
Karya tulis? Jangan tanya. Betapa banyak; mulai dari buku, tahkikan kitab dan paper2.
Meskipun harus selalu bisa berkompromi dengan waktu selesai ngaji dengan Syekh Ahmad Ma`bad di Jami` al-Azhar untuk bisa lanjut hadir di majelis Syekh Abdul Fattah Barakah (bahkan lumayan sering tidak berhasil), rasanya senang sekali kalau duduk di majelis beliau di Madhyafah Syekh Ismail al-Adawi (salah satu tempat ngaji kitab dengan ulama al-Azhar di luar Jami` al-Azhar). Permasalahan akidah dengan gaya pembahasan yang rumit (dan hal tsb waktu itu merupakan 'something new' bagi saya), selalu Syekh Abdul Fattah Barakah bisa menyederhakan dan memudahkannya.
Syekh Abdul Fattah Barakah sempat gerah/sakit, bahkan sudah divonis dokter (kalau tidak salah dengar dari beliau sendiri ketika menjadi presentator dalam muktamar tajdid) tidak boleh membaca! Akhirnya setelah khataman kitab akidah, beliau lama tidak ngajar ngaji kitab.
Padahal kerendahan hati dan keramahan beliau sungguh ngangeni. Tiap salaman habis ngaji, sambil tersenyum beliau selalu menepuk-nepuk punggung para murid yang menyalami, layaknya seorang Simbah dengan cucu-cucunya.
Membaca kisah hidup beliau, terbanyang seorang ulama yang sejak muda selalu mengisi waktunya dengan urusan-urusan keilmuan dan keumatan kelas tinggi. Dianugerahi Allah sukses menuntut ilmu, sukses pula mengemban amanah sebagai duta al-Azhar. Semoga kecipratan ilmu dan akhlak beliau...
Abdul Fattah Barakah wafat pada Hari Rabu, 30 Juni 2021 Masehi. (Semoga Allah mencurahkan rahmat dan maghfirah kepada beliau, serta menempatkan beliau di surga firdaus yang tertinggi)