Materi Surat Al-Kautsar
1. Membaca Surat Al-Kautsar
Surat Al-Kautsar merupakan merupakan surah ke 108 dalam al-Qur 'an. Surah Al-Kautsar terdiri dari 3 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Makkah. Surah ini disebut Al-Kautsar yang artinya "Nikmat yang banyak". Surah Al-Kautsar diturunkan setelah surah Al-‘Adiyat.
Ayo, kita baca surah Al-Kautsar berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:
Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat Al-Kautsar, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya
Sebelum membaca surah Al-Kautsar, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.
Cermati dan tirukan pelafalan surah Al-Kautsar di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.
2. Mengartikan kosa-kata surat Al-Kautsar:
Terjemahan:
Dalam surah ini Allah swt. menjelaskan telah memberikan nikmat yang banyak kepada Nabi Muhammad saw. Allah menganugerahkan perasaan istiqamah kepada nabi Muhammad saw., karena beliau tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Allah menganugerahkan perasaan ikhlas kepada Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan salat. Allah telah menganugerahkan kepada Nabi Muhammad saw. sifat tidak bakhil artinya mau mengeluarkan sedekah kepada fakir miskin.
Allah swt. menurunkan surah Al-Kausar ini untuk menguatkan pendirian Rasulullah dari ejekan, cemoohan, dan tipu daya kaum musyrikin di Mekah dan kaum munafik di Madinah. Mereka menuduh kalau pengikut Nabi Muhammad saw, hanyalah orang yang biasa dan orang yang lemah. Kalau ada keluarga Nabi yang meninggal dunia dan apabila kaum Muslimin tertimpa musibah, kaum musyrikin dan kaum munafik memperolokkan dan merasa gembira.
Allah menegaskan, bahwa surah ini adalah sebagai jawaban atas tipu daya kaum Musyrikin. Sehingga mereka mengetahui bahwa Rasulullah saw. berdiri sebagai pemenang, dan para pengikutnya menjadi orang-orang yang beruntung.
Surah ini memberikan anjuran dan penegasan pada kita untuk mendirikan salat dan berkurban, sebagai wujud dari meneladani Nabi Muhammad saw.
Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat Al-Kautsar, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya
Sebelum membaca surah Al-Kautsar, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.
Cermati dan tirukan pelafalan surah Al-Kautsar di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.
2. Mengartikan kosa-kata surat Al-Kautsar:
LAFADH |
ARTI |
LAFADH |
ARTI |
إِنَّا |
Sesungguhnya kami |
أَعْطَيْنَاكَ |
Kami telah memberimu (Muhammad) |
الْكَوْثَرَ |
Nikmat yang banyak |
فَصَلِّ |
Maka laksanakan shalat |
لِرَبِّكَ |
Kepada Tuhanmu |
وَ |
dan |
انْحَرْ |
berkorbanlah |
إِنَّ |
sesungguhnya |
شَانِئَكَ |
membencimu |
هُوَ |
dialah |
الْأَبْتَرُ |
Yang terputus |
|
|
Terjemahan:
- Sesungguhnya kami telah berikan kepadamu Al Kautsar
- Maka dirikanlah Shalar karena Tuhanmu dan berkorbanlah
- Sesungguhnya orang yang membencinu dialah yang terputus
3. Kandungan Isi Surat Al-Kautsar
Dalam surah ini Allah swt. menjelaskan telah memberikan nikmat yang banyak kepada Nabi Muhammad saw. Allah menganugerahkan perasaan istiqamah kepada nabi Muhammad saw., karena beliau tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Allah menganugerahkan perasaan ikhlas kepada Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan salat. Allah telah menganugerahkan kepada Nabi Muhammad saw. sifat tidak bakhil artinya mau mengeluarkan sedekah kepada fakir miskin.
