Pentingnya Memaafkan Dalam Islam
Kalau dikaji lebih lanjut, Istilah memaafkan dalam bahasa Arab sendiri adalah Al 'Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran perilaku.
Sementara itu, secara istilah Al 'Afwu juga dapat bermakna menggugurkan (tidak mengambil) hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi.
Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menjelaskan penting sikap lapang dada dan suka memaafkan.
Berikut adalah ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang menjelaskan tentang memaafkan:
Ayat Yang Menjelaskan Tentang Pentingnya Memaafkan
1. Surat Al-Baqarah ayat 109
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
2. Surat Ali Imran ayat 133 dan ayat 134
3. Surat Ali Imran ayat 159
4. Surat Al-Maidah ayat 13
5. Surat Yusuf Ayat 92
Juga ada banyak hadits Dari Nabi Yang menjelaskan tentang pentingnya menahan amarah sebagaimana hadits berikut ini:
1. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Ad-Dailami Tentang Memaafkan Kesalahan Orang Lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره
2. Sikap Pemaaf itu merupakan Bukti Iman Yang utama
3. Hadits Riwayat At Thabrani tentang Allah memaafkan orang yang memaafkan orang lain
اسمحوا يسمح لكم
4. Hadits Riwayat Muslim yang menjelaskan tentang Memaafkan orang yang berbuat buruk, memaafkan orang yang menyakiti kita, orang yang tidak berbuat baik kepada kita, maka kita berusaha untuk memaafkan mereka. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu ia berkata:
يَا رَسُول اللَّه، إِنَّ لِي قَرابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوني، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِم وَيُسِيئُونَ إِليَّ، وأَحْلُمُ عنهُمْ وَيَجْهَلُونَ علَيَّ، فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ المَلَّ، وَلا يَزَالُ معكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلكَ
5. Hadits Riwayat Bukhari tentang Meminta Maaf dan Kezaliman
رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَتَاهُ أَخُوْهُ مُتَنَصِّلاً فَلْيَقْبَل ذَلِكَ مِنْهُ مُحِقّاً كَانَ أَوْ مُبْطِلاً، فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ لَمْ يَرِدْ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Artinya: “Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: ‘Barangsiapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal saleh, akan diambil darinya seukuran kezalimannya. Dan jika dia tidak mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara (yang dizalimi) kemudian dibebankan kepadanya.” (HR Bukhari)
Kisah Orang Yang Suka Memaafkan Saudaranya:
1. Kisah Sahabat NabiAnas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau pun berkata, ‘Akan muncul kepada kalian sekarang seorang penduduk surga.’ Maka munculah seseorang dari kaum Anshar, jenggotnya masih basah terkena air wudhu, sambil menggantungkan kedua sendalnya di tangan kirinya. Tatkala keesokan hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan perkataan yang sama, dan munculah orang itu lagi dengan kondisi yang sama seperti kemarin. Tatkala keesokan harinya lagi (hari yang ketiga) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengucapkan perkataan yang sama dan muncul juga orang tersebut dengan kondisi yang sama pula. Tatkala Nabi berdiri (pergi) maka ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash mengikuti orang tersebut lalu berkata kepadanya, “Aku bermasalah dengan ayahku dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke rumahnya selama tiga hