Kiat Sukses dalam Mencari Ilmu
Islam telah memerintahkan pengikutnya untuk belajar dan mencari ilmu, bahkan mewajibkannya kepada setiap individu muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم
" Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim.”
Baca juga:
Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa di antara nikmat nikmat-Nya yang agung yang diberikan kepada seseorang dan di antara bentuk kesempurnaan kemurahan-Nya kepada mereka adalah Dia mengajarkan kepada mereka apa yang tidak mereka ketahui, lalu Dia muliakan mereka dengan ilmu, serta memindahkan mereka dari gelapnya kebodohan kepada cahaya ilmu pengetahuan. Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengingatkan keutamaan membaca dan menulis, di mana di dalamnya mengandung manfaat yang sangat besar yang tidak diketahui kecuali oleh diri-Nya saja. Dia telah berfirman dalam surat Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5.
"Bacalah dengan menyebut nama Rabmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang maha Pemurah. Yang mengajar ( manusia ) melalui kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ilmu adalah cahaya sekaligus sinar yang terang benderang. Sementara kebodohan merupakan kegelapan. Ilmu adalah asupan bagi ruh. ini sebagaimana makanan yang menjadi asupan bagi badan. Ilmu tidak memerlukan definisi, karena ia terlalu jelas untuk dijelaskan dan terlalu terang untuk diterangkan.
Mencari ilmu telah dimulai dari sejak kecil sampai mati. Di sela-sela pencarian ilmu itu, seorang laki-laki yang mencari ilmu diperintahkan untuk berdoa kepada Alah agar diberi tambahan ilmu, karena ilmu itu tidak akan pernah ada habisnya. Rasulullah sendiri meskipun telah sampai pada ilmu yang tidak mungkin dicapai oleh orang lain. Namun demikian Allah telah memerintahkan Rasul untuk meminta tambahan ilmu kepada-Nya. sebagaimana difirmankan, " Dan katakanlah, "Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku."
Kalau kita perhatikan Al-Qur'an, maka kita akan mendapatkan bahwa tidak ada perintah berdoa untuk meminta tambahan sesuatu, kecuali meminta tambahan ilmu. Ini adalah bukti yang sangat jelas yang menunjukkan keutamaan ilmu.
Yang dimaksudkan dengan ilmu di sini adalah ilmu syariat yang dipelajari oleh seseorang dari para syaikh, ulama, masjid, lembaga lembaga pendidikan, serta fakultas-fakultas syari'at. Yaitu, ilmu yang menerangkan apa yang diwajibkan kepada setiap mukallaf ( orang yang diberi tugas ) dart urusan agamanya, baik menyangkut ibadah maupun mu'amalat.
Juga ilmu yang membahas tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, apa yang wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan perintah-Nya dan menyucikan-Nya dari berbagai kekurangan. Poros semua ilmu itu ada pada tauhid, tafsir, hadits, fikih, dan ilmu-ilmu Al-Qur'an.”
Tidak diragukan lagi bahwa ilmu-ilmu ini merupakan ilmu yang paling mulia yang dipelajari oleh setiap orang selama hidupnya. Baru kemudian disusul oleh ilmu duniawi yang diperoleh orang dari berbagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada, di awali dari tingkat dasar, lalu tingkat pertama, tingkat menengah, dan sampai keperguruan tinggi.
Tidak diragukan lagi bahwa kegigihan seorang laki-laki muslim untuk menuntut ilmu syariat dan ketekunanannya untuk melakukan hal tersebut menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menghendaki kebaikan baginya. Yang demikian itu sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan menjadikannya memahami agama."
Dan dari hadits di atas dapat dipahami bahwa orang yang tidak mendalami agama berarti telah dijauhkan dari kebaikan.
Perlu diingat, segigih apa pun belajar yang dilakukan oleh seorang laki-laki, dan setinggi apa pun tingkatan ilmu yang dicapai olehnya, maka di sana masih ada yang mengunggulinya. Hal itu sesuai dengan firman Allah Ta'ala, "Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki Dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui"
Bahkan harus disadari bahwa ilmu yang telah diberikan Allah bagi manusia hanya sedikit sekali dibanding keseluruhan ilmu Nya Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit."
