Memahami Surat At-Tiin
1. Membaca Surah At-Tiin
Nama surat At-Tiin diambil dari lafal At-Tiin yang terdapat pada ayat pertama. At-Tiin artinya buah Tiin. surat At-Tiin adalah surat ke-95 dengan jumlah 8 ayat. surat At-Tiin termasuk surat Makkiyah turun setelah surat Al-Buruuj.
Ayo, kita baca surah at-Tiin berikut dengan sungguh-sungguh! Awali dengan membaca basmallah bersama:
Mari, amati cara gurumu melafalkan Surat At-Tiin, Perhatikan gerak mulut dan panjang pendek ketika melafalkannya
Sebelum membaca surah at-Tiin, cermati dahulu tulisan ayat pertama sampai dengan ayat terakhir.
Cermati dan tirukan pelafalan surah at-Tiin di atas secara berulang-ulang sampai fasih dan lancar.
2. Mengartikan kosa-kata surat At-Tiin:
وَالتِّينِ |
demi (buah) tin
|
سَافِلِينَ |
(ke)
tempat |
وَالزَّيْتُونِ |
dan
(buah) zaitun |
إِلَّا |
kecuali |
وَطُورِ سِينِينَ |
demi gunung Sinai |
الَّذِينَ |
Orang-orang
yang |
وَهَـٰذَا |
Dan demi (mekah) ini
|
آمَنُوا |
beriman |
الْبَلَدِ الْأَمِينِ |
negeri
(Mekah) yang aman |
وَ |
Dan |
لَقَدْ |
sungguh, |
وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ |
Beramal
saleh |
خَلَقْنَا |
Kami telah menciptakan
|
فَلَهُمْ |
Bagi
mereka |
الْإِنسَانَ |
Manusia |
أَجْرٌ |
Pahala |
فِي |
Di, dalam |
غَيْرُ مَمْنُونٍ |
Tidak
terputus |
أَحْسَنِ |
sebaik-baiknya |
فَمَا |
maka
apa yang |
تَقْوِيمٍ |
Bentuk |
يُكَذِّبُكَ |
mereka mendustakanmu
|
ثُمَّ |
Kemudian |
بَعْدُ |
setelah
(adanya keterangan) itu |
رَدَدْنَاهُ |
Kami kembalikan dia |
بِالدِّينِ |
(mendustakan)
hari pembalasan |
أَسْفَلَ |
yang rendah-rendahnya |
أَلَيْسَ |
Bukankah |
اللَّـهُ |
Allah |
بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ |
yang paling adil |
Baca juga: Materi Surat At-Tiin
Terjemahan:
- Demi At-Tiin dan Zaitun
- Dan demi Thur Sinai
- Dan demi negeri ini yang aman
- Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
- Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
- Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada terputus
- Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu
- Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya ?
Baca juga: Memahami Surat Al-'Alaq
2. Memahmi isi Kandungan QS. Al-Kafiruun
Sudahkah kamu memahami isi kandungan surat at-Tiin ? Untuk bisa memahami isi kandungan surat At-Tiin, ikuti penjelasan dibawah ini. Nama surat At-Tiin diambil dari lafal At-Tiin yang terdapat pada ayat pertama. At-Tiin artinya buah Tiin. surat At-Tiin adalah surat ke-95 dengan jumlah 8 ayat. surat At-Tiin termasuk surat Makkiyah turun setelah surat Al-Buruuj
Isi pokok atau Isi kandungan Q.S. At-Tin ayat 1-8
Dalam surah At-Tín, Allah swt. menggambarkan penciptaan manusia dalam bentuk yang yang sebaik-baiknya. Sebagai buktinya bahwa manusia makhluk ang paling sempurna, bahkan melebihi malaikat yang diciptakan Allah swt. dari nur (cahaya), yang elalu taat kepada Allah swt., idak diberi nafsu seperti manusia. Manusia diberi akal, pikiran, hati, lan nafsu. Begitu juga bentuk eindahannya melebihi makhluk ang lain.
