Pentingnya Tidur Yang Benar Bagi Kesehatan
Setiap orang menyukai tidur dan bahkan menyukai tidur dalam waktu yang lama. Bahkan ada orang yang berangan-angan bisa tidur selama mungkin. Oleh karena itu, Anda sering mendapatkan beberapa orang yang benci bangun dan marah kepada orang yang membangunkannya atau orang yang menyebabkan mereka terbangun.
Demikianlah tidur merupakan sesuatu yang nikmat. Dan orang cenderung suka berlama-lama tidur. Akan tetapi, tidak semua tidur menjadi tidur sehat yang memberikan segala yang dibutuhkan oleh tubuh, baik itu istirahat maupun manfaat-manfaat kesehatan lainnya. Karena tidur pun harus sejalan dengan sunatullah Azza wa Jalla dan dilakukan pada waktu yang ditetapkan oleh Allah sebagai waktu tidur.
Demikian halnya dengan bangun tidur yang juga sebagai salah satu nikmat Allah Ta'ala yang banyak manfaatnya bagi umat manusia. Bangun juga sangat penting bagi tubuh, sekaligus sebagai salah satu haknya. Manfaatnya bagi tubuh orang dan kehidupannya tidak dapat terhitung, dengan syarat, bangun itu dilakukan pada waktu yang disunnahkan oleh Allah Ta'ala untuk bangun dan bergerak. Jika tidak demikian, maka bertolak belakang dengan sunnah ini akan menyebabkan tubuh dan kesehatan terserang bahaya yang bermacam macam dan penyakit yang beragam.
Sang Pencipta, Allah Tabaraka wa Ta'ala telah membuatkan satu sistem atau tata cara tidur dan bangun. Dia telah menjadikan malam sebagai waktu tidur, istirahat dan berdiam. Dan Dia jadikan siang sebagai waktu bangun, bekerja, berusaha, dan bersemangat. Allah Ta'ala berfirman:
وجعلنا اليـل لباسا. وجعلنا النهار معاشا [ النبأ: ۱۰-۱۱ ]
" Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman, “Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”
Demikianlah aturan Ilahi bagi waktu malam dan siang, yang merupakan aturan yang paling baik untuk menjaga kesehatan manusia sekaligus menghindarkannya dari segala macam penyakit. Barangsiapa yang gaya hidupnya sejalan dengan tata aturan ini, ia akan memperoleh manfaat dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya, barangsiapa gaya hidupnya bertentangan dengan tata aturan ini, maka hal itu akan berpengaruh buruk terhadap penjagaan kesehatannya, dan bahkan dapat menceburkannya ke dalam bahaya.
Sangat disayangkan, gaya hidup banyak orang di zaman sekarang ini, termasuk kaum muslimin telah bertolak belakang dengan tata aturan llahi berkenaan dengan waktu malam dan siang sebagaimana telah disunnahkan oleh Allah Ta'ala bagi umat manusia. Gaya hidup yang bertentangan tersebut sudah mulai ada dari sejak ditemukannya listrik, kemudian televisi, dan sarana lainnya yang memotivasi orang-orang untuk begadang dan tidak tidur malam, padahal malam tersebut telah dikhususkan sebagai waktu tidur dan istirahat.”
Kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan terlambat bangun, karena sebagai ganti tidur malamnya, mereka menjadikan siang sebagai waktu tidur, padahal siang hari adalah untuk bangun, bergerak dan berkerja.
Dengan demikian, menyalahi tata aturan yang telah dibuat oleh Allah Ta'ala ini, khususnya menyalahi sistem tidur di malam hari, telah menjadi faktor yang paling jelas yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Pada siang hari, tubuh akan sedikit mengerahkan energi karena telah dikeluarkan pada malam hari. Sementara tidur itu sendiri merupakan aktifitas yang didukung oleh urat saraf tersendiri, yaitu proses giliran antara urat saraf yang khusus untuk memanfaatkan energi dan yang khusus untuk menyimpan energi.
Sedangkan begadang malam memerlukan energi saat saraf-saraf yang aktif adalah saraf yang bertugas menyimpan energi. Dan tidur, meskipun tidak memerlukan tenaga, tetapi penguluran waktu tidur hingga ke waktu siang akan berpengaruh terhadap urat saraf yang bertanggung jawab untuk memanfaatkan energi.
Akibat dari pengrusakan terhadap aturan siang dan waktu bangun ini, malam dan waktu tidur serta tidak mengambil waktu yang cukup untuk tidur pada malam hari, akan mengakibatkan tubuh terkena berbagai macam penyakit, seperti: gangguan pada kerja darah dan kerja pencernaan, turunnya kekuatan secara umum dan munculnya rasa lelah, juga rasa malas dan jenuh, pusing, mata memerah, keguncangan, rematik, sakit pada persendian, lemah konsentrasi, mudah marah, dan munculnya beberapa permasalahan kulit, dan lain-lainnya.
Hasil terakhir dari penelitian kedokteran menegaskan bahwa kurangnya tidur dapat menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh yang merupakan jaringan pengaman tubuh pertama dan terakhir bagi umat manusia dalam melawan seluruh penyakit. Ketika sarana ini rusak. maka hal itu berarti kehancuran.
Profesor Mouldo Fasky, seorang spesialis penyakit mental dan psikolog di fakultas kedokteran Universi tas Toronto di Kanada, berkata, “Banyak penyakit yang tersembunyi dan tidak diketahui sebabnya, menjelaskan bahwa kurang tidur yang berada di baliknya."
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa alat-alat kekebalan pada tubuh seseorang terprogram pada saat-saat bangun dan tidur yang memang dibutuhkan oleh seseorang. Pada saat terjadi perubahan pada proses harian ini, alat kekebalan tubuh terganggu dan menjadi kacau.”
Jam-jam yang dihabiskan seseorang dalam tidur memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menormalkan kembali jaringan yang mengalami kerusakan atau gangguan selama waktu kerja di siang hari atau saat menghadapi penyakit yang menimpanya.
Istirahat yang cukup pada saat tidur di malam hari, akan mengembalikan tubuh kembali bersemangat dan lebih banyak bersiap untuk menyempurnakan perjalanan hidup.
Sedangkan dalam keadaan kurang tidur, maka tubuh kurang mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengembalikan apa yang telah hilang saat beraktivitas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tubuh seseorang itu mengeluarkan hormon HGH pada saat tidur. Hormon-hormon ini yang berfungsi melakukan pengembalian pembentukan sel-sel dengan memperbaiki sel-sel lama yang telah rusak. Tidak adanya kesempatan waktu yang cukup untuk tidur dapat menyebabkan tidak keluarnya hormon-hormon ini sehingga kerusakan jaringan tubuh berlangsung lebih cepat dan banyak.
Para spesialis telah mengambil kesimpulan bahwa kesehatan seseorang tidak hanya berkaitan dengan pola makan saja, tetapi berhubungan juga dengan waktu tidur, guna menjamin kelangsungan keselamatan tubuh.
Para dokter menasehatkan untuk mengurangi kebiasaan begadang dan mempercepat waktu tidur pada malam hari. Waktu yang paling baik untuk tidur adalah sebelum pertengahan malam dan bukan setelahnya. Jangan ada orang yang bermimpi bahwa dia bisa mengganti tidur malam yang terlewatkan dengan tidur siang. Sebab, tidur pada malam hari lebih baik daripada tidur siang hari dan tidak bisa tergantikan.
Yang demikian itu, karena cahaya, kebisingan, dan aktivitas di siang hari menghilangkan banyak manfaat tidur. Malam yang gelap lagi tenang serta tidak banyak cahaya tentu berbeda dengan keramaian dan kebisingan siang hari. Sangat jauh berbeda antara malam yang gelap lagi tenang dengan siang hari yang memancarkan sinar yang terang yang membangkitkan urat saraf.
