Psikologi Klinik
Yang dimaksudkan psikologi klinik di sini adalah suatu pendekatan dalam psikologi yang lahir di bawah naungan tradisi medis terutama medis klinik. Seorang ahli klinik (clinician) adalah memiliki kemampuan pengamatan dan tidak takut dan segan mengambil keputusan berdasar pada penilaian dan peramalan subyektif, malah kadang-kadang berdasar pada intuisi dan ilham.
Baca juga: Psikologi Eksperimental
Jadi metode yang digunakannya bersifat kualitatif, menyeluruh dan subyektif. Dia kalau mencatatkan perhatiannya, itu bersifat sekunder sekedar untuk menambahkan lagi kesan dalam menolong pasiennya dengan menyusun kesan-kesan dan pengalaman-pengalamannya.
Sebaliknya, psikologi eksperimental, seperti telah kita sebutkan pada tulisan sebelumnya, lahir di gerakan di bawah kelolaan ahli akademik (academician) yang lebih mementingkan pengetahuan daripada Pengobatan (action), pengukuran obyektif daripada pandangan sensitif dan menyeluruh, lebih mementingkan perincian dan bagian-bagian tingkah laku dari memikirkan tentang kehidupan Yang sebenarnya.
Dalam penelitian-penelitian Garfield dan Kurtz (1974) dinyatakan bahwa sikap ahli psikologi klinik di Amerika Serikat berada di antara kutub yang berlawanan, yaitu obyektivitas dan intuisi, dan pada pandangan mereka terhadap dirinya walaupun orang akademik atau practioner. Yang sebenamya timbulnya pendekatan klinik dalam psikologi sebagai lawan dari pendekatan eksperimental mempunyai sejarah yang panjang yang bermula pada penghujung abad ke 19.
Oleh sebab itu baiklah kita ikuti perkembangan itu sambil diuraikan faktor-faktor yang memegang peranan dalam membentuk dan mengembangkan psikologi klinik. menggunakan Psikometrika Inilah salah satu sumber utama psikologi klinik yang juga merupakan sebagian gerakan ilmiah pada abad ke 19.
Baca juga: Psikologi Modern
Sekalipun psikometrika sekarang masih banyak kekurangannya, tetapi ahli psikologi klinik berhutang budi kepadanya dari segi kedudukan ilmiah dan aktivitas professionalnya. Sebab setiap kali ia mempertahankan sifat obyektif dia selalu terpengaruh dengan dasar- dasar dan prinsip-prinsip psikometrika.
Psikometrika sebagai salah satu alat (tool) psikologi klinik berhutang budi kepada Francis Galton di negeri Inggeris. Seperti telah kita katakan beliau adalah salah seorang murid Darwin dan termasuk orang yang pertama sekali mencoba menerapkan dasar-dasar evolusi dalam mengkaji umat manusia. Sebab perhatian Galton pada pengkajian keturunan (negetics) maka ia menciptakan alat-alat untuk mengukur dengan cara obyektif akan ciri-ciri individu yang berkerabat dan lain- lainnya dalam jumlah yang besar.
Pada tahun 1882 didirikan gerak anthropomentrynya di South Kinsington di London, di mana individu-individu itu diuji pembedaan indera, kemampuan gerak, dan ujian assosi asi bebas yang kemudian digunakan dan di perluaskan oleh Wundt. Galton juga adalah orang pertama yang menggunakan metode "inventory" untuk maksud-maksud kajian psikologi dalam penyelidikan-penyelidikannya yang terkenal dengan nama "khayalan melalui mata". Juga ia termasuk orang yang mula-mula menciptakan metode-metode statistik untuk menganalisa data berkenaan dengan perbedaan-perbedaan perseorangan.
Usaha-usahanya dalam bidang ini diteruskan oleh murid-muridnya seperti Carl Pearson yang menggantikannya sebagai pemimpin gerakan Antrhopomentry pada tahun 1911, dan dialah yang menciptakan ikat pertalian (correlation-coefficient) yang terkenal dengan namanya. Metode serupa ini menyebabkan timbulnya psikologi klinik yang disokong oleh kecenderungan psik omentrika yang kuat, juga menyebabkan individu menjadi suatu unit yang sesuai bagi penyelidikan psikologi.
Perhatian pada penyelidikan terhadap perbedaan-perbedaan perseorangan (individual differences) membawa kepada perhatian terhadap tingkahlaku yang menyeleweng dari rata-rata pada variabel normal, dan selanjutnya dari situ mengajak untuk meneliti orang-orang abnormal dan orang-orang sakit dan cara-cara pemeliharaannya.
Perhatian untuk mengkaji perseorangan mendorong untuk mengkaji saling tindak (interaction) antara berbagai-bagai faktor dalam dan luar, faktor-faktor sosialisasi dan pertumbuhan dan hubungan-hubungan dengan orang-orang lain, dan lain-lain lagi faktor yang turut membentuk polanya yang unik.