Ada tiga sumpah Allah swt. dalam surah At-Tin yaitu demi uah tin dan buah zaitun, demi bukit Sinai, dan demi kota Makkah (negeri yang aman), mengapa Allah bersumpah ? Karena entingnya penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, beri kemampuan oleh Allah swt. untuk memimpin, memelihara, an melestarikan kehidupan dunia sampai datangnya hari kiamat.
Itulah kenikmatan-kenikmatan dari Allah swt. yang harus selalu ingat oleh manusia dengan selalu beriman dan beramal shalih. Allah swt. akan memasukkan mereka ke dalam neraka apabila ereka tidak beriman dan beramal shalih, sebaliknya Allah swt. an memberikan pahala dan balasan yang tidak putus-putusnya pada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal ebajikan atau amal shalih dengan memasukkannya ke dalam raga. Teruslah melakukan amal shalih selama hidup di dunia. Ini sebagai salah satu bentuk syukur menjadi makhluk yang sempurna di antara makhluk yang lain. Oleh karena itu, tidak ada alasan manusia untuk mendustakan ari pembalasan sesudah datang keterangan-keterangan dari lah swt.
3. Tafsir Surat At-Tiin
Berkata Malik dan Syaiban dalam menafsirkan surat At-Tiin berdasarkan hadits dari Al-Barra’ bin Azib:
Dari ' Adi bin Tsabit, dari Al Barra bin Azib, bahwa Nabi Shalallahu ' Alaihi Wa Salam dalam perjalanannya dan dalam salah satu diantara dua Raka'at membaca surat At-Tiin, dan aku tak pernah seseorang yang lebih baik suaranya atau bacaannya dari beliau. (Dikeluarkan oleh Al Bukhari No. 767. 769 bab Adzan, dan No. 4952 Bab Tafsir dan No. 7546 Bab Tauhid, dikeluarkan oleh Muslim No. 404 Bab shalat. Abu Daud No. 1221).
Baca juga: Materi Surat Al-Bayyinah
Para ahli tafsir berselisih paham hingga terdapat banyak pendapat tentang ayat ini, (Demi At-Tiin dan Zaitun (1). Ada yang berpendapat bahwa maksud dengan At-Tiin, Adalah Masjid di Damaskus, ada pula yang berpendapat Damaskus itu sendiri, ada pula yang berpendapat gunung di Damaskus, Al Qurtubi berkata, At-Tiin adalah Masjid para Ashabul Kahfi.
Hadits dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud At-Tiin adalah Masjid Nabi Nuh yang berada dipuncak gunung Al Judi, berkata Mujahid, maksudnya adalah At Tiin kalian ini.
Dan maksud dari Zaitun sebagaimana keterangan Qatadah dan Ibnu Zaid serta lain-lainnya, adalah Masjid di Baitul Maqdis, berkata Mujahid dan Ikrimah, adalah Minyak zaitun yang kalian peras.
(Dan demi Thur Sinai (2). adalah gunung tempat Allah berbicara kepada Musa Alaihis Salam. (Dan demi negeri ini yang aman (3). Yaitu negeri Mekkah, pendapat ini dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, dan lainnya dan tidak ada perselisihan tentang ayat ini.
Sebagian para Imam berkata inilah tiga tempat, dimana Allah mengutus setiap tempat itu seorang Nabi utusan yang tergolong dalam Ulul Azmi yang diturunkan Syari'at besar kepada mereka yaitu: Pertama: Tempat Tiin dan Zaitun yaitu Baitul Maqdis yang diutus kesana Nabi ' Isa bin Maryam. Kedua: Thur Siniin, yaitu gunung Sinai tempat Allah berbicara dengan Musa bin Imran. Ketiga: Negeri Mekkah, yaitu negeri yang aman dan barang siapa yang masuk kenegeri itu maka ia akan aman dan itulah tempat Allah mengutus utusannya yaitu Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam.
Sebagian para Imam itu berkata para ahli kitab Taurat telah disebutkan ketiga tempat ini: " Allah datang dari Thur Sinai, " yaitu tempat Allah berbicara dengan Musa bin Imran: " kemudian terbit di Sa'ir, yaitu gunung Baitul Maqdis dimana Allah mengutus Isa putra Maryam dari sana: " Dan memberi pernyataan dari gunung Faran, " yaitu pegunungan Mekkah dimana dari sana Allah SWT mengutus Muhammad, maka disini Allah menyebutkan mereka secara berturut turut keberadaan mereka secara urutan waktu, dengan demikian di sini Allah bersumpah dengan yang paling Mulia kemudian yang paling Mulia darinya dan yang paling Mulia diantara keduanya itu.
