Kodifikasi Hadits Pada Masa Awal Islam
Hanya saja kita tidak bisa mengetahui semua isi shahifah itu, karena sebagian sahabat dan tabi'in telah membakar atau menghapus shahifah yang da pada mereka sebelum wafat. Sebagian juga ada yang mewasiatkan shahi- fahnya kepada orang yang bisa dipercaya. Mereka melakukan hal itu karena khawatir shahifah-shahifah itu akan jatuh ke tangan orang-orang yang tidak ahlinya." Yang jelas kita tidak bisa meragukan bahwa sebagian besar shahifah sahabat itu ditulis pada masa Nabi SAW. Dan bahwa sebagian besar yang ditulis itu jatuh ke tangan orang lain sewaktu para pemiliknya masih hidup atau sudah wafat melalui anak-anak, cucu-cucu ataupun keluarga mereka yang lain.
Namun beliau tidak mengeluarkannya kecuali kepada para pegawai beliau sampai beliau wafat. Lalu beliau menyertakan dengan pedang beliau. Setelah beliau wafat benda itu dibawa oleh Abu Bakar sampai wafat, lalu oleh Umar sampai wafat pula. Didalamnya terdapat tulisan: "Dalam setiap lima unta terdapat satu kambing (sebagai zakatnya)."
Pada masa Rasulullah SAW. populer sebuah kitab yang sangat penting, yaitu kitab yang Rasul SAW. memerintahkan untuk mengkodifikasikannya, pada tahun pertama Hijriah. Didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan mengenai hak-hak kaum muslimin, Muhajirin maupun Anshar, Arab Yatsrib dan Yahudinya. Di dalamnya terulang-ulang kata "Ahlush Shahifah" sampai lima kali. Pada bagian pengantarnya terdapat: "Ini adalah kitab Muhammad, Nabi sekaligus Rasul SAW. antara kaum mukminin dan muslimin, baik dari kalangan Quraisy, warga Yatsrib dan orang yang mengikuti mereka, bertemu dengan mereka dan berjuang bersama mereka; bahwa di kalangan umat manusia, mereka adalah umat yang satu.
Ini menunjukkan bahwa undan undang atau keputusan negara Islam itu berada dalam lembaran kodifikasi keberadaannya sangat populer dan diriwayatkan secara mutawatir. Antara Rasulullah SAW. dengan sebagian besar warga Arab, sekelon pok Yahudi, Nasrani dan yang lain terdapat kitab-kitab dan perjanjian-perjanjian yang dikodifikasikan."Baca juga: Sifat Adil Shahabat Nabi Muhammad
Di samping itu juga belia mengirimkan surat kepada selain mereka yang menegaskan hak-hak mereka Saya telah menjelaskan bahwa Nabi SAW. mengirimkan surat kepada par gubernur di lingkungan Arab, para raja dan para penguasa disekitamya untuk mengajak mereka memeluk Islam. Semua itu merupakan bagian yang sangat besar dari kodifikasi masa Rasul SAW, Rasul SAW. juga berkirim surat kepada para gubemur dan karyawan serta para panglima yang isinya berkenaan dengan pengaturan urusan-urusan daerah Islam dan penjelasan mengenai hukun- hukum agama. Kitab beliau kepada al-'Ala' juga sangat populer.
Demikian pula kitab beliau kepada Amr ibn Hazm, gubernur Yaman, yang memuat prinsip- prinsip Islam, metode dakwah, penjelasan tentang ibadah, nisab zakat unta, sapi dan kambing, pajak bagi kaum non-muslim, diyat, luka-luka dan lain-lain. Sebagian kitab itu ditakhrij pula oleh Imam Bukhari, kitab beliau untuk raja-raja Humair, yang memuat prinsip-prinsip Islam, zakat-zakat, diyat, luka-luka dan lain-lain.
Semua itu merupakan sunnah yang terkodifikasi pada masa Nabi SAW, Sebagian kitab itu juga telah dibacakan di hadapan kaum muslimin. Antara lain, riwayat ibn Abi Laila dari Ubaidillah ibn 'Ukaim, katanya: Dibacakan kepada kami kitab Rasulullah SAW.: Jangan kalian memanfa'atkan kulit dan urat bangkai.Kitab-kitab Rasul SAW. itu juga dikirimkan kepada raja- raja, amir-amr, para gubernur dan para panglima perang serta Ahl adz-Dzimmah dan yang lain, yang jumlahnya mencapai dua ratus delapan puluh kitab, yang tidak mungkin saya sebutkan di sini seluruhnya.