Allah swt. menurunkan surah Al-Kausar ini untuk menguatkan pendirian Rasulullah dari ejekan, cemoohan, dan tipu daya kaum musyrikin di Mekah dan kaum munafik di Madinah. Mereka menuduh kalau pengikut Nabi Muhammad saw, hanyalah orang yang biasa dan orang yang lemah. Kalau ada keluarga Nabi yang meninggal dunia dan apabila kaum Muslimin tertimpa musibah, kaum musyrikin dan kaum munafik memperolokkan dan merasa gembira.
Allah menegaskan, bahwa surah ini adalah sebagai jawaban atas tipu daya kaum Musyrikin. Sehingga mereka mengetahui bahwa Rasulullah saw. berdiri sebagai pemenang, dan para pengikutnya menjadi orang-orang yang beruntung.
Surah ini memberikan anjuran dan penegasan pada kita untuk mendirikan salat dan berkurban, sebagai wujud dari meneladani Nabi Muhammad saw.
4. Tafsir Surat Al-Kautsar
Berhubungan dengan surat Al-Kautsar ini maka Berkata Imam Ahmad mengenai hadits dari Anas bin Malik:
Dari Anas bin Malik, berkata, Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam sedang tertidur ringan (mengantuk), kemudian beliau mengangkat kepalanya dan tersenyum, para sahabat bertanya beliau, mengapa engkau tertawa, Wahai Rasulullah ? beliau menjawab: " Baru ini telah diturunkan kepadaku suatu surat, " lalu beliau membacakan surat Al-Kautsar dari ayat pertama hingga akhir surat ini, beliau bersabda: " Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu ? " mereka menjawab, Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: " Yaitu sebuah sungai yang telah diberikan kepadaku disurga, pada sungai itu terdapat banyak kebaikan, dari sungai itu umatku akan mengambil air pada hari kiamat. " (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Abu Daud dan An Nasa'i)
Sebagian besar ahli Qira'ah (bacaan) menjadikan hadits ini sebagai dalil dan sebagai bukti bahwa surat ini diturunkan di Madinah dan sebagian besar ahli Fiqh menjadikan hadits ini sebagai bukti bahwa bacaan Bismillah " adalah bagian dari surat ini, karena bacaan " Bismillah " diturunkan bersamaan dengan surat ini, sedangkan firman Allah tentang Al Kautsar, maka sebagaimana diterangkan dalam hadits ini yaitu suatu sungai disurga.
Dan telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui jalur yang lain dari Anas bin Malik:
dari Anas, bahwa ia membaca ayat ini: (Surat Al-kautsar). Ia berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu ' Alaihi Wa Salam: " Telah diberikan kepadaku Al Kautsar dan ternyata ia adalah sebuah sungai yang mengalir dan tidak bercabang, pada kedua tepinya terdapat kubah yang terbuat dari mutiara, lalu aku memukulkan tanganku pada tanah sungai itu ternyata ia mempunyai aroma kesturi yang amat harum”.
Dan telah diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya dan juga Imam Muslim hadits dari Anas:
Dari Anas bin Malik, ia berkata, ketika Nabi Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam dijalankan kelangit (Mi'raj) beliau bersabda: " Aku datang pada sebuah sungai yang pada kedua tepian sungai itu terdapat kubah yang terbuat dari mutiara, maka kau bertanya: " Apakah ini Wahai Jibril ? " ia menjawab: " Ini adalah Al Kautsar. (lafazh Bukhari, hadits ini juga di kutib oleh Ibnu Jarir dalam kitab tafsir beliau Jami’ul Bayan).
Kemudian Al Bukhari berkata tentang makna Al-Kautsar dari riwayat Ibnu Abbas bahwa beliau berkata tentang Al Kautsar ia adalah kebaikan yang telah Allah berikan hanya kepadanya. Berkata Abu Basyar, Aku bertanya kepad Sa'id bin Jubair, sesungguhnya manusia telah menduga bahwa Al Kautsar adalah suatu sungai disurga, maka Sa'id berkata, sungai yang berada disurga itu adalah bagian dari kebaikan yang telah Allah berikan hanya kepadanya.
