Download RPP Qurdis Kelas 6 Semester Ganjil Terbaru
Materi kelas VI semester I yang terdiri dari 4 BAB. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
BAB I Memahami Isi Kandungan dari Surat Al-‘Alaq. Surat Al-Alaq ini merupakan surat yang pertama sekali diturunkan kepada Rasulullah di Gua Hira’.Dalam keadaan masyarakat Arab yang tidak menentu maka sebagai seorang pemuda, Muhammad Saw. prihatin. Beliau berusaha mencari petunjuk kebenaran. dengan itu diharapkan beliau agar dapat mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, maka beliau sering berkhalwat di Gua Hira' yang terdapat di lereng Jabal Nur yang dekat dengan kota Mekkah.
Pada usia 40 tahun, tepatnya pada malam hari Jum'at tanggal 17 Ramadhan tahun ke 40 Miladiyyah ketika beliau sedang tidur di dalam gua, datanglah petunjuk Allah berupa wahyu yang diterimanya melalui perantara Malaikat Jibril. Wahyu itu adalah surah al-' Alaq ayat 1-5 yang merupakan wahyu yang pertama beliau terima.
Dengan diterimanya wahyu pertama tersebut menunjukkan bahwa beliau diangkat menjadi nabi dan rasul Allah. Kalian tentu pernah mendengar keterangan dari guru bagaimana kondisi Rasulullah ketika menerima wahyu pertama. Pada pelajaran kali ini, kita akan belajar membaca dan menghafal surah al-' Alaq ayat 1-19 yang di dalamnya terdapat wahyu yang pertama diterima oleh Rasulullah tersebut. Untuk itu mari kita perhatikan uraian berikut ini dengan seksama.
Adapun rangkuman materi pembelajaran surat Al-Alaq adalah sebagai berikut:
- Al-' Alaq artinya segumpal darah.
- Surah al-' Alaq adalah surah yang ke 96 terdiri 19 ayat.
- Surah al-' Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu yang pertama nabi Muhammad saw. yang menunjukkan bahwa beliau diangkat menjadi nabi dan rasul Allah.
- Surah al-' Alaq diturunkan pada malam hari Jum'at tanggal 17 Ramadhan tahun ke 40 Miladiyyah ketika Nabi Muhammad Saw. berusia 40 tahun sedang berkhalwat di Gua Hira ' yang terdapat di lereng Jabal Nur, melalui perantara malaikat Jibril.
Download juga Silabus Al-Qur'an Hadits tingkat Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan KMA 183 tahun 2019 [ di sini ]
Pada BAB 2 menjelaskan tentang materi surat A-Qadr.
penjelasannya dimulai dari Asbabun Nuzul turunnya surah al-Qadr. Ini berkaitan dengan suatu riwayat yang berasal dari kalangan Bani Israil. Ada seorang Bani Israil yang gemar melakukan ibadah pada malam hari. Sedangkan di pagi harinya dia berjuang memerangi musuh di medan pertempuran. Ibadah dan perjuangan ini dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut selama seribu tahun. Mendengar kisah tersebut, kaum muslimin sangat kagum dan merasa bahwa amal ibadah yang mereka lakukan selama ini tiada sebanding dengan amal ibadah yang dilakukan oleh seorang laki-laki Bani Israil. Peristiwa ini akhirnya disampaikan kepada Rasulullah. Kemudian turunlah surah al-Qadr. Dalam surah al-Qadr Allah Swt. menjelaskan bahwa satu malam Lailatul Qadr yang terjadi di bulan Ramadhan. Nilai pahalanya lebih baik dari amal seribu bulan. Melebihi amalan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Turunnya surah al-Qadr ini, memberikan semangat ( ghirrah ) kepada umat Nabi Muhammad Saw. dalam beribadah. Usia yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat Muhammad sangat pendek. Kalau kita mencontoh Nabi, berarti umur orang-orang hanya sekitar 63 tahun.
Kandungan ayat 1: Ayat pertama surah ini menjelaskan tentang turunnya al-Quran, Al-Quran diturunkan pada bulan suci Ramadhan. Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dan dijadikan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sebagaiman Firman Allah Swt. Dalam Q.S. al-Baqarah: 185.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Kemuliaan bulan Ramadhan semakin bertambah dengan adanya malam lailatul qadr atau malam kemulian. Menurut Ibnu Abbas ra. dan lainnya, lailatul qadr merupakan malam di mana Allah Swt. menurunkan al-Qur'an secara utuh ( jumlah wahidah ) dari lauh al-mahfudh ke bait al-' izzah, langit dunia. Sedang turunnya al-Quran kepada nabi Muhammad Saw melalu malaikat Jibril itu secara berangsur-angsur, selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Dan pertama kali turunnya wahyu atau al-Quran menurut riwayat yang masyhur itu terjadi pada tanggal 17 Ramadlan. Tanggal ini kemudian disebut sebagai malam muzululquran. Kandungan ayat 2-3: Pada ayat pertama Allah menjelaskan bahwa al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadr.
Pada ayat ke 2 ini Allah Swt. menjelaskan tentang kemuliaan malam tersebut. Penjelasan ini diawali oleh Allah SWT dengan mengajukan sebuah pertanyaan kepada mahluknya yaitu: tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?. Rupanya pertanyaan ini tidak ada seorangpun yang dapat menjawabnya. Allah pula yang memberikan jawabannya. Sebagai gambaran bahwa malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Adapun kandungan ayat 4-5: Dua ayat sebelumnya menjelaskan tentang keistimewaan lailatul qadr. Ayat ke 4 dan 5 ini masih merupakan lanjutan dari uraian tentang keistimewaan itu. Pada ayat ke 4 menjelaskan bahwa pada malam lailatul qadr ' para malaikat yang dipimpin oleh Malaikat Jibril. Mereka turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan.