Abu Bakar mengirimkan kitab kepada Anas bin Malik yang benisi zakat-zakat yang diwajibkan oleh Rasullulah SAW. Riwayat lain menyebutkan. bahwa kitab itu distempel dengan cincin Rasulullah SAW.
Nafi' meriwayatkan dari Ibn Umar, bahwa Ibn Umar menemukan shahi- fah di dalam pegangan pedang Umar ibn al-Khaththab yang berisi zakat-zakal binatang temak.Barangkali, naskah itulah yang diwarisi oleh Salim Abdillah ibn Umar, dan dibaca di hadapan beliau oleh Ibn Syihab az-Zuhriy.
Hal ini dikuatkan oleh riwayat dari at-Tirmidziy dan dari Muhammad ibn Abdurrahman al-Anshariy, katanya, tatkala Umar ibn Adul Aziz memegang umpuk khilafah, beliau berkirim surat ke Madinah meminta kitab Rasulullah SAW. yang berisi zakat-zakat, dan kitab Umar ibn al-Khaththab. Pada keluarga Umar, beliau mendapatkan kitab Umar yang berisi zakat-zakat mirip kitab Rasulullah SAW. Beliau berkata: "Lalu kami menyalinnya untuk Umar ibn Abdul Aziz."
Populer pula shahifah Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib yang beliau gantungkan pada pedang yang berisi keterangan tentang umur-umur unta, beberapa hal tentang luka-luka, keharaman Madinah dan tentang seorang muslim tidak boleh dibunuh karena membunuh seorang kafir."
Diriwayatkan dari Ibn al-Hanafiyah, Muhammad ibn Ali ibn Abu Thalib (- 81 H), katanya, ayahku mengutusku seraya berkata: "Ambillah kitab ini, lalu bawalah kepada Utsman. Karena di dalamnya terdapat perintah Nabi SAW. untuk mengeluarkan zakat,
"Diriwayatkan dari Mas'ar ibn Ma'n, katanya: Abdurrahman ibn Abdul- lah ibn Mas'ud mengeluarkan kitab untukku, dan bersumpah bahwa kitab itu ditulis oleh dan dengan tangan ayahnya sendiri. 18 Sa'd ibn Ubadah al-Anshariy (- 15 H) juga memiliki sebuah kitab atau beberapa kitab yang berisi beberapa hadits Rasulullah SAW. Putra sahabat ini juga telah meriwayatkan beberapa tindakan Rasulullah SAW. yang disebutkan di dalam kitab-kitab itu. 19 Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa shahifah itu merupakan kopi dari shahifah Abdullah ibn Abi Aufa, yang menulis hadits dengan tangannya sendiri. Orang-orang juga membaca himpunan beliau itu di hadapan beliau.
Abu Rafi' Maula Rasulullah SAw. (- 35 H)2 memiliki kitab yang memuat istiftah shalat, yang diberikannya kepada Abu Bakar ibn Abdurrahman ibn al-Harits (-94 H), salah satu tujuh ahli fiqh terkemuka. 22 Asma' binti 'Umais (- 38 H) memiliki sebuah kitab, yang memuat sebagian hadits Rasul SAW.
Diriwayatkan dari Muhammad ibn Sa'id, katanya: Tatkala Muhammad ibn Maslamah al-Anshariy (- 42 H)24 meninggal dunia, kami menemukan sebuah kitab pada gantungan pedang beliau, yang berbunyi: "Bismillahir- rahmannirrahim. Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya Tuhanmu pada sisa masamu memiliki banyak anugrah. Karena itu menghadaplah kepada-Nya, 25 Subai'ah al-Aslamiyyah menuliskan untuk Abdullah ibn 'Utbah, yang diriwayatkannya dari Rasulullah SAW., bahwa beliau memerintahkan kepadanya untuk menikah sesaat setelah kewafatan suaminya setelah ia melahirkan.
