Buya HAMKA Dan Soekarno
Hamka dituduh melanggar Undang-Undang Anti Subversif Pempres No. 11 yaitu merencanakan pembunuhan Presiden Soekarno. Tidak hanya itu, buku-buku karangan Hamka pun dilarang terbit dan beredar.
Dengan ditahannya Hamka, otomatis ia tidak bisa lagi memenuhi undangan untuk berdakwah. Padahal selama ini, dari sanalah rezeki Allah mengalir untuk kehidupan keluarga. Pemasukan uang praktis terhenti. Untuk menyambung hidup, Ummi mulai menjual barang dan perhiasan.
Hamka baru bebas setelah rezim Soekarno jatuh diganti kan oleh Soeharto. Hamka kembali melakukan kegiatan seperti sebelum ditahan Soekarno.
Aku ingat (Kata irfan), pada tanggal 16 Juni 1970, tiba-tiba Hamka dihubungi oleh Mayjen Soeryo, ajudan Presiden Soeharto. Pagi-pagi Pak Soeryo telah datang ke rumah. Kehadiran Pak Soeryo, yang ditemani oleh seseorang yang aku lupa namanya, ternyata membawa pesan dari keluarga Soekarno untuk Hamka.
Pesan itu adalah pesan terakhir dari Soekarno kepada keluarganya dan dipenuhi oleh Presiden Soeharto. Untuk itulah kemudian Presiden Soeharto mengutus Pak Soeryo, ajudannya, menemui Hamka.
Isi pesan Soekarno lalu disampaikan kepada Hamka. Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku. Demikian kurang lebih pesan Soekarno kepada keluarganya. " Jadi beliau sudah wafat ? " Hamka bertanya pada Pak Soeryo. " Iya Buya. Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah dibawa ke Wisma Yaso, " jawab Pak Soeryo. Tanpa banyak berpanjang waktu lagi, Hamka langsung berangkat ke Wisma Yaso.
Di Wisma itu telah banyak pelayat berdatangan. Penjagaan pun sangat ketat. Di sana telah hadir pula melayat, Presiden Soeharto dan beberapa pejabat tinggi. Hamka dengan mantap menjadi Imam Shalat Jenazah Soekarno. Pesan terakhir mantan Presiden Pertama Republik Indonesia yang telah memenjaranya, dengan ikhlas di tunaikan Hamka.
Ada juga yang mencoba mengingatkan Hamka dengan peristiwa masa lalu ketika Hamka di penjara. " Apa Buya tidak dendam kepada Soekarno yang telah menahan Buya sekian lama di penjara ? " Semua pandangan tersebut dijawab oleh Hamka dengan lemah lembut. " Hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Yang jelas, sampai ajalnya, dia tetap seorang muslim. Kita wajib menyelenggarakan jenazahnya dengan baik.
Saya tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah ke pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Alquran 30 Juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu, " kata Hamka dengan santun. "
Ada lagi jasa besar Soekarno untuk umat Islam di Indonesia. Dua buah masjid. Satu di Istana Negara, yaitu Masjid Baitul Rahim, dan satunya lagi sebuah masjid yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Masjid Istiqlal. Mudah mudahan jasanya dengan kedua masjid tersebut, dapat meringankan dosa Soekarno. " Hamka menambahkan penjelasannya.