Kebutuhan Kaum Muslimin Terhadap As-Sunnah an-Nabawiyyah
As-Sunnah an-Nabawiyyah yang merupakan sumber terpelihara kedua petunjuk kaum Muslimin, referensi setelah al-Qur'an dalam lapangan syari'ah, hukum dan fiqih, dan dalam lapangan da'wah, pendidikan dan bimbingan memerlukan dedikasi yang sesuai dengan kedudukan Rasululullah sebagai teladan Ummat. Sebagaimana Sunnah juga memiliki kedudukan yang istimewa di mata umat Islam pada permulaan abad kelima belas hijriah dan di awal abad kedua puluh satu masehi . Yaitu dedikasi yang memerlukan kerja sama antara berbagai yayasan Islam dalam bidang keilmuan sehingga as-Sunnah tampak sebagaimana mestinya.
As-Sunnah memerlukan adanya ensiklopedi yang mencakup seluluruh hal yang berhubungan dengan hadits. Seperti berkenaan tentang rijaa-lu-l-Hadiits, memuat semua perawi, lengkap dengan deskripsi dan pengenalan tentang mereka. Yang lebih penting juga berkenaan tentang penilaian dapat dipercaya atau lemahnya, sampai juga perawi-perawi yang memalsukan hadits.
Dan ensiklopedi lainnya yang memuat matan hadits lengkap dengan sanad dan semua jalannya, yang mencakup semua as-Sunnah yang diriwayatkan dan dihubungkan kepada Rasulullah saw, dari setiap yang diduga yang memungkinkan, sumber-sumber yang dicetak dan berbagai manuskrip yang ditulis sampai akhir dua pertiga abad kelima hijriah. Kedua ensiklopedi ini sebagai persiapan ensiklopedi ketiga yaitu tujuan utama dari karya besar ini, yaitu ensiklopedi hadits-hadits shahih dan hasan yang disaring dari ensiklopedi sebelumnya yang bersifat universal, sesuatu dengan kriteria ilmiah yang teliti yang kaidah- kaidahnya dibuat oleh tokoh-tokoh ulama terdahulu yang patut diakui olch ulama-ulama sekarang.
Ensiklopedia ini harus disusun dengan klasifikasi baru yang menyeluruh, diberi indeks moderen yang mencakup segala bidang, disusun dengan sistematika yang dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu keagamaan, kemanusiaan, sosial dan ilmu-ilmu lainnya yang dibahas dalam as-Sunnah dan berguna untuk para peneliti dalam berbagai lapangan. Untuk membantu terealisasikannya hal ini adalah dengan menggunakan piranti-piranti canggih masa kini seperti komputer yang menurut salah seorang rekan adalah Penghafal Masa Kini. Sebenarnya kemampuan piranti ini bukan sekedar penghafal, tetapi dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmiah yang besar, teliti dan beraneka ragam yang belum pernah disentuh oleh orang-orang terdahulu bahkan terlintaspun dalam benaknya belum.
Kita mengharap kepada Markaz Buhuuts as-Sunnah wa-s-Siirah di Qathar untuk bekerja sama dengan markas dan yayasan-yayasan yang bekerja dalam lapangan yang sama. Kemudian as-Sunnah juga memerlukan syarah-syarah baru yang semakin memperjelas kebenaran yang masih terhalang, meluruskan pemahaman-pemahaman yang keliru, membantah keraguan dan tuduhan-tuduhan batil yang ditulis dengan bahasa dan logika orang sekarang. Al-Qur'an pada masa sekarang ini telah sering menjadi
Objek kajian para ulama terkemuka, dengan menafsirkan dan mengambil kesimpulan dan diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan pemikiran masa kini yang dilengkapi kupasan pengetahuan dan kebudayaan se- hingga dapat banyak dicerna manusia masa kini. Hal itu kami lihat dalam penafsiran Muhammad Rasyid Ridla, Jamaluddin al-Afghani, Ath-Thahir bin 'Asyur, Abul A'la al-Maududi, Sayid Quthub, Mahmud Syaltut, dll. Sementara as-Sunnah terutama Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim belum mendapat syarah dari ulama- ulama seperti mereka yang memadukan antara keaslian dan pembaharuan. Ada usaha yang patut disyukuri dalam mensyarah keempat kitab as-Sunnah yang dilakukan oleh ulama- ulama India dan Pakistan. Akan tetapi lebih cenderung menukil dan bertaklid kepada para pendahulunya sehingga tidak dapat berdialog dengan para intelektual masa kini.
Semoga Allah melimpahkan taufiq dan hidayah- Nya kepada para juru da'wah terkemuka untuk mensyarah Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dengan syarah ilmiah yang sesuai dengan pemikiran masa sekarang sehingga dapat memperkaya kebudayaan Islam. Dan akhir do'a kita adalah mengucapkan alhamdulillahi rabbi-l-'aalamiin, segala puji hanyalah bagi Allah Rabb semesta alam.
Objek kajian para ulama terkemuka, dengan menafsirkan dan mengambil kesimpulan dan diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan pemikiran masa kini yang dilengkapi kupasan pengetahuan dan kebudayaan se- hingga dapat banyak dicerna manusia masa kini. Hal itu kami lihat dalam penafsiran Muhammad Rasyid Ridla, Jamaluddin al-Afghani, Ath-Thahir bin 'Asyur, Abul A'la al-Maududi, Sayid Quthub, Mahmud Syaltut, dll. Sementara as-Sunnah terutama Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim belum mendapat syarah dari ulama- ulama seperti mereka yang memadukan antara keaslian dan pembaharuan. Ada usaha yang patut disyukuri dalam mensyarah keempat kitab as-Sunnah yang dilakukan oleh ulama- ulama India dan Pakistan. Akan tetapi lebih cenderung menukil dan bertaklid kepada para pendahulunya sehingga tidak dapat berdialog dengan para intelektual masa kini.
Semoga Allah melimpahkan taufiq dan hidayah- Nya kepada para juru da'wah terkemuka untuk mensyarah Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dengan syarah ilmiah yang sesuai dengan pemikiran masa sekarang sehingga dapat memperkaya kebudayaan Islam. Dan akhir do'a kita adalah mengucapkan alhamdulillahi rabbi-l-'aalamiin, segala puji hanyalah bagi Allah Rabb semesta alam.