Rasulullah SAW. mengirimkan sebuah kitab kepada Wa'il ibn Hajar (- 50 H) untuk kaumnya di Hadhra Maut, yang memuat langkah-langkah besar Islam, sebagian nisab zakat, hukuman zina, keharaman khamr dan segala sesuatu yang memabukkan adalah haram. Rasulullah SAW. menguasakan Yaman kepada Amr ibn Hazm (-53 H) yang memberikan kepadanya kitab yang berisi beberapa fardhu, sunnah, diyat dan lain-lain.
Abu Hurairah (- 59 H) menyimpan kitab-kitab yang berisi hadits-hadits dari Rasulullah SAW. Al-Fudhail ibn Hasan ibn Amr ibn Umayyah adh-Dhamriy meriwayat- kan dari ayahnya, katanya, aku membaca sebuah hadits di sisi Abu Hurairah, lalu beliau mengingkarinya. Lalu aku berkata: "Aku mendengarnya darimu." Lalu beliau berkata: "Bila engkau mendengarnya dariku, maka hadits itu akan tertulis padaku." Lalu beliau membawaku ke rumahnya. Kemudian beliay memperlihatkan kepada kami banyak kitab yang berisi hadits Rasulullah SAW. Temyata beliau menemukan hadits yang saya baca dalam kitab tersebut. Lalu beliau berkata: "Aku telah memberitahukan kepadamu, bahwa bila engkau mendengamya dariku, maka ia akan tertulis padaku." Busyair ibn Nuhaik pernah membaca di hadapan beliau sebuah kitab yang ditulisnya dari beliau sebelum ia berpisah dengan beliau.
Samurah ibn Jundab (- 60 H) menghimpun banyak hadits di dalam sebuah naskah yang diriwayatkan darinya oleh putranya, Sulaiman.31 Barangkali naskah itulah yang merupakan risalah yang ditulis oleh Samurah kepada putra-putranya. Berkenaan dengan naskah itu, Muhammad ibn Sirin berkata, di dalam risalah Samurah untuk putra-putranya terdapat banyak ilmu."
Ash-Shahifah ash-Shadiqah Milik Abdullah ibn Amr ibn al-Ash (7 SH - 65 H)
Rasulullah SAW. memberikan kelonggaran bagi Abdullah ibn Amr ra. untuk menulis hadits. Karena ia seorang penulis yang baik. Ia menulis banyak hadits dari beliau. Shahifahnya itu dikenal dengan sebutan "Shahifah Ash- Shadiqah", nama yang juga dikehendaki oleh penulisnya. Karena ia menulisnya dari Rasulullah SAW. Tulisan itu merupakan riwayat yang paling benar dan beliau.
Mujahid ibn Jabr (21 - 104 H) juga pernah melihat shahifah itu ada pada Abdullah ibn Amr. Lalu ia pergi untuk mendapatkannya. Beliau berkata kepadanya: Menyingkirlah wahai pemuda Bani Makhzum. Mujahid berkata: Aku tidak menulis sesuatu pun. Beliau berkata: "Shadiqah ini memuat apa yais saya dengar dari Rasululah SAW., dan antara diriku dengan beliau tak ada penghalang seorangpun,
Shahifah ini sangat berharga tinggi bagi ibnu Amr. Sampai-sampai beliau permah mengatakan: Dalam kehidupan ini tidak ada yang menyenangkanku kecuali ash-Shadiqah dan "al-Wahd" Kadang-kadang beliau menyimpannya dalam sebuah peti khawatir ia akan hilang.Shahifah itu juga dihafalkan oleh keturunan beliau. Ada riwayat yang bisa dinulai kuat, bahwa cucu beliau, Amr ibn Syu'aib juga meriwayatkan darinya. Shahifah Abdullah ibn Amr itu memuat seribu buah hadits, seperti dikatakan oleh Ibn al-Atsir.
Hanya saja penghitungan hadits Amr ibn Syu'aib yang diriwayatkannya dari ayahnya dari kakeknya tidak mencapai lima ratus buah hadits. Meski shahifah shadiqah yang ditulis oleh Ibn Amr itu tidak sampai kepada kita, namun Imam Ahmad telah meriwayatkan sebagian isinya kepada kita dalam kitab Musnad.
