Syaikh berkata,”Ammar, apa pendapatmu bila kita pergi ke kebun teman lamaku. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, Letaknya sangat dekat dari sini. Dia adalah teman sebayaku yang oleh Allah dianugerahi berbagai kebaikan dunia. Kita akan beristirahat di sana di bawah rindang pepohonan kebunnya dan memakan buah-buahannya yang baik. Setelah itu, kita salat Zhuhur. Di sana ada masjid besar.”Ammar berkata,”Terserah Syaikh. Kita akan gunakan kesempatan berada di sana untuk melihat apa yang terjadi di pasar yang baru ini, yaitu pasar buah-buahan dan sayur-mayur.” "Ide yang sangat baik,”kata Syaikh.
Syaikh dan muridnya pergi ke kebun teman Syaikh. Ketika mereka tiba di pintu pagarnya, Syaikh bertanya kepada satpam setelah sebelumnya memberi salam kepadanya,”Ustadz Musthafa ada di sini?” "Ya, aku bilang siapa kepadanya?”jawab satpam.”Katakan padanya, ada teman lama di pintu,”jawab Syaikh kepada satpam itu.
Si Satpam kemudian masuk untuk memberitahukan tentang keberadaan Syaikh kepada Musthafa.”Izinkan dia, semoga Allah memberkatimu,”kata Musthafa kepada sarpam itu agar mempersilakan Syaikh masuk.”Silakan,”kata satpam kepada Syaikh dan Ammar.
Mereka kemudian masuk, sementara Musthafa berdiri dari tempat duduknya untuk melihat para tamu itu. Ketika melihat Syaikh, kedua bola matanya tidak percaya. la kemudian menjemput Syaikh dan memeluknya. la teringat akan hari-hari yang sunyi itu. Maka, air matanya pun mengalir. la berkata,”Selamat datang, selamat datang.”
Ya Syaikhana, Anda Anda mengunjung kami, niscaya Anda akan dapat kami. Kami adalah tamu, sedangkan Anda pemilik rumah. Semoga Allah memanjangkan usiamu, semoga Allah memanjangkan usiamu. Tidak, semoga Allah menghidupkan seorang Semoga Allah memanjangkan umurmu, semoga Allah memanjangkan umur setelah satu miliar.
Musthafa menyalami Ammar dan menyambut mereka dengan sambutan yang hangat. Dia bergegas untuk menghidangkan berbagai jenis buah-buahan. Ia pun mengupas buah itu sambil tidak henti-hentinya mengucapkan selamat datang dan kata-kata yang melambangkan bahwa dirinya merasa sangat bahagia karena bertemu dengan Syaikh setelah lebih dari lima tahun. Musthafa menerima kedua tamunya dengan sangat baik. Tak lupa ia pun menghidangkan air dingin. Syaikh berkata,”La Ilaha Illallah ( Tidak ada Tuhan ( yang hak ) kecuali Allah.
Demi Allah, adalah benar apa yang dikatakan oleh penyair : Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan dua orang yang (berusia) enam puluh (tabunan). sebab keduanya menduga dengan dugaan kuat bahwa mereka tidak akan bertemu.
Musthafa berkata,”Demi Allah, kamu benar. Allah telah menghidupkan wajah-wajah ini.” Setelah menerima jamuan secara penuh, Syaikh berkata,”Musthafa, bagaimana pendapatmu bila kami berkeliling kebunmu untuk menghirup udara segar di antara pepohonannya dan duduk-duduk di sana, yang sangat istimewa itu.”
"Dengan senang hati. Kami dan kebun kami merasa terhormat karena keinginanmu untuk berkeliling di sana. Semoga Allah member katimu, hari ini kebun kami bersinar karena kunjungan yang penuh berkah ini,”kata Musthafa mempersilakan.
Penipuan Dalam Pengepakan Buah-Buahan
Mereka kemudian berkeliling kebun, sementara Musthafa menerangkan kepada Syaikh dan Ammar tentang jenis-jenis pohon yang ada di kebun itu. Ketika mereka sedang berkeliling kebun untuk menyaksikan sayur -mayur dan pohon buah -buahan, memetik, dan memakan buah yang ada di sana, tiba -tiba mereka singgah di tempat para pekerja yang sedang mengepak buah -buahan dalam keranjang untuk dijual.
Namun, pandangan Ammar melihat bahwa setiap kali mereka membawa sebuah keranjang untuk diisi, mereka pun meletakkan rumput liar di tengah keranjang itu. Sementara itu Syaikh sibuk berbicara dengan Musthafa. Ammar berkata,”Lihat hal ini ya Syaikh -semoga Allah melindungi mu-, Mereka membawa keranjang itu untuk diisi kemudian mereka meletakkan rumput liar di bawahnya, sementara di atas dan di sekitarnya diisi dengan buah-buahan.”
Syaikh bertanya,”Mengapa mereka meletakkan rumput liar itu di bawah keranjang ?”Musthafa menjawab,”Kami meletakkannya di bawah untuk melindungi buah-buahan.” “Hamdan, salah seorang pekerja yang bertugas mengepak buah-buahan turut berbicara,”Juga yang lain ya Syaikh.”“Apa itu,”tanya Syaikh.”Kami meletakkannya dalam keranjang agar bobot bertambah satu atau dua kilo untuk setiap keranjang.”wahai Musthafa ?”Sambil menatap ke arah Musthafa, Syaikh bertanya,”Benar demikian..?
Dengan rasa malu Musthafa menjawab,”Ya Syaikh, produk tahun materi bagi kami.”ini minim. Rumput liar itu kami letakkan agar menambah pemasukan. Ada yang lain wahai Musthafa ?”tanya Syaikh kembali. Musthafa menjawab,”Tidak ada. Wahai Syaikh, demi Allah, apakah Anda suka bila aku berdusta kepadamu ?”Syaikh berkata,”Aku tidak suka kamu berdusta kepadaku, namun di saat yang sama aku pun tidak suka kamu menipu.
Sebab, Nabi a bersabda: Barang siapa yang menipu kami, maka dia bukanlah dari (golongan) Kami. Hadis itu disebabkan oleh tindakan seperti tindakanmu itu. Hal itu terjadi ketika Rasulullah melintas di dekat nampan makanan yang dijual. Beliau kemudian memasukkan jarinya ke nampan tersebut. Ter nyata, jarinya menyentuh yang basah. Maka, Rasulullah bertanya, Apa ini wahai pemilik makanan ? Pemilik makanan menjawab,”Terkena hujan, ya Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda:
"Tidakkah kamu meletakkannya di atas makanan sehingga orang -orang melibatnya. Barang siapa yang menipu kami, maka dia bukan dari golongan kami.
Ini adalah penipuan dan pemalsuan yang diharamkan. Dengan perbuatan itu kamu berada di depan pintu bahaya yang besar. Sebab, pada hari kiamat nanti akan ditancapkan bendera untukmu yang bertu liskan pengkhianatanmu itu. Rasulullah bersabda:
"Bagi setiap pengkhianat itu ada bendera pada duburnya di hari kiamat, yang ditinggikan untuknya sesuai dengan ukuran pengkhianatannya....
Ini juga pengkhianatan, yaitu manusia memberikan amanah kepadamu kemudian kamu mengkhianatinya. Kehinaan apakah yang lebih hina dan ini di hari kiamat nanti ?
Demikian juga dengan apa yang dilakukan para penjual semangka yang meletakkan sebagian besar rumput kering di bawah mobil trailer atau traktor. Lalu mereka meletakkan semangka itu di atas rumput kering itu. Kemudian semangka itu dijual seolah satu trailer penuh. Semua ini adalah haram dan tidak diperbolehkan. Akibat perbuatan ini Allah akan mencabut keberkahan dan jual beli, dan bahkan dari kehi dupan orang yang melakukan perbuatan itu, na'udzubillah.
Maka, takutlah kamu wahai Musthafa dan tinggalkanlah penipuan yang tercela ini. Lalu, tindakanmu yang menjual keranjang berisi buah itu tanpa memberitahukan kepada orang-orang tentang apa yang kamu lakukan berapa peletakan rumput liar di bawah keranjang, dianggap sebagai me nutupi carat yang ada pada barangmu.
Sedangkan menutupi cacat pada barang saat menjualnya adalah menghilangkan keberkahan dari penjualan Hal itu sebagaimana dalam sabda Rasulullah: Penjual dan pembeli memiliki khiar (pilhan) panjang keduanya belum berpisah. Jika keduanya maka diberkati bagi keduanya dalam jual belinya. Dan jika keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka dihapus keberkahan jual belinya.
Kamu telah menipu, mengkhianati, dan menyembunyikan cacat barang. Apa yang kamu tunggu selain kehilangan berkah dari penjualanmu Di lain pihak, balasan itu merupakan jenis dari perbuatan.”Dengan rasa malu Musthafa berkata,”Allah tempat meminta pertolongan.”Syaikh berkata,”Wahai Musthafa, aku mengingatkanmu kepada Allah. Sesungguhnya perbuatan seperti ini tidak boleh. Ini adalah kehara man yang kamu berikan kepada anak -anakmu. Sementara Rasulullah telah bersabda : Setiap tubuh yang tumbuh dari keharaman, maka neraka lebih berbak terhadapnya.
Maka, takutlah engkau wahai Musthafa kepada Allah sebelum kema tian tiba dan sebelum orang-orang yang kamu tipu dalam pengepakan buah -buahan itu datang padamu, kemudian mengambil haknya darimu pada hari kiamat nanti. Sedangkan di sana yang ada hanya kebaikan dan keburukan. Bayangkanlah dirimu dan kehinaan yang kamu rasakan pada hari itu dari orang -orang yang telah kamu tipu, di mana mereka telah memberikan amanat dan kepercayaan kepadamu. Kemudian ketahuilah bahwa kemiskinan dunia itu lebih mudah daripada kehancuran dan neraka di akhirat.”Musthafa berkata,”Ya Syaikh, aku berjanji kepadamu untuk tidak mengulangi perbuatan itu setelah ini.”
“Apa yang kalian kerjakan sekarang, tidakkah kalian akan bertaubat kepada Allah dari sekarang juga,”kata Ammar menimpali.”Ya, sebuah kehormatan bagi kami. Anak-anak, kosongkan kerajang keranjang itu lagi dan jangan letakkan apa pun di dalamnya selain buah buahan, Keluarkan rumput liar itu darinya,”ungkap Musthafa memerintahkan para pekerjanya. “Ustadz Musthafa, kita akan merugi dengan cara seperti ini,”kata salah seorang pekerja. Rezeki yang sedikit tapi halal itu lebih baik daripada rezeki yang banyak tapi haram, jawab Musthafa.
Syaikh berkata,”Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan ya Musthafa. Barang yang bertakwa kepada Allah pasti akan bertemu dengan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa ada banyak kebaikan dalam diri manusia, dan kita tidak dapat membuat seseorang di sisi Allah."
Kutipan Dari Buku Tahzdir Al-Kiram Min Mi'ah Bab Min Abwabil Haram yang ditulis oleh Ibrahim bin Fathi bin Abdul Al-Muqtadir