Dengan demikian, ketenangan di malam hari sangat penting bagi setiap orang hidup. Dan diperlukan juga waktu gelap yang bisa menenangkan sel-sel hidup dan membuatnya diam setelah beraktivitas karena pancaran sinar yang terang. Dan tidak cukup hanya dengan tidur saja untuk memenuhi ketenangan ini, tetapi diperlukan juga waktu malam, yakni suasana gelap. Sebab, sel hidup yang terus-menerus terkena sinar akan senantiasa bergerak sehingga jaringannya akan turut rusak, karena ia tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat dan mendapatkan ketenangan. Di dalam tidurnya, seseorang terkadang mengambil bagian terbesar istirahatnya pada saat-saat pertama dari waktu malam.
Oleh karena itu, manfaat yang bisa diambil dari tidur adalah sebelum pertengahan malam, sedangkan manfaat tidur setelah pertengahan malam akan semakin berkurang.” Karena itu, kita bisa dapatkan penduduk desa, para petani dan mereka yang tinggal di pedalaman lebih bisa mengambil manfaat tidur daripada penduduk kota. Mereka kebanyakan lebih sehat dan lebih jarang terserang penyakit dibandingkan dengan penduduk kota.
Jika kita mengetahui bahwa Islam tidak memerintahkan sesuatu kecuali di dalamnya terdapat manfaat dan tidak melarang sesuatu melainkan pasti di dalamnya terkandung mudharat, minimal bagi tubuh dan kesehatannya, maka tampak jelas oleh kita salah satu hikmah larangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk begadang dan berbincang-bincang setelah shalat Isya' serta ketidaksukaan beliau terhadap kebiasaan yang berbahaya itu. Abu Barzah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak menyukai tidur sebelum Isya' dan perbincangan setelahnya.”
Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mencela dan melarang kami berbincang bincang setelah Isya'.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu memukul orang yang melakukan hal tersebut dan berkata, “Apakah kalain terus berbicang-bincang di awal malam dan tidur di bagian akhirnya ? "
Demikianlah tidur pada awal malam merupakan suatu hal yang diperintahkan dari sudut pandang agama dan kesehatan. Ketika Islam melarang begadang pada malam hari, hal itu disebabkan karena yang demikian memiliki bahaya yang sangat buruk bagi seseorang, di antaranya bisa menyebabkan berbagai penyakit. Hal itu telah ditegaskan oleh para dokter sehinggga mereka melarang pasiennya untuk tidak tidur di malam hari, sebagaimana Islam telah melarangnya.
Jika kita ingin mengetahui waktu terbaik untuk tidur, maka tidak ada yang lebih baik dari jadwal yang telah dibuat oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, di mana beliau merupakan teladan terbaik yang harus diikuti dalam segala hal. Di antaranya adalah mengikuti beliau dalam hal tidur dan bangun. Allah Ta'ala berfirman:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا [ الأحزاب: ٢١ ]
" Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Ibnul Qayyim berkata, “Barangsiapa memperhatikan tidur dan bangun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, niscaya dia akan mendapatkannya sebagai tidur yang paling sempurna dan paling bermanfaat bagi badan, anggota tubuh, dan kekuatan. Beliau biasa tidur di awal malam, lalu bangun di awal pertengahan kedua. Beliau bangun dan langsung bersiwak, lalu berwudhu dan mengerjakan shalat yang telah diwajibkan kepada beliau.
Dengan demikian, badan, anggota tubuh, dan kekuatan telah mengambil jatah tidur dan istirahat, juga olah raga disertai limpahan pahala. Yang demikian itu merupakan puncak kebaikan hati dan badan, dunia dan akhirat. Beliau tidak pernah tidur lebih dari waktu yang beliau butuhkan dan tidak pernah melarang dirinya mengambil jatah istirahat yang memang dibutuhkannya.”