Keutamaan Ilmu
Salah satu ciri utama yang membedakan antara manusia dengan seluruh binatang adalah ilmu. Seluruh manusia telah dibekali dengan ilmu pengetahuan sehingga mereka menjadi mulia karenanya. Dan kemulian itu, sama sekali bukan karena kekuatan, besar tubuh, keberanian, banyaknya makan atau banyaknya anggota kelompok. Karena onta pun lebih kuat dari manusia. Begitu juga gajah. la lebih besar dari manusia. Singa lebih berani dari manusia dan sapi pun lebih besar perutnya dari manusia. Namun semua binatang tersebut tidak ada yang memiliki kemulian seperti yang dimiliki manusia. Bahkan bisa dikatakan, manusia tidak diciptakan kecuali untuk ( menuntut ) ilmu.
Keutamaan ilmu syariat ini sangat besar sekali, bahkan terlalu besar untuk dijelaskan dengan kata-kata. Cukuplah Allah Ta'ala meninggikan laki-laki mukmin atas laki-laki lainnya dengan beberapa derajat sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Allah Ta'ala berfirman:
يرفع الله الدين ءامنوا منكم والدين أوتوا العلم درجات والله بما تعملون خبير
" Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS, Al-Mujadilah ayat 11)
Dalam menafsiri ayat ini, ada yang berkata, "Allah akan meninggikan orang mukmin yang berilmu atas orang mukmin yang tidak berilmu. Dengan ditinggikannya beberapa derajat, hal itu menunjukkan keutamaan, karena yang dimaksudkan dengannya adalah banyaknya pahala. Karena ilmu yang dimilikinya, derajat seorang alim menjadi tinggi.
Pengangkatan derajat itu mencakup maknawi di dunia dengan tingginya kedudukan dan nama baik, serta inderawi di akhirat dengan tingginya kedudukan di surga. Allah Ta'ala berfirman, "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada llah ( yang berhak disembah ) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu ( juga menyatakan yang demikian itu ), "
Perhatikanlah, bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memulai diri-Nya sendiri dan memuji para malaikat serta orang-orang yang berilmu. Pada ayat ini terdapat dalil yang menunjukan keutamaan ilmu serta kemuliaan orang-orang yang berilmu. Seandainya ada salah seorang yang lebih mulia daripada para ulama, niscaya Allah akan menyebut nama orang itu berbarengan dengan nama-Nya dan nama para malaikat-Nya, sebagaimana Dia telah menyebutkan nama para ulama.
Dan seandainya ada sesuatu yang lebih mulia daripada ilmu, niscaya Allah akan menyuruh Nabi-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk meminta tambahan baginya, sebagaimana beliau telah diperintahkan untuk meminta tambahan ilmu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai tanda keridhaan bagi penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan baginya oleh orang-orang yang tinggal di langit dan di bumi, serta ikan-ikan yang berada di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama itu merupakan pewaris para Nabi."
Perhatikan bagaimana para malaikat melihat penuntut ilmu dengan mata penghormatan dan kebesaran, sehingga orang itu akan merasakan pengagungan dan penghormatan tersebut, dan para malaikat juga akan memperlakukan dirinya seperti perlakuan mereka terhadap para Nabi. Itu dikarenakan para ulama tersebut merupakan pewaris mereka Adakah kedudukan yang melebihi kedudukan orang yang dimohonkan ampunan oleh para malaikat langit dan bumi serta oleh ikan-ikan di laut ?
Di tengah-tengah orang-orang bodoh, seorang pencari ilmu seperti orang hidup di antara orang-orang yang sudah meninggal dunia, karena mereka tidak mengerti dan tidak juga berakal, seperti halnya orang-orang yang sudah menjadi bangkai. Keadaan mereka itu sama seperti binatang. Sementara pahala seorang pencari ilmu itu sejenis dengan pahala para Nabi meskipun berbeda jumlah dan ukurannya, karena ia merupakan pewaris sekaligus pengganti mereka.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi Sulaiman pernah disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan. Kemudian Nabi Sulaiman memilih ilmu. Pada akhirnya Beliaupun pun diberi harta dan kerajaan, selain ilmu yang telah didapatkannya.”
Jika seorang penuntut ilmu, bersungguh-sungguh ingin meraih kesuksesan dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang dipelajarinya baik manfaat duniawi maupun ukhrawi, maka dia harus berpegang teguh dan menjalankan syarat-syarat yang telah ditentukan dan etika-etika yang ditetapkan untuk seorang pencari ilmu, sehingga apa yang dicita-citakannya terwujud dan dia mendapatkan pahala atas hal tersebut, sebagai karunia dan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala selain mendapatkan manfaat duniawi dari ilmu yang dimilikinya.
Referensi Dari Buku Menjadi Pria Sukses Dan di cintai tulisan Syaikh Adnan Ath-Tharsyah