Di samping itu, kitab-kitab sunan yang lain juga memuat sebagian besamya 40 Shahihfah ini memiliki kedudukan sangat penting. Karena ia merupakan bukti historis yang ilmiah memuat informasi tentang penulisan hadits Nabi SAW. di hadapan beliau dan dengan izin beliau sendiri. Abdullah juga mengimla'kan hadits kepada murid-murid beliau.
Murid beliau, yaitu Husain ibn Syafiy ibn Mati' al-Ashbahiy di Mesir meriwayatkan dua kitab. Salah satunya memuat: "Rasulullah SAW. memberikan keputusan tentang begini. Rasulullah SAW, menyabdakan begini." Yang lain memuat berbagai kejadian sampai hari kiamat.
Di sini saya hanya memaparkan Shahifah ash-Shadiqah. Ibn Amr juga memiliki banyak kitab dari Ahlul Kitab yang diperolehnya sewaktu perang Yarmuk sebanyak dua "zamilah".4 Bisyr al-Marisiy menduga bahwa Abdullah ibn Amr meriwayatkan kitab-kitab itu kepada orang lain dari Nabi SAW. dikatakan kepadanya: Jangan kami riwayat- kan kepada kami dua zamilah itu. Tetapi dugaan itu tidak benar. Ada riwayat yang kuat bahwa Ibn Amr dapat dipercaya periwayatannya. Tidak mungkin beliau mengatasnamakan riwayat dari Nabi SAW, sebagai riwayat dari Ahlul Kitab, atau mengatasnamakan riwayat dari Ahlul Kitab sebagai riwayat dari Nabi SAW.
Cukup menjadi kebanggaan bagi Ibn Amr, bahwa beliau merupakan orang pertama yang mengkodifikasikan hadits atas izin Nabi SAW. baik dalam keadaan sedang marah ataupun tidak.
Kitab-kitab Ibn Abbas (3 SH-68 H)
Ibn Abbas terkenal dengan ketekunannya menuntut ilmu. Dan setelah Rasulullah SAW. wafat, beliau selalu bertanya dan menulis dari sahabat. Rasulullah SAW. sendiri permah mendo'akannya: "Ya Allah, ilhamkanlah kepadanya hikmah dan ajarkanlah kepadanya ta'wil (tafsir). "
Setelah beliau wafat, tampaklah kitab-kitab beliau, yang jumlahnya semuatan unta. Abdullah ibn Umar (10 SH - 73 H) meriwayatkan, bahwa setiap kali keluar ke pasar, beliau selalu melihat kitab-kitab beliau. Periwayat juga m ngukuhkan bahwa kitab-kitab beliau itu berkenaan dengan hadits.
Shahifah Jabir ibn Abdullah al-Anshariy (16 SH - 78 H)
Barangkali shahifah ini bukan shahifah kecil yang berisi manasik yang disebutkan oleh Imam Muslim dalam Kitab al-Hajj." Ibn Sa'd menyebutkan nya dalam biografi Mujahid, yang juga meriwayatkan darinya. 30 Seorang tabi'iy terkemuka, Qatadah ibn Di'amah as- Sadusiy (- 118 H) mengakuj ketinggian status shahifah itu seraya berkata: "Sungguh saya lebih hafal shahifah Jabir ibn Abdillah daripada surat Al-Baqarah."
Riwayat lain menyebutkan, Qatadah hanya meriwayatkan dari shahifah Sulaiman al-Yasykuriy yang memiliki kitab dari Jabir ibn Abdillah. Ada kemungkinan Sulaiman al-Yasykuriy meriwayatkan shahifahnya dari Jabir. Karena ia salah seorang murid Jabir. Ibn Hajar meriwayatkan bahwa Sulaiman belajar kepada Jabir dan menulis dari Shahifah Jabir.
Dan ada kemungkinan pula Qatadah meriwayatkan Shahifah Jabir ibn Abdillah dari Sulaiman al- Yasykuriy. Karena Umm Sulaiman datang membawa kitab Sulaiman, lalu dibacakan kepada Tsabit. Qatadah dan Abu Bisyr. Mereka meriwayatkan semuanya. Sedang Tsabit meriwayatkan darinya satu hadits saja.