Demikianlah jadwal tidur dan bangun yang telah dibuat oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jika terlalu sulit bagi seseorang untuk mengikuti pola beliau dalam tidur di awal malam, maka paling tidak hendaklah dia tidur pada seperempat kedua dari malam hari, yakni sekitar jam sembilan malam. Untuk kemudian bangun pada waktu shalat Subuh, yang merupakan waktu paling baik untuk bangun.
Kemudian, jangan tidur lagi di pagi hari, yakni setelah shalat Subuh sampai matahari terbit. Karena hal itu bisa menyebabkan badan pegal-pegal dan lemah serta menghalangi badan dari gerakan yang bisa menyelamatkan badan dari kemalasan. Selain itu, waktu pagi merupakan waktu terbaik untuk memulai pekerjaan di rumah. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa berdoa meminta berkah untuk waktu pagi yang menjadi permulaan siang, di mana beliau berucap:
اللهم بارك لأمتي في بكورها.
” Ya Allah, berikanlah berkah kepada umatku pada waktu pagi mereka.”
Diriwayatkan bahwa beliau jika mengirim utusan atau pasukan, maka beliau akan mengirim mereka pada permulaan siang. Manfaat dan mudharat itu tidak hanya terdapat pada pengaturan waktu malam dan siang, tidur dan bangun, tetapi di sana ada manfaat dan mudharat pada pola tidur itu sendiri.
Setiap laki-laki yang ingin sukses dalam memperoleh manfaaat bagi kesehatan dan menghindari bahaya yang ada padanya, hendaklah dia menerapkan cara-cara yang sehat dan posisi yang sehat ketika tidur serta menghindari cara-cara dan posisi yang salah dan berbahaya bagi tubuh dan kesehatannya.
Sebaik-baik posisi tidur adalah berbaring di atas lambung sebelah kanan tubuh. Demikian itu yang biasa dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam saat tidur.
Al-Barra ' bin Azib bercerita, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika beranjak ke tempat tidurnya, maka beliau akan tidur di atas lambung sebelah kanannya.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Aad-Da'awaat)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Rasululah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian beranjak ke tempat tidurnya, maka hendaklah dia mengambil bagian dalam kainnya dan kemudian meletakkannya di atas tempat tidurnya, lalu menyebut nama Allah. Sebab, dia tidak tahu apa yang dia tinggalkan pada tempat tidurnya. Dan jika dia hendak berbaring, maka hendaklah dia berbaring di atas lambung sebelah kanannya.” (HR. Muslim, Kitab Adz dzikir)
Posisi tidur inilah yang lebih tepat bagi anggota tubuh bagian dalam secara umum, juga bagi hati dan khususnya bagi pencernaan. Dengan demikian, hati diposisikan pada posisi yang nyaman, dimana tidak ada anggota tubuh lain yang menindihnya. Sedangkan pencernaan berada di posisi atas, di mana ia tidak ditekan oleh anggota lainnya, sehingga makanan bisa mudah dicerna, dengan cara yang sehat pula. Sebaliknya, tidur dengan posisi berbaring di atas lambung sebelah kiri dengan menekan perut, akan memperlampat proses pencernaan makanan.
Adapun posisi tidur di atas perut ( tengkurap ), merupakan posisi yang paling buruk dan berbahaya bagi kesehatan. Ini merupakan cara tidur yang dibenci Allah Azza wa Jalla. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya ini merupakan tidur yang dibenci oleh Allah Ta'ala.”
Dari segi kesehatan, tidur di atas perut atau tengkurap ini sangat berbahaya bagi kesehatan badan, di mana rongga dada akan berdetak ke depan pada saat bernafas. Di samping itu, posisi tengkurap akan membatasi gerakan rongga dada dan tidak memberikan ruang bagi jantung untuk berdetak secara sempurna serta sangat mempengaruhi gerakan hati dan kerja pencernaan.
Dari Tulisan Syaikh Adnan Ath-Tharsyah Dalam Buku Menjadi Lelaki Suskses Dan Dicintai