Dan firman-Nya لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Inilah dia yang disumpahkan, yaitu bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, perawakan yang paling sempurna, serta bentuk-bentuk tubuh yang paling sempurna.
Firman Allah: ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (Kemudian kami mengembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya). Yaitu ke neraka, pendapat ini dikatakan oleh Mujahid, Abu Al Aliah, Al Hasan, Ibnu Zaid serta lain-lainnya. Kemudian setelah kebaikan dan kesempurnaan ini maka tempat kembali mereka adalah neraka jika tidak taat kepada Allah SWT dan tidak mengikuti para Rasul Allah oleh karena itu Allah SWT berfirman: إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh).
Sebagian para Imam itu berkata ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya), yaitu seburuk buruknya kehidupan, pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ikrimah, hingga Ikrimah berkata: " Barang siapa yang mengumpulkan (melaksanakan) Al Qur'an maka ia tidak akan dikembalikan kepada seburuk-buruknya kehidupan. "
Pendapat ini ditetapkan Ibnu Jarir, seandainya maksud dari ayat ini adalah benar maka tidak benar dan tidak tepat adanya pengecualian orang-orang beriman di maka maksud yang benar adalah seperti apa yang telah kami sebutkan di dalam surat Al Ashr ; 1-3)
Dan_firman-Nya فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (Maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putus). Ghairu Mamnun artinya Ghairu Magthu’ yaitu tidak terputus-putus sebagaimana disebutkan terdahulu.
Kemudian Allah berfirman: فَمَا يُكَذِّبُكَ (Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan), maksudnya wahai anak Adam, بَعْدُ بِالدِّينِ (Hari pembalasan sesudah itu), dengan hari pembalasan saat kalian dikembalikan, kamu telah mengetahui bahwa Allah adalah pencipta dan engkau telah mengetahui bahwa barang siapa yang mampu untuk menciptakan berarti ia mampu pula untuk mengem balikannya seperti semula, jika demikian apakah yang menjadikan kamu berani mendustakan adanya hari pembalasan dan hari kebangkitan ?
Berkata Ibnu Abu Hatim, dari Manshur, ia berkata, Aku bertanya kepada Mujahid, tentang ayat ke 7 dari At-Tiin, apakah yang dimaksud adalah Muhammad Shalallahu ' Alaihi Wa Salam ? Manshur berkata, kami berlindung kepada Allah, yang dimaksud dengan ayat ini adalah manusia, begitu pula pendapat Ikrimah serta lain-lainnya.
Dan firman-Nya: أليس الله بأحكم الحاكمين (Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya), Allah adalah hakim yang paling adil yang tidak melakukan kecurangan dan tidak pula melakukan kezhaliman pada seseorang, dan diantara hari kiamat itu Allah menyelenggarakan hari kiamat dimana hari itu orang yang dizhalimi didunia akan menuntut haknya dari orang yang telah menzhaliminya. Dalam hadits Marfu ' dari Abu Hurairah telah disebutkan:
" Jika seseorang diantara kalian membaca surat At-Tiin, sampai kepada ayat ( أليس الله بأحكم الحاكمين), maka hendaklah ia berkata, benar dan kami telah menyaksikan itu.
Rangkuman
- Surah At-Tin terdiri atas 8 ayat.
- Surah ini diturunkan di kota Makkah sesudah surah Al-Buruj.
- Surah At-Tin tergolong surah Makkiyah. At-Tin artinya buah tin.
- Surah At-Tin adalah surah yang ke-95 dari 114 surah yang ada di dalam Al-qur'an
- Surah At-Tin menceritakan tentang manusia yang merupakan makhluk yang terbaik jasmani dan rohaninya.
- Jika manusia tidak beriman dan beramal shalih, Allah swt. akan menjadikan manusia itu makhluk yang paling rendah. Allah swt. adalah Hakim Yang Maha adil.