Kecurangan Dalam Pengepakan Barang
Ammar berkata,”Ya Syaikh. Tapi, aku melihat mereka membuar sesuatu yang lain, yang menurutku Anda tidak menyadarinya” Syaikh bertanya,”Apa itu, ya Ammar ?” Ammar menjawab,”Aku melihat, ketika mereka mengemas keranjang, mereka meletakkan buah-buahan kecil yang cacat di bagian bawah keranjang, sementara buah yang baik, bagus, dan matang mereka letakkan di atasnya.”
Syaikh berkata,”Ya Musthafa, ini dinamakan menghias keranjang, Yakni, meletakkan buah-buahan dan sayur-mayur yang jelek di bagian bawah keranjang, sementara yang bagus diletakkan di bagian atasnya. Itu dilakukan untuk mengelabui orang lain dan agar pembeli mengira bahwa seluruh keranjang berisi seperti yang di atas. Ini merupakan jenis penipuan yang diharamkan dan tidak boleh.Seharusnya buah yang cacat itu diletakkan di satu bagian sementara yang baik di bagian yang lain, yang besar di satu bagian dan yang kecil di bagian yang lain. Sehingga Allah akan memberkatimu karena ketakwaanmu dalam berdagang. Sebagian orang mengira bahwa apabila melakukan perbuatan seperti itu, maka dagangannya akan laku keras dan akan mendapatkan banyak harta darinya.
Demi Allah, ini adalah perkiraan yang keliru. Dalam kesempatan ini aku ingin menceritakan sepenggal kisah yang terjadi pada seorang Syaikh. Kisah ini dia ceritakan langsung kepada diriku. Syaikh itu berkata,”Aku pergi ke sawahku yang ditanami dengan sayur mayur yang banyak. Ada tomat, terung, mentimun, dan yang lainnya. Suatu hari aku pergi menemui mereka saat mereka sedang mengemas hasil panen tomat. Di sana aku mendapati seorang pekerja yang memetik tomat, kemudian tomat itu dijadikan dua tumpuk. Satu rumpuk telah tomat besar yang bagus, sedang satu tumpuk lainnya tomat kecil yang cacat.
Ketika tiba giliran pengepakan, pekerja itu mulai mengemas tomat kecil terlebih dahulu hingga mencapai tiga perempat keranjang, Lalu, ia meletakkan tomat yang besar di bagian atas keranjang. Dan demikianlah seterusnya. Aku berkata kepada pekerja itu,”Apa ini ?”Pekerja itu menjawab,”Kami menghias keranjang sehingga bisa laku cepat.”Syaikh itu berkata,”Ini adalah haram dan sebuah penipuan terhadap kaum muslimin.”Pekerja itu menjawab,”Ya Syaikh, luaskanlah jalan. Kami hanya ingin menjual tomat ini dan semua orang pun melakukan seperti itu.”
Syaikh itu berkata,”Tidak, demi Allah. Itu selamanya tidak akan pernah ada. Kosongkan lagi keranjang yang telah kamu kemas dan kamu mempunyai hak untuk memilih salah satu di antara dua hal yang tidak ada ketiganya. Pertama, kamu harus mencampur tomat yang kecil dan yang besar dengan percampuran yang baik, di mana semuanya menjadi satu jenis.
Dengan demikian, di bagian bawah keranjang itu ada tomat besar dan kecil. Sementara di bagian atasnya pun ada tomat yang besar dan tomat yang kecil. Demikian pula dengan bagian tengah keranjang, Selanjutnya kamu mengemas keranjang itu dengan cara seperti ini. Pekerja itu berkata,”Yang kedua ?”Syaikh menjawab,”Kamu harus mengepak tomat kecil dalam satu keranjang secara murni, dan tomat besar dalam satu keranjang secara murni pula. Lalu menjualnya dengan masing-masing harganya.”Pekerja itu berkata,”Insya Allah, kami tidak akan menjual dengan cara seperti ini dan kami akan merugi. Bahkan, kami akan kembali lagi dengan membawa tomat tersebut.”Syaikh berkata,”Jangan takut, ini tanah kita dan tanaman itu tanaman kita. Di sana kita hanya akan berbuat apa yang diridai oleh Tuhan kita. Adapun kamu jangan takut rugi. Kalaupun kamu rugi, aku akan memberikan hakmu, seolah kamu untung penuh.”Pekerja itu berkata,”Kita pasrahkan kepada Allah. Apa yang Syaikh perintahkan akan kami lakukan.”Pekerja itu lalu mengemas tomat-tomat itu ke dalam mobil, setelah sebelumnya dimasukkan ke dalam keranjang sesuai dengan metode gara yang diterangkan Syaikh. la berangkat ke pasar lebih pagi. Mobil yang dikendarainya menjadi mobil pertama yang menjual sayur mayur.
Lebih dari itu, ia tidak rugi dalam hal transaksi itu. Bahkan, ia mendapat keuntungan yang banyak tanpa ada kerugian sedikit pun. Musthafa, saat itu aku teringat akan firman Allah:
Barang napa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. ( QS. Ath-Thaliq ( 65 ) : 2-3 )
Ammar berkata,”Aku memohon kepada Allah agar menjadikan kita dan Anda dari golongan orang-orang yang bertakwa.”Musthafa berkata,”Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Anda telah mengajari kami dan mengingatkan kami kepada Allah. Kepada Allahlah aku memohon agar Dia berbuat baik kepadamu. Anak-anak, kosongkan lagi keranjang itu, lalu isi kembali sesuai dengan metode yang sekarang diterangkan oleh Syaikh.”Syaikh berkata,”Sehingga tidak termasuk ke dalam kelompok yang Rasulullah sabdakan:
“Barang siapa yang menipU kami, maka dia bukanlah dari (golongan) kami.”
Kutipan Dari Buku Tahzdir Al-Kiram Min Mi'ah Bab Min Abwabil Haram yang ditulis oleh Ibrahim bin Fathi bin Abdul Al-Muqtadir