Al Bukhari meriwayatkan pula:
Dari Ibnu Abbas. berkata, Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak, berkata Ats Tsauri dari ' Atha bin As-Saib dari Sa'id bin Jubair dari Anas, ia berkata, Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Ini adalah penafsiran yang umum yang mencakup sungai serta lain-lainnya sebab Al Kautsar berasal dari kata Al Katsrah (banyak) yaitu kebaikan yang banyak, dan diantara kebaikan yang banyak itu adalah sungai sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas.
Mujahid berkata, Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak didunia dan diakhirat, berkata Ikrimah Al Kautsar adalah kenabian, Al Qur'an dan pahala diakhirat dan telah terdapat hadits shahih dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Al Kautsar adalah sungai, maka berkata Ibnu Jarir Al Kautsar adalah sungai disurga yang pada kedua tepinya terdapat emas dan perak, sungai itu mengalir pada mutiara dan intan, airnya lebih putih dari salju dan lebih manis dari madu.
Al Kautsar itu secara umum maknanya adalah kebaikan yang banyak, akan tetapi berkata Ibnu Umar bahwa ketika diturunkan ayat: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al Kautsar), bersabda Rasululullah: " Al Kautsar adalah suatu sungai disurga pada kedua tepinya terdapat emas dan perak dan mengalir diatas mutiara dan permata.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah), maknanya adalah sebagaimana Allah telah memberikan kepadamu (Muhammad dan umatnya) kebaikan yang banyak didunia dan diakhirat diantaranya adalah sungai itu yang telah diterangkan diatas, maka lhklaskanlah untuk Tuhanmu dalam melaksanakan shalat wajib dan sunnah serta dalam melaksanakan kurbanmu, maka sembahlah tuhanmu yang satu itu dan tiada sekutu bagi-Nya, dan berkurbanlah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman Allah: (Katakanlah: sesungguhnya shalarku, Ibadahku. hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah itu yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (Surat Al An'aam: 162-163).
Berkata Ibnu Abbas, Atha, Mujahid, Ikrimah dan Al Hasan yang dimaksud berkurban disini adalah menyembelih hewan. Ini adalah bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Musyrik yang melakukan untuk Allah dan menyembelih hewan tidak dengan menyebut nama tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT:
Dan janganlah kamu memakan binatang- binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan itu adalah suatu kefasikkan) (surat Al An'aam: 121).
Berkata Abu Djafar bin Jarir, yang benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah jadikanlah shalatmu seluruhnya untuk diikhlaskan kepada Tuhanmu dan bukan untuk selain Nya, dan begitu pula jadikanlah kurbanmu (hewan sembelihanmu) hanya karena Allah sebagai ungkapan terima kasihmu kepada-Nya karena apa yang telah Dia berikan kepadamu berupa kemuliaan dan kebaikan.
Pendapat yang ia ucapkan ini adalah pendapat yang paling baik, dan pendapat yang serupa ini telah disebutkan sebelumnya oleh Muhammad bin Ka'ab Al Qurzhi dan Atha. Dan firman Allah: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (membencimu dialah yang terputus), sesungguhnya orang yang membencimu wahai Muhammad dan orang yang membenci apa yang engkau bawa berupa petunjuk, kebenaran, bukti yang nyata dan cahaya yang menerangi, maka dia itu adalah orang yang paling membenci, yang paling hina dan yang paling terputus sebutannya,
Berkata Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan Qatadah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al Ash bin Wa'il, bahwa Al Ash bin Wa'il jika disebutkan Rasulullah, maka ia berkata: " Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya dia itu adalah seseorang yang terputus yang tidak memiliki keturunan, maka jika ia binasa terputuslah sebutannya, maka Allah menurunkan surat ini, "
Dan berkata Syamar bin Athiyah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan ' Uqbah bin Abu Mu'ith. Berkata pula Ibnu Abbas dan Ikrimah, bahwa surat ini diturunkan berkenaan pada Ka'ab bin Al Asyraf serta beberapa orang kafir dari suku Quraisy.