James McCeen Cattell, salah seorang Amerika yang berguru pada Wundt, adalah orang pertama menggunakan istilah "Ujian mental" (mental test) dalam makallahnya yang berjudul: "Mental test and Measurement" yang diterbitkan pada tahun 1890, di mana diuraikan tentang ujian-ujian yang dibentangkannya Pada universitas Pennsylvania di Amerika Serikat. Cattell juga terpengaruh oleh penyelidikan yang dibuat oleh Galton.
Jadi dalam kajian itu terdapat dua aliran penting: eksperimen dan pengukuran perbedaan-perbedaan perseorangan. Cattell menekankan Pentingnya menerapkan cara-cara melakukan ujian dan penyiap jadwal-jadwal normanya. Dia bersama Thorndike dan Wood-Morth termasuk perancang-perancang pertama dalam mempengaruhi aliran baru ini dalam psikologi pada masa itu, yaitu berusaha membuat analisa statistik dalam mengkaji perbedaan-perbedaan perseorangan. Tetapi sebagian besar penyelidikan pada waktu itu berpusat pada tindak balas waktu (reaction time).
Dalam penelitian itu juga berkenaan dengan fungsi-fungsi indera-gerakan yang sederhana. Untuk melakukan pengukuran ini perlu disiapkan latihan seperti: kekuatan genggaman tangan. Di samping itu juga mengukur rata-rata gerakan lengan. Kemudian dengan mengukur pembeda antara perbedaan kecil dalam timbangan, mengukur kecepatan membedakan warna, dan lainnya.
Ini berdasar pada pertimbangan bahwa proses-proses akal yang tinggi dapat difahami dengan menganalisanya kepada unsur- unsurnya yang awal, yaitu indera gerak. Tetapi kajian yang dibuat oleh Wesle, murid Cattell, gagal menemukan pertalian yang signi- fikan antara angka-angka dalam ujian indera-gerak ini dan rata-rata angka mahasiswa dalam matapelajaran-matapelajaran di Universitas.
Barangkali kajian ini telah ikut menghentikan percobaan untuk meramalkan kemampuan-kemampuan yang rumit dari yang sederhana dan mengarahkan pandangan kepada percobaan-percobaan Binet di negeri Perancis. Ujian kecerdasan seperti yang kita kenal sekarang adalah salah satu hasil abad ke 20.
Binet dan Henry adalah orang-orang pertama yang menunjukkan dalam makalahnya pada tahun 1895 pentingnya mengukur kecerdasan dan menyiapkan ujian-ujian bagi proses intelektual yang lebih rumit dari proses-proses indera gerak. Binet terpengaruh oleh orang-orang sebelumnya yang berusaha mengukur tingkat kecerdasan akal dan membedakan antaranya dan orang psikologis, di antaranya Scirol yang mendapati bahwa kemampuan menyatakan dengan bahasa akan berkurang setaraf dengan kerencatanakal.
Pada tahun 1897 Ebbinghaus mengemukakan teorinya dalam kecerdasan yang mengadung kemampuan menggabungkan dan memadukan berbagai-bagai mata pelajaran dalam pengalaman-pengalaman kita. Atas dasar itulah ujian menyempurnakan kalimat diciptakan untuk mengukur kecerdasan.
Pada tahun 1904 Menteri Pendidikan Perancis mendirikan vebuah lembaga yang salah seorang anggotanya adalah Binet, untuk mencari sebab kelambatan belajar. Binet dan Simon menerbitkan ukuran kecerdasan yang pertama pada tahun 1908 yang terdini atas 30 pertanyaan yang tersusun menurut derajat kesusahannya. Pada tahun 1908 ukuran itu ditinjau kembali dengan menggun akan konsep "umur akal"" (mental age). Konsep ini ditinjau kembali untuk kedua kalinya sekitar tahun 1911. Penelitian itu dilakukan bertepatan dengan tahun meninggalnya Binet.Ujian Binet telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia, sedang di Amerika Serikat telah dibuat beberapa terjemahan yang dibuat oleh Joddard, Coleman, dan Wallen. Tetapi terjemahan yang terpenting adalah yang telah dibuat oleh Terman pada tahun 1916 di Univeristas Stanford, Califormia, Amerika Serikat, yang menggunakan konsep "taraf kecerdasan" IQ).
Terjemahan telah ditinjau kembali dua kali bersama dengan Merryl: pertama kali pada tahun 1937 dan yang kedua pada tahun 1960. Telah ditakdirkan bahwa ujian ini mempunyai pengaruh yang paling besar dalam membentuk psikologi klinik pada tingkat- tingkat awalnya sehingga pada tahun-tahun tiga puluhan ahli psikologi klinik dikenal sebagai orang yang dapat melaksanakan ujian kecerdasan Stanford-Binet (Garfields, 1965).
Ujian Stanford-Binet telah didahul ui dan diikuti oleh ber- bagai kelompok ujian, diantaranya ujian-ujian performance praktikal untuk orang-orang buta huruf dan bagi orang-orang yang tidak berbahasa seperti ujian itu, misalny a papan-papan bentuk dan menyempurnakan lukisan, dan lain-lain lagi. Juga timbul kebutuhan untuk menyiapkan battery dari ujian-ujian ini yang mengukur berbagai-bagai fungsi. Di antaranya adalah ujian performance Pintner-Patterson (1917).