Shahifah Jabir memang sangat populer. Kitab al- Yasykuriy dari Jabir juga sangat populer. Ini dikuatkan dengan banyak riwayat. Antara lain yang diriwyatkan dari Syu'bah, bahwa beliau menilai hadits-hadits Abu Sufyan Thalhah ibn Nafi" dari Jabir tidak lain adalah kitab Sulaiman al-Yasykuriy.
Jabir juga memiliki kelompok kajian di Masjid Nabawiy untuk mengimla'kan hadits kepada murid- muridnya. Banyak yang menulis darinya, semisal Wahb ibn Munabbih (-114 H) 56 Abu az-Zubair, Abu Sufyan dan asy-Sya'biy benar-benar meriwayatkan dari Jabir. Mereka mendengar darinya dan sebagian besar yang mereka riwayal- kan dalam shahifah.
Diriwayatkan dari "Urwah ibn az-Zubair (22 - 93 H) perkataannya: "Saya pernah menulis hadits, tetapi kemudian menghapusnya. Namun saya lebih senang menebusnya dengan harta dan anakku dan aku tidak menghapus- nya."38 Mungkin pula beliau menulis lainnya, lalu terbakar sehingga beliau sangat sedih. Karena itu, beliau mengatakan: "Saya sangat senang seandainy kitab-kitabku masih ada padaku menebusnya dengan keluarga dan hartaku.
Khalid ibn Ma'dan al-Kala'iy al-Himshiy (- 104 H) memiliki sebua mushhaf yang terbungkus yang menyimpan ilmunya. Buhair ibn Sa'd juga memiliki kopian dari Khalid ibn Ma'dan.
Abu Qilabah (Abdullah ibn Zaid al-Jirmiy, kitab-kitabnya kepada Ayyub as-Sakhtiyani (68 - 131 H). Lalu kitab-kitab itu didatangkan dalam jumlah semuatan unta.
Dan Ayyub membayar sewanya sebesar sepuluh dirham lebih 3 Al-A'masy berkata: Al-Hasan al-Bashriy (21 - 110 H) mengatakan: Kami memiliki kitab-kitab yang selalu kami rawat.
Muhammad al-Baqir ibn Ali bin al-Husain (56 - 117 H) memiliki kitab-kitab yang sebagiannya didengar oleh putranya, Ja'far ash-Shadiq, dan membaca sebagiannya yang lain.
Makhul asy-Syamiy memiliki beberapa kitab, 6 demikian pula al-Hakam bn "Utbah.7 Bukair ibn Abdillah al- Asyaji (- 117 H) ilmuwan Madinah memiliki beberapa kitab yang kemudian pindah ke tangan putranya, Mak- hramah ibn Bukair.
Qais ibn Sa'id al-Makkiy (- 117 H) memiliki sebuah kitab yang ke- mudian pindah ke tangan Hammad ibn Salamah (- 167 H).0" Yang tak bisa diragukan lagi adalah bahwa ulama' pada awal abad kedua Hijriah telah menyusun banyak kitab. Bahkan kitab az-Zuhriy saja berjumlah sedemikian banyak, yang setelah terbunuhnya al-Walid ibn Yazid ibn Abdul Malik ibn Marwan (88 – 126 H) dipindah dari perbendaharaan beliau dengan kendaraan.
Sebelum membicarakan maraknya kodifikasi dan penyebarannya di awal abad kedua hijriah, kitab-kitab dan karya-karya ulama' saat itu, saya harus membicarakan shahifah Hammam ibn Munabih, karena ia memiliki urgensi historis dalam masalah kodifikasi hadits.
Ash-Shahifah ash-Shahihah Milik Hamman ibn Munabbih ( 40 - 131 H)
Hammam ibn Munabbih, seorang tabi'i terkemuka permah bertemu de- ngan seorang sahabat terkemuka, Abu Hurairah dan menulis banyak hadits Rasulullah SAW. darinya serta menghimpunnya di dalam Shahifah atau be- berapa shahifah yang dikenal dengan sebutan "ASH-SHAHIFAH ASH- SHAHIHAH".
