Wahai Orang Yang Melalaikan Shalat..!!!
بسم الله الرحمن الرحيم
الصلاة عماد الدين
" Shalat itu tiang agama. "
Jika engkau ingin memahami dengan yakin -- sebagaimana hasil perkalian dua kali dua sama dengan empat -- betapa tinggi nilai dan pentingnya shalat betapa sangat melaksanakannya tanpa perlu banyak biaya, serta betapa tidak waras dan rugi orang yang tidak mendirikan shalat, maka perhatikan renungkanlah cerita perumpamaan ringkas ini:
Suatu ketika, seorang penguasa agung memerintahkan dua orang pelayannya pergi ke ladangnya yang indah setelah masing-masing diberi dua puluh empat keping dinar emas. Jarak tempuh ke ladang indah itu sejauh dua bulan perjalanan.
Penguasa ini berkata: " Gunakan uang itu untuk membeli tiket dan keperluan perjalanan lainnya. Belilah juga barang kebutuhan hidup kalian di sana. Setelah satu hari perjalanan, kalian akan menemukan terminal. Di situ terdapat berbagai sarana transportasi seperti mobil, kapal, kereta api dan pesawat. Setiap kalian boleh memilih akan menaiki kendaraan mana saja tergantung kemampuan keuangan. "
Usai menerima perintah, kedua pelayan berangkat. Yang satu bahagia karena hanya membelanjakan sedikit uang setibanya di stasiun yang dimaksud. Meskipun dia berbelanja sedikit, namun dia berhasil mendapatkan keuntungan perdagangan yang amat baik. Hal itu tentu akan menyenangkan hati tuannya. Modalnya kini telah berkembang dari satu menjadi seribu.
Sementara itu, pelayan yang satu lagi, akibat kedunguannya, bernasib malang. Ketika sampai di stasiun itu saja, dia telah menghabiskan dua puluh tiga keping emasnya untuk berjudi dan bermain main. Hanya sekeping uang emas kini tersisa padanya.
Mengetahui kondisi itu, sahabatnya berkata " Saudara, belanjakanlah sisa uang kamu itu untuk membeli tiket supaya kamu tidak berjalan kaki dan kelaparan dalam perjalanan yang panjang ini. Lagi pula tuan kita pemurah dan penyayang. Mudah mudahan dia akan menunjukkan belas kasihan dan memaafkan kesalahan yang telah kamul akukan.
" Jika kamu memiliki tiket tentu pihak maskapai penerbangan, tuan kita akan mengizinkan kamu menaiki pesawat terbang. Dengan pesawat terbang kita akan sampai ke tempat tujuan kita dalam waktu sehari. Jika tidak, kamu terpaksa pergi dalam keadaan berjalan kaki bersendirian di padang pasir selama dua bulan. "
Perhatikan, bagaimana jika orang tersebut tetap ingkar dan tidak mau membelanjakan uang emasnya yang tinggal sekeping itu untuk membeli tiket yang diperlukan. Bahkan jika ia memilih tetap menggunakannya untuk kemaksiatan demi kenikmatan yang sementara, maka orang yang paling bodoh sekalipun akan mengatakan betapa dungu, rugi dan malangnya si pelayan itu ?
Wahai orang yang tidak menunaikan shalat, wahai nafsukunya yang merasa berat mengerjakannya ! Sesungguhnya yang dimaksud dengan Penguasa itu adalah Rabb dan Pencipta kita.
Salah seorang dari kedua pelayan yang bermusafir itu adalah orang yang beragama dan senantiasa menunaikan shalatnya dengan senang hati. Pelayan yang kedua adalah orang yang lalai dan tidak mau shalat. Dua puluh empat keping emas itu adalah dua puluh empat jam usia dalam sehari. Ladang yang istimewa itu adalah syurga. Adapun stasiun itu adalah kubur.
Perjalanan tadi adalah perjalanan manusia ke kubur, lalu menuju kebangkitan dan keabadian. Mereka akan menamatkan perjalanan yang panjang itu berdasarkan amal saleh dan tingkat ketakwaan masing-masing.
Sebagian ahli takwa mampu menyelesaikan satu perjalanan yang memakan waktu seribu tahun dalam waktu sehari seperti kilat. Sebagian yang lain pula mampu menamatkan jarak yang memakan waktu lima puluh ribu tahun dalam waktu sehari, seperti melesatnya sebuah khayalan. Al-Quran Yang Mulia mengisyaratkan hakekat ini dalam dua ayatnya.
Adapun tiket itu adalah shalat. Waktu yang diperlukan manusia untuk mengerjakan shalat sehari-semalam beserta wuduk tidak lebih dari satu jam.
Alangkah merugi dan zalimnya orang yang menghabiskan duapuluh tiga jam waktunya untuk kehidupan duniawi yang singkat ini, namun tidak mau menghabiskan satu jam saja dari waktu yang tersisa untuk kehidupan abadi yang panjang Bukankah hal itu merugikan dan menzalimi dirinya sendiri. Dan bukankah dengan demikian dia telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan akal ?
Jika seseorang mempertaruhkan setengah hartanya dalam perjudian berbentuk undian yang diikuti oleh seribu orang, maka hal ini masih bisa diterima oleh sebagian orang. Walaupun kemungkinan kemenangan dalam perkara sedemikian hanyalah satu dalam seribu. Tetapi tidakkah seseorang yang berakal dapat memahami bahwa keengganan dirinya menggunakan sekeping uang emas dari dua puluh empat keping uang yang tersedia untuk mencapai khazanah abadi, adalah tindakan yang bertentangan dengan akal sehat ? Tidakkah orang yang mengaku berakal memahami hal ini ?.
Di samping itu, di dalam shalat terkandung kelapangan yang besar bagi jiwa, hati dan akal. Malah sebetulnya shalat bukan merupakan perbuatan yang berat secara fisik. Lagi pula dengan niat yang baik, seluruh amal duniawi lainnya bagi orang yang shalat akan dianggap sebagai ibadah. Dengan demikian, dia mampu menjadikan seluruh usianya sebagai modal untuk mencapai keuntungan akhirat. Bahkan dengan shalat dia telah menjadikan usianya yang fana itu menjadi kekal abadi di akhirat.
Dari Tulisan Badiuzzaman Said Nursi Dalam Risalah An-Nuur