Berkata Al Bazzar, dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ka'ab bin Al Asyraf datang ke Mekkah, maka seorang suku Quraisy berkata kepadanya, engkau adalah tuan (penghulu) mereka tidaklah engkau melihat kepada bayi yang tidak memiliki keturunan ini diantara kaumnya ? ia menduga bahwa dirinya lebih baik dari kita sedangkan kita adalah pelayan Ka'bah dan pemilik air Zam-zam, Ka'ab berkata, kalian lebih baik dari pada dia, Ibnu Abbas berkata, maka turunlah ayat ini: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (Sesungguhnya orang yang membencimu dialah yang terputus),.
Dari Atha menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab, yaitu ketika wafat putra Rasulullah, lalu Abu Lahab pergi menemui orang-orang Musyrik dan berkata, Muhammad pada malam ini telah tidak memiliki keturunan, maka berkenaan dengan itu Allah menurunkan ayat: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus).
Dan dari Ibnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal, dan dari Ibnu Abbas pula: إِنَّ شَانِئَكَ (Sesungguhnya orang yang membencimu), maksudnya: musuhmu, dan ini ungkapan umum yaitu setiap orang yang bersifat memusuhimu.
Berkata Ikrimah “Al Abtar” adalah sendiri atau seorang diri, berkata As-Suda, mereka dahulu jika seorang pria mati dan dia tidak memiliki keturunan, maka mereka mengatakan, batara dan ketika anak-anak Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam wafat, maka mereka berkata, batara Muhammad, lalu Allah berfirman إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (sesungguhnya orang membencimu dialah yang terputus), dengan demikian pendapat ini sesuai dengan apa yang telah kami katakan bahwa “Al Abtar” adalah orang yang meninggal dan terputuslah sebutannya, lalu orang-orang kafir dengan kebodohannya menduga bahwa jika Nabi Muhammad mati, maka akan terputuslah sebutannya, ini adalah suatu hal yang mustahil dan sekali-kali tidak demikian kenyataannya bahwa Allah telah mengabadikan sebutan Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam sepanjang kehidupan dan Syari'at Muhammad terus diberlakukan sepanjang zaman hingga hari kebangkitan.
Rangkuman:
Berhubungan dengan surat Al-Kautsar ini maka Berkata Imam Ahmad mengenai hadits dari Anas bin Malik:
عن أنس بن مالك يقول أغفى النبي صلى الله عليه وسلم إغفاعة فرفع رأسه متبسما إما قال لهم وإما قالوا له لم ضحكت فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنه أنزلت علي أنفا سورة , فقرا رسول الله صلى الله عليه وسلم بسم الله الرحمن الرحيم إنا أعطيناك الكوثر حتى ختمها قال هل تدرون ما الكوثر قالوا الله ورسوله أعلم قال هو نهر أعطانيه ربي عز وجل في الجنة عليه خير كثير يرد عليه أمتي يوم القيامة آنيته عدد الكواكب يختلج العبد منهم قاقول يا رب إنه من أمتي فيقال لي إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك
Sebagian besar ahli Qira'ah (bacaan) menjadikan hadits ini sebagai dalil dan sebagai bukti bahwa surat ini diturunkan di Madinah dan sebagian besar ahli Fiqh menjadikan hadits ini sebagai bukti bahwa bacaan Bismillah " adalah bagian dari surat ini, karena bacaan " Bismillah " diturunkan bersamaan dengan surat ini, sedangkan firman Allah tentang Al Kautsar, maka sebagaimana diterangkan dalam hadits ini yaitu suatu sungai disurga.
