Cara Mempergauli Istri Pada Saat Hamil
Mempergauli Istri dengan Baik pada Saat Hamil akan dapat mempengaruhi janin dan hubungan baik dalam keluarga. Oleh karena itu, persoalan Mempergauli Istri dengan Baik pada Saat Hamil sangat penting dalam Islam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mewasiatkan untuk berbuat baik kepada ibu. Dalam Al Qur'an, Allah Ta'ala telah menyebutkan alasannya, yaitu seorang ibu telah bersusah payah menjalani kehamilan, melahirkan, dan kemudian menyusui. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ووصينا الإنسن بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصله في عامين أن أشكر لى ولولديك إلى المصير
"Dan Kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. " (QS Luqman ayat 14)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman, "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah ( pula ). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, " Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah din Al-Ahqaaf 15 )
Pada saat hamil, seorang wanita telah menanggung beban dan kesulitan yang sangat berat serta merasa sangat lelah selama beberapa bulan yang mengharuskan suami untuk memperlakukan istri dengan baik seraya membimbingnya selama masa kehamilan ini.
Tentunya, seorang istri selama masa hamil membutuhkan cara interaksi yang berbeda dan masa haid atau suci. Selain itu, ada beberapa kewajiban yang berbeda-beda dan beberapa aktivitas tambahan bagi suami yang harus dia lakukan pada masa-masa tersebut. Karena anak yang dinanti-nantikan merupakan buah cinta kasih pasangan suami istri, sekaligus pengikat daging dan darah yang menyatukan mereka dan kelak akan memberikan kebahagiaan bagi kehidupan mereka, hendaklah sang suami memperkuat, menyokong, bersikap lemah lembut, mengasihi dan mencintainya. Suami harus membuat lingkungan di sekitar istrinya penuh dengan kasih sayang dan menjauhkannya dari sebab-sebab yang dapat membangkitkan emosi dan sensitivitasnya.
Dia juga harus selalu mengawasi dan mengontrol hal-hal yang berkenaan dengan kehamilannya, sehingga dengan demikian akan banyak membantu istrinya. Selain itu, dia juga harus membantunya dalam mengerjakan aktivitas numah. Jika hal tersebut dianjurkan untuk dilakukan suami di setiap saat, maka hal tersebut menjadi lebih patut lagi dikerjakan selama masa kehamilan istrinya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saja telah mengabdikan diri kepada keluarganya sehingga tidak ada beban yang memberatkan. Pernah suatu ketika Aisyah Radhiyallahu Anha ditanya, "Apa yang dilakukan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap keluarganya ? " Anyah menjawab, " Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika waktu shalat tiba, maka beliau pun berangkat menunaikan shalat." (HR. Al-Bukhari)
Sebagaimana suami tidak boleh membebani istrinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat, dia juga diperintahkan untuk tidak melarangnya mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang ringan yang memberikan ruang gerak bagi tubuhnya untuk menambah kelenturan anggota tubuhnya.Bahkan suami juga harus menemaninya berjalan kaki dan berolah raga kecil, khususnya pada masa-masa akhir kehamilan untuk mempermudah proses persalinan. Semuanya itu dikategorikan sebagai perlakuan baik.
Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah membiasakan diri melakukan olah raga lari bersama istrinya, Aisyah, bahkan beliau pernah berlomba lari dengannya, dimana terkadang beliau mengalahkan Aisyah dan terkadang Aisyah yang memenangkannya.
Perhatian terhadap hal-hal tersebut dari suami tidak boleh hanya dilakukan pada saat kehamilan pertama saja, lalu semangatnya menjadi turun dan perhatiannya berkurang pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
Bahkan tanggung jawab seorang suami semakin meningkat dan kewajibannya menjadi bertambah pada setiap kehamilan baru, karena istrinya membutuhkan dirinya lebih dari waktu-waktu sebelumnya, khususnya dengan adanya anak-anak yang telah lahir sebelumnya.
Selain itu, dikarenakan tingkat kelelahan istri bertambah, sang suami harus senantiasa berada di sisinya untuk memberikan bantuan dan dorongan serta perhatian.
Pergaulan yang Baik Selama Masa Nifas
Pada saat itu, kasih sayang dan kelembutan suami sangat dibutuhkan dan berperan sangat penting dalam menghilangkan perasaan sedihnya. Dia harus menghindari segala bentuk kritikan atau ejekan, karena hal tersebut akan membuatnya tersinggung dan menangis.