HADITS ARBAIN AN-NAWAWI KE-13 TENTANG CINTA
عن أبي حمزة أنس بن مالك خادم رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: “لا يؤمن أحـدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
( رواه البخاري و مسلم )
Nabi yang bersabda: “Tidak (sempurna) keimanan salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Baca juga:
- Syarah Hadits arbain An-Nawawi Hadits Yang ke-6 Tentang menjauhi diri dari sesuatu yang syubhat
- Download Syarah Hadits arbain Terlengkap
BIOGRAFI PERAWI
Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Ibu Anas pergi menjumpai Rasulullah-dengan membawa puteranya, Anas. Sang ibu berkata: “Ya Rasulullah, ambillah anak ini sebagai anak yang akan membantumu." Beliau pun menerimanya. Usia Anas ketika itu tiga belas tahun. Ia terus menjadi pembantu beliau sampai beliau wafat dalam keadaan ridha kepadanya. Ia biasa melaksanakan shalat dengan berdiri lama, sehingga kedua telapak kakinya mengucurkan darah.
Ia berperang bersama Nabi dalam delapan peperangan. Ia bermukim di Madinah, menyaksikan berbagai penaklukan. Kemudian ia pindah ke Bashrah dan meninggal di sana pada tahun 93 H. Ia merupakan sahabat terakhir yang wafat di Bashrah. Ada 2286 hadits yang diriwayatkan darinya.
PENGANTAR
Hadits ini merupakan salah satu kaidah Islam. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah persamaan yang bisa menumbuhkan perasaan cinta, melestarikan keakraban, dan menata keadaan mereka.
PENJELASAN
Sabda beliau:
Kata saudara ini bisa diberi beberapa penafsiran: Pertama, ia ditafsirkan dengan persaudaraan secara umum yang meliputi orang yang kafir dan yang muslim. Maka, ia mencintai untuk saudaranya yang kafir apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri seperti masuk Islam. Ini sebagaimana ia mencintai untuk saudara muslimnya. Keadaannya yang lestari memeluk Islam. Karena itu, hal yang dianjurkan. mendoakan orang kafir agar mendapatkan petunjuk merupakan.
Hadits ini menunjukkan penafian keimanan yang sempurna dari orang yang tidak mencintai untuk saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri. Yang dimaksud dengan mencintai adalah menginginkan kebaikan dan kemanfaatan.
Maksudnya adalah: Kecintaan dalam agama. Bukan kecintaan sebagai sesama manusia. Karena, karakter kemanusiaannya kadang-kadang membenci diperolehnya kebaikan oleh orang lain dan keistimewaan orang lain terhadap dirinya. Manusia wajib melawan watak kemanusiaannya ini, mendoakan dan mengharapkan untuk saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri. Jika seseorang tidak mencintai untuk saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri, maka ia adalah orang yang hasad ( iri ).
Hasad, sebagaimana dikatakan oleh Al-Ghazali, terbagi menjadi tiga: Pertama: Berangan-angan akan hilangnya nikmat dari orang lain dan memperolehnya sendiri. Kedua: Berangan-angan hilangnya nikmat dari orang lain, sekalipun dirinya sendiri tidak memperolehnya. Ketiga: Tidak berharap hilangnya nikmat dari orang lain. Akan tetapi ia membenci kelebihannya terhadap dirinya. Baik dalam kekayaan dan kedudukan. Ia rela dengan persamaan, tetapi tidak rela dengan kelebihan orang lain. Ini juga diharamkan. Karena berarti ia tidak rela dengan pembagian Allah Ta'ala.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam surat Az-Zukhruf ( 43 ) ayat yang ke-32. Barangsiapa yang tidak rela kepada pembagian tersebut, berarti telah menentang pembagian dan kebijaksanaan Allah Ta'ala.
Hendaklah manusia mendidik dan memaksa dirinya untuk rela menerima ketentuan Allah serta melawan kehendak dirinya, karena biasanya manusia tidak menyukai apa yang tidak sesuai dengan selera nafsunya.
MUATAN HADITS
- Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mengangankan untuk saudaranya seperti apa yang diangankannya untuk dirinya sendiri.
- Mencintai kebaikan untuk saudara muslim sebagaimana mencintai kebaikan untuk diri sendiri.
- Membenci keburukan yang menimpa saudara muslim. Seperti ia membencinya keburukan itu untuk diri sendiri.