Dan telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui jalur yang lain dari Anas bin Malik:
عن أنس بن مالك أنه قرأ هذه الآية (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ) قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أعطيت الكوثر فإذا هو نهر يجري ولم يشق شقا فإذا حافتاه قباب الؤلؤ فضربت بيدي إلى تربته فإذا هو مسكة ذفرة وإذا حصاه اللؤلؤ
Dan telah diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya dan juga Imam Muslim hadits dari Anas:
عن أنس رضي الله عنه قال : لما عرج بالنبي صلى الله عليه وسلم إلى السماء قال أتيت على نهر حافتاه قباب اللؤلؤ مجوفا فقلت ما هذا يا جبريل ؟ قال هذا الكوثر
Kemudian Al Bukhari berkata tentang makna Al-Kautsar dari riwayat Ibnu Abbas bahwa beliau berkata tentang Al Kautsar ia adalah kebaikan yang telah Allah berikan hanya kepadanya. Berkata Abu Basyar, Aku bertanya kepad Sa'id bin Jubair, sesungguhnya manusia telah menduga bahwa Al Kautsar adalah suatu sungai disurga, maka Sa'id berkata, sungai yang berada disurga itu adalah bagian dari kebaikan yang telah Allah berikan hanya kepadanya.
Al Bukhari meriwayatkan pula:
عن ابن عباس رضي الله عنه قال : الكوثر الخير الذي أعطاه الله إياه. قال أبوبشر قلت لسعيد إن أناسا يزعمون أنه نهر في الجنة فقال سعيد النهر الذي في الجنة من الخير الذي أعطاه الله إياه
Mujahid berkata, Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak didunia dan diakhirat, berkata Ikrimah Al Kautsar adalah kenabian, Al Qur'an dan pahala diakhirat dan telah terdapat hadits shahih dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Al Kautsar adalah sungai, maka berkata Ibnu Jarir Al Kautsar adalah sungai disurga yang pada kedua tepinya terdapat emas dan perak, sungai itu mengalir pada mutiara dan intan, airnya lebih putih dari salju dan lebih manis dari madu.
Al Kautsar itu secara umum maknanya adalah kebaikan yang banyak, akan tetapi berkata Ibnu Umar bahwa ketika diturunkan ayat: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al Kautsar), bersabda Rasululullah: " Al Kautsar adalah suatu sungai disurga pada kedua tepinya terdapat emas dan perak dan mengalir diatas mutiara dan permata.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah), maknanya adalah sebagaimana Allah telah memberikan kepadamu (Muhammad dan umatnya) kebaikan yang banyak didunia dan diakhirat diantaranya adalah sungai itu yang telah diterangkan diatas, maka lhklaskanlah untuk Tuhanmu dalam melaksanakan shalat wajib dan sunnah serta dalam melaksanakan kurbanmu, maka sembahlah tuhanmu yang satu itu dan tiada sekutu bagi-Nya, dan berkurbanlah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman Allah: (Katakanlah: sesungguhnya shalarku, Ibadahku. hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah itu yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (Surat Al An'aam: 162-163).
Berkata Ibnu Abbas, Atha, Mujahid, Ikrimah dan Al Hasan yang dimaksud berkurban disini adalah menyembelih hewan. Ini adalah bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Musyrik yang melakukan untuk Allah dan menyembelih hewan tidak dengan menyebut nama tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT:
Dan janganlah kamu memakan binatang- binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan itu adalah suatu kefasikkan) (surat Al An'aam: 121).
Berkata Abu Djafar bin Jarir, yang benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah jadikanlah shalatmu seluruhnya untuk diikhlaskan kepada Tuhanmu dan bukan untuk selain Nya, dan begitu pula jadikanlah kurbanmu (hewan sembelihanmu) hanya karena Allah sebagai ungkapan terima kasihmu kepada-Nya karena apa yang telah Dia berikan kepadamu berupa kemuliaan dan kebaikan.