Kadang-kadang disebut juga dengan ASH-SHAHIHAH, se- perti Ash-Shahifah ash-Shadiqah milik Abdullah ibn Amr ibn al-'Ash ra. Tepat sekali beliau menyebutnya Ash-Shahihah, karena beliau menulisnya dari seorang sahabat agung yang selalu menyertai Nabi SAW. selama empat tahun yang meriwayatkan banyak hadits. Shahifah itu bisa sampai kepada kita dalam keadaan utuh, seperti yang diriwayatkan dan dikodifikasikan oleh Hammam ibn Munabbih dari Abu Hurairah. Dr. Muhammad Hamidullah berhasil menemukan shahifah itu dalam bentuk dua manuskrip yang mirip, masing-masing di Damaskus dan Berlin.
Kepercayaan kita akan shahifah Hammam itu tatkala kita mengetahui bahwa Imam Ahmad meriwayatkannya secara utuh di dalam kitab Musnadnya. Di samping itu, Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagian besar haditsnya dalam beberapa bab di dalam kitab Shahihnya.
Shahifah ini memiliki nilai historis yang amat penting dalam hal kod bahwa hadits nabawi telah terkodifikasi sejak dini dan dengan demikian g ruskan kesalahan umum, bahwa hadits baru dikodifikasikan pada awal. abad kedua Hijriah. Sebab Hammam bertemu dengan Abu Hurairah - dan al syak lagi bahwa ia menulis dari Abu Hurairah - sebelum Abu Hurairah wek Padahal Abu Hurairah wafat tahun 59 H.
Ini berarti bahwa fakta ilmiah itu dikodifikasikan sebelum tahun tersebut, yakni pada pertengahan abad perta Hijriah. Dan kita juga merasa yakin bahwa Abdullah ibn Amr telah mengkod fikasikan hadits pada masa Rasulullah SAW. yaitu Ash-Shahifah ash-Shadiqah-nya itu.
Dengan demikian, secara praktis, ulama' telah melak sanakan kodifikasi sebelum perintah resmi dari Umar ibn Abdul Aziz. Lehih dari itu, selayaknya saya menyebutkan shahifah itu di tengah- tengah penyeby- tan kitab-kitab Abu Hurairah. Karena shahifah itu merupakan imla'nya kepsda Hammam. Hanya saja, saya menyebutkan shahifah itu di sini, karena ia memane terkenal milik Hammam. Ia kemudian diriwayatkan oleh muridnya, Ma'mar ibn Rasyid, kemudian Abdurrazzaq dari Ma'mar, begitu seterusnya.
Shahifah Hammam ini memuat 138 buah hadits. Ibn Hajar juga menye- butkan, bahwa Hammam mendengar dari Abu Hurairah, sekitar 140 buah hadits dengan satu sanad. 76 Ini memberikan tambahan bukti bagi kita, karena adanya kesamaan jumlah hadits yang ada di dalam shahifah dengan yang disebutkan oleh ulama'. Kodifikasi hadits sudah marak di kalangan ulama' pada paroh pertama abad kedua Hijriah. Sampai bisa dinilai sangat langka, bila ada seseorang di antara mereka yang tidak memiliki karya yang memuat beberapa bab hadits. Saya telah menyebutkan orang-orang yang pertama melakukan penyusu- nan di berbagai wilayah Islam. Di antara mereka yang bergabung dalam penyusunan hadits atau yang didapati kitab-kitab hadits padanya saat itu adalah Yahya ibn Katsir (- 128 H)," seorang ulama' Saugah (- 135 H)8 memiliki sebuah kitab. Zaid ibn Aslam (- 136 H) juga memiliki sebuah kitab tentang tafsir." Mungkin didalamnya terdapat banyak hadits Rasul SAW.
Musa ibn 'Uqbah (- 141 H)0 memiliki beberapa hadits Nafi' Maula ibn Umar yang tertulis di dalam sebuah shahifah. Al-Asy'ats iba Abdul Malik al-Hamrani (- 142 H)81 memiliki sebuah kitab yang berpindah ke tangan Sulaiman, sahabat al-Bashriy. 'Uqail ibn Khalid ibn 'Uqail ( - 142 H)82 menulis banyak hadits dari az- Zuhriy.