Kemudian muncul lagi kebutuhan kepada ujian-ujian kumpulan untuk menghadapi kebutuhan yang mendesak untuk menguji beribu-ribu pasukan pada perang dunia pertama. Akibatnya disiapkanlah ujian Alfa, dan kemudian ujian Beta bagi orang-orang buta huruf dan yang tak berbahasa Inggeris. Juga timbullah ujian-ujian untuk kanak-kanak dan ujian-ujian pribadi yang nenggunakan kertas dan pensil, di antaranya ujian Woorworth untuk mengetahui dengan segera tentang segi-segi penyesuaian yang tak laras dan orang-orang neurotik.
Ujian ini kemudian menjadi contoh yang ditiru dalam menciptakan ujian-ujian personality yang menggunakan kertas dan pensil yang muncul berpuluh-puluh sesudah itu. Kemudian muncullah ujjan. ujian suasana untuk mengkaji personality, seperti ujian Hatcherson dan kawan-kawannya dalam kajian mereka yang terkenal dalam bidang akhlak (1928 - 1930).
Juga ahli-ahli psikologi berusaha menyiapkan ujian-ujian bakat-akat khusus seperti bakat-bakat musik (Seachore, 1919), mekanikal (Stanquist, 1923), jadwal perkembangan kanak-kanak (Gessell, 1928), ujian kemampuan-kemampuan dasar (Thurstone , 1938). Ujian Wachsler Belview terbit bagi kecerdasan orang dewasa terbit pada tahun 1939, di samping bertambahnya perhatian pada ujian-ujian minat, sikap, nilai-nilai dan pencapaian.
Dalam bidang kepribadian David Levy telah memasukkan ke Amerika pada tahun 1924 ujian percikan dawat (Rorschach Ink Blot Test) dan menggalakkan Samuel Beck untuk mengkajinya.
Beberapa ahli psikologi juga sangat mementingkan pada ujian tersebut seperti Clubge, Hurtz, dan Petrovsky. Juga Murray menyiapkan ujian projektifnya yang terkenal dengan nama "Thematic Apperception Test" (TAT). Aliran dynamisme dalam psikologi telah mengukuhkan lagi teknik-teknik projektif ini.
Akibat keberhasilan ujian-ujian ini adalah munculnya gelombang kritikan terhadapnya dalam lingkungan psikologi dan di depan pendapat umum. Dari situ muncullah banyak di antaranya dan tersiar pemakaianny a di sekolah-sekolah untuk menjeniskan dan membimbing murid-murid, di perusahaan-perusahaan untuk pemilihan (selection) dan bimbingan (guidance), dan di klinik- klinik dan rumah-rumah sakit untuk penaksiran (diagnose ).
Pada dekade yang ketiga dan keempat bertambahlah perhatian untuk pembakuan (standardize) ujian-ujian dan memastikan boleh dipercayai (realiability), kesahan (validity), dan penggunaaannya (usability) untuk mengkaji perbedaan-perbedaan nerseorangan dan masalah-masalah keturunan, lingkungan, dan perbedaan-perbedaan silang budaya (cross-cultural).
Analisa faktor (faktor acalysis) telah turut menolong penyelidikan-penyelidikan dalam bidang-bidang ini, terutama yang berkena an dengan teori- teori kecerdasan. Peranan yang dipegang oleh ukuran-ukuran dan ujian psikologikal tambah kuat lagi dalam perang dunia kedua, dan ini berkaitan dengan peranan ahli-ahli psikologi klinik.
Menurut penilaian kita terhadap peranan yang dimainkan oleh ujian psikologi dalam pengembangan psikologi klinik, dapat kita katakan bahwa ujian Stanford-Binet mempunyai pengaruh besar dalam bidang ini. Sebab tugas utama bagi banyak ahli klinik pada tingkat-tingkat awal perkembangan ilmu itu adalah melancarkan ujian tersebut, kemudian diperluas lagi kepada ujian-ujian lain. Ini mempunyai kesan negatif terhadap psikologi klinik, sebab ujian-ujian itu memberi kesan bahwa ia dapat dilancarkan di segala waktu dan tempat, dan bahwa mudah menggunakan dan menafsirkannya, sebagaimana kebanyakannya memberi angka tertentu.
Padahal perancang-perancang pertama dalam ujian psikologi tidak permah mengatakan bahwa ujian-ujian yang diciptakannya itu sempurna, malah mereka mengingatkan supaya jangan dilupakan untuk membakukan (standardize) dan memastikan kepercayaan dan kesahannya.
Juga mereka mengajar untuk mermbuat an alisa kwalitatif terhadap hasil-hasil ujian di samping analisa kwantitatif. Oleh sebab terlalu banyak berpegang pada ujian- ujian psikologi inilah, terutama pada hal ihwal yang menghendaki pengalaman klinikal, yang mengajar banyak orang dari profesi yang lain mempercayai bahwa tugas utama ahli psikologi klinik adalah ujian psikologi, sedang itu dikesampingkan oleh psikologi.
Tulisan Ini adalah berdasarkan Buku Manusia dan Pendidikan yang ditulis oleh Hasan langgulung