Pendapat yang ia ucapkan ini adalah pendapat yang paling baik, dan pendapat yang serupa ini telah disebutkan sebelumnya oleh Muhammad bin Ka'ab Al Qurzhi dan Atha. Dan firman Allah: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (membencimu dialah yang terputus), sesungguhnya orang yang membencimu wahai Muhammad dan orang yang membenci apa yang engkau bawa berupa petunjuk, kebenaran, bukti yang nyata dan cahaya yang menerangi, maka dia itu adalah orang yang paling membenci, yang paling hina dan yang paling terputus sebutannya,
Berkata Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan Qatadah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al Ash bin Wa'il, bahwa Al Ash bin Wa'il jika disebutkan Rasulullah, maka ia berkata: " Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya dia itu adalah seseorang yang terputus yang tidak memiliki keturunan, maka jika ia binasa terputuslah sebutannya, maka Allah menurunkan surat ini, "
Dan berkata Syamar bin Athiyah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan ' Uqbah bin Abu Mu'ith. Berkata pula Ibnu Abbas dan Ikrimah, bahwa surat ini diturunkan berkenaan pada Ka'ab bin Al Asyraf serta beberapa orang kafir dari suku Quraisy.
Berkata Al Bazzar, dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ka'ab bin Al Asyraf datang ke Mekkah, maka seorang suku Quraisy berkata kepadanya, engkau adalah tuan (penghulu) mereka tidaklah engkau melihat kepada bayi yang tidak memiliki keturunan ini diantara kaumnya ? ia menduga bahwa dirinya lebih baik dari kita sedangkan kita adalah pelayan Ka'bah dan pemilik air Zam-zam, Ka'ab berkata, kalian lebih baik dari pada dia, Ibnu Abbas berkata, maka turunlah ayat ini: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (Sesungguhnya orang yang membencimu dialah yang terputus),.
Dari Atha menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab, yaitu ketika wafat putra Rasulullah, lalu Abu Lahab pergi menemui orang-orang Musyrik dan berkata, Muhammad pada malam ini telah tidak memiliki keturunan, maka berkenaan dengan itu Allah menurunkan ayat: إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus).
Dan dari Ibnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal, dan dari Ibnu Abbas pula: إِنَّ شَانِئَكَ (Sesungguhnya orang yang membencimu), maksudnya: musuhmu, dan ini ungkapan umum yaitu setiap orang yang bersifat memusuhimu.
Berkata Ikrimah “Al Abtar” adalah sendiri atau seorang diri, berkata As-Suda, mereka dahulu jika seorang pria mati dan dia tidak memiliki keturunan, maka mereka mengatakan, batara dan ketika anak-anak Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam wafat, maka mereka berkata, batara Muhammad, lalu Allah berfirman إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (sesungguhnya orang membencimu dialah yang terputus), dengan demikian pendapat ini sesuai dengan apa yang telah kami katakan bahwa “Al Abtar” adalah orang yang meninggal dan terputuslah sebutannya, lalu orang-orang kafir dengan kebodohannya menduga bahwa jika Nabi Muhammad mati, maka akan terputuslah sebutannya, ini adalah suatu hal yang mustahil dan sekali-kali tidak demikian kenyataannya bahwa Allah telah mengabadikan sebutan Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam sepanjang kehidupan dan Syari'at Muhammad terus diberlakukan sepanjang zaman hingga hari kebangkitan.
Rangkuman:
- Surah Al-Kausar terdiri dari 3 ayat, tergolong surah Makkiyah. Surah ini diturunkan di kota Mekah. Diturunkan setelah surah 4. Al-' Adiyat, termasuk surah ke-108 dalam Al-Qur'an.
- Allah menganugerahkan kepada Nabi Muhammad saw.: a. Sikap senang bersedekah kepada fakir miskin, b. Selalu mengerjakan salat, c. Sikap ikhlas dalam beramal dan salat
- Kaum musyrikin di Mekah dan kaum munafik di Madinah memusuhi Nabi Muhammad saw. dengan: a. Menghina pengikut Nabi Muhammad saw., b. Memperolok dan mensyukuri keluarga Nabi Muhammad saw. bila ada yang meninggal dunia, C. Merasa gembira kalau ada kaum muslim yang tertimpa musibah.
- Tuduhan dan ejekan kaum musyrikin dan kaum munafik adalah sikap yang tidak baik.
- Surah Al-Kausar memerintahkan kepada kita untuk mendirikan salat dan berkurban.