Yahya ibn Sa'd al-Anshariy (-145 Hj juga memiliki kitab yang kemudian pindah ke tangan Hammad ibn Zaid "Auf ibn Abu Jamilah al-Abdiy (- 146 H)84 memiliki "ATHRAF hadits dari al-Hasan al-Bashriy dari Nabi SAW. Setelah itu, ATHRAF tersebut berada di tangan Yahya ibn Sa'id al-Qaththan (120 - 198 H).
Ja'far ash-Shidiq ibn Muhammad Al-Baqir (80 - 148 H). memiliki beberapa risalah, hadits manuskrip. Beliau termasuk ahli hadits berstatus tsiqat. Yunus ibn Yazid ibn Abi an-Najad (- 152 H) memiliki sebuah kitab yang dinilai shahih oleh Ibn Mubarak.
Abdurrahman ibn Abdillah ibn 'Utbah al-Mas'udiy (- 160 H) memiliki beberapa kitab yang dibawa oleh Syu'bah dari Baqhdad 88 Za'idah ibn Qudamah (- 161 H) memiliki beberapa kitab yang ditunjukkannya kepada Sufyan al-Tsauriy. Za'idah sendiri sejajar dengan Syu'bah ibn al-Hajjaj.
Sufyan al-Tsauriy (97 - 161 H) memiliki beberapa kitab, antara lain dalam bidang hadits, yaitu Al-Jami' Al-Kabir dan Al-Jami' Ash-Shaghir. Ibn al- Mubarak mengatakan: Tbrahim ibn Thuhman (-163 H) dan as-Sakariy, yakni Abu Hamzah (- 167 H) kitab-kitabnya shahih.92 Abdul Aziz ibn Abdullah al-Majisyun (- 164 H) memiliki kitab-kitab yang kemudian diriwayatkan oleh Ibn Wahb darinya. Abdullah ibn Uwais (- 169 H) - putra paman Malik dan ipamya - memiliki beberapa kitab yang sampai kepada putranya, Isma'il.
Sulaiman ibn Bilal mewasiatkan kitab-ki- tabnya kepada Abdul Aziz ibn Abu Hazim.95 Patut pula disebutkan di sini, bahwa Abdullah ibn Luhai'ah (- 174 H), ahli hadits kawasan Mesir memiliki banyak kitab, yang kemudian terbakar pada tahun 169 H. Dan kitab-kitabnya itu shahih.
Ibn Luhai'ah juga memiliki shahifah hadits yang dianggap sebagai pelopor koleksi hadits dan masih ada serta memuat himpunan daun-daun papyrus (yang telah ditulisi hadits).
Al-Laits ibn Sa'd (94 - 175 H), Syeikh ad-Diyar al-Mishriyyah juga memiliki banyak karya.98 Masih banyak khabar tentang berbagai karya dan penyusunannya, tetapi tidak muat bila disebutkan seluruhnya di sini. Cukup menjadi bukti betapa banyaknya karya-karya di penghujung abad kedua Hijriah, bahwa Ali ibn Abdullah al-Madiniy (161 - 234 H) menyusun beragam bab hadits, perawi- perawinya, gharibnya, syadznya dan ilat-ilanya sejumlah lebih dari seratus karya.
Dari jumlah itu, Muhammad ibn Shalih al- Hasyimi menyebut dua puluh lima karya lebih. Dan masing-masing kitab terdini dari juz-juz, yang sebagian- nya mencapai tiga puluh juz."
Demikianlah andil ulama' dalam menjaga hadits, baik melalui hafalan maupun tulisan. Tepat sekali pernyataan Ali ibn al-Madiniy (- 124 H): Saya melakukan perenungan. Temyata, isnad berkisar pada enam orang. Bagi warga Madinah, Ibn Syihab (-124 H), Makkah Amribn Dinar (46 -126 H), 100 Basrah Qatadah ibn Di'amah as-Sadusiy (-117 H) dan Yahya ibn Katsir (-129 H)101 dan Kufah Abu Ishaq Amr ibn Abdullah as-Sabi'iy (33 - 127 H)102 dan Sulaiman ibn Mihran al-A'masy (61 - 148 H). Ali berkata: Kemudian ilmu keenam tokoh tersebut beralih kepada para pemilik karya-karya hadits.
Tulisan dari Kitab Usul Al-Hadits Yang ditulis oleh Muhammad 'Ajjaj Al-Khathib