Sedangkan pada ayat 5 menjelaskan tentang malam lailatul qadr adalah malam yang penuh kesejahteraan dan keberkahan. Peristiwa ini berlangsung sampai terbitnya fajar.
Adapun RPP tentang Surat Al-Qadr adalah sebagai berikut:
Adapun kandungan ayat 4-5: Dua ayat sebelumnya menjelaskan tentang keistimewaan lailatul qadr. Ayat ke 4 dan 5 ini masih merupakan lanjutan dari uraian tentang keistimewaan itu. Pada ayat ke 4 menjelaskan bahwa pada malam lailatul qadr ' para malaikat yang dipimpin oleh Malaikat Jibril. Mereka turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan.
Sedangkan pada ayat 5 menjelaskan tentang malam lailatul qadr adalah malam yang penuh kesejahteraan dan keberkahan. Peristiwa ini berlangsung sampai terbitnya fajar.
Adapun RPP tentang Surat Al-Qadr adalah sebagai berikut:
- RPP 1 tentang Surat Al-Qadr silakan unduh [ di sini ]
- RPP 2 tentang Surat Al-Qadr silakan unduh [ di sini ]
- RPP 3 tentang Surat Al-Qadr silakan unduh [ di sini ]
- RPP 4 tentang Surat Al-Qadr silakan unduh [ di sini ]
- RPP 5 tentang Surat Al-Qadr silakan unduh [ di sini ]
Pada BAB Ke-3 Mengenal Hukum Bacaan Ra
Dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an harus sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid. Dengan menerapkan Ilmu Tajwid bacaan kita menjadi fasih. Salah satunya adalah membaca huruf Ra sesuai dengan Ilmu Tajwid. Didalam membaca huruf Ra sesuai dengan kaidah Ilmu Tajawid ada tiga (3) macam yaitu:
- RA yang dibaca Tafkhim
- RA yang dibaca Tarqiq
- RA yang boleh dibaca Jawazul Wajhain
Adapun bacaan Ra dibaca Tafkhim yaitu hukum membaca huruf ra dengan dibaca tebal. Hukum membaca huruf ra dibaca tafkhim atau tebal apabila:
- Ra apabila berharakat fathah atau fathah tanwin.
- Ra apabila berharakat dhammah atau dhammah tanwin.
- Ra apabila mati asli atau mati karena waqaf yang jatuh setelah fathah atau dhammah.
- Ra apabila mati karena waqaf didahului dengan mad fathah atau mad dhammah. e. Ra apabila mati karena waqaf didahului dengan huruf mati asli dan sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah atau dhammah.
- Ra yang mati karena waqaf didahului dengan huruf Istiklak yang mati asli.
- Ra yang mati asli menghadapi huruf Istiklak hidup, walaupun ra jatuh setelah kasrah. h. Ra mati asli yang didahului hamzah washal, walaupun harakatnya kasrah.
- Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim).
- Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun
- Ra sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli dan sesudahnya tidak berupa Istiklak.
Kemudian berkenaan dengan bacaan Isti’lak. Huruf yaitu خ غ ص ض ط ظ .
Adapun RPP tentang hokum bacaan Ra adalah sebagai berikut:
- RPP 1 unduh [ di sini ]
- RPP 2 unduh [ di sini ]
Pada BAB yang ke-4 menjelaskan tentang hadits Keutamaan Memberi.
Isi Kandungan Hadits tentang Keutamaan Memberi Hadits tentang keutamaan memberi menjelaskan bahwa dalam harta/rezeki yang diberikan oleh Allah swt., pada hakikatnya ada hak mereka yang membutuhkan. Harta/rezeki tersebut harus kita har berikan kepada mereka yang berhak dan membutuhkan, baik dengan cara diberikan langsung kepada yang membutuhkan atau pun melalui lembaga penyalur amal. Allah swt. dan Rasul-Nya memerintahkan kita menjadi orang yang dermawan, yaitu suka memberi bantuan atau pertolongan kepada orang yang lemah atau tidak mampu. " Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah", begitulah arti dari hadits tentang keutamaan memberi. Maksud tangan di atas ialah orang yang memberi, sedangkan tangan di bawah ialah orang yang meminta/penerima.
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita agar menjadi orang yang dermawan. Berusahalah dengan sekuat tenaga untuk bekerja, karena Nabi Muhammad saw, sangat menghargai, menyukai dan memuji orang yang mencari nafkah dengan tangannya sendiri. Jadi hadits tersebut mengajarkan bahwa memberi itu lebih utama daripada menerima ( meminta ). Hadits Nabi tersebut mengandung pengertian yang sangat luas, diantaranya perintah untuk memberi, rajin bekerja, dan rajin belajar. Nabi Muhammad saw. sangat menyukai orang yang gemar memberi dan tidak menyukai orang yang pelit / enggan untuk memberi. Nabi juga tidak menyukai orang yang meminta-minta dan malas bekerja. Apalagi m dengan berpura-pura mengenakan baju yang kumal, berpenampilan kotor dan meminta-minta kepada setiap orang, padahal dia masih mampu untuk bekerja.
Adapun RPP tentang hadits keutamaan memberi adalah sebagai berikut:
- RPP 1 tentang hadits keutamaan memberi silakan unduh [ di sini ]
- RPP 2 tentang hadits keutamaan memberi silakan unduh [ di sini ]
- RPP 3 tentang hadits keutamaan memberi silakan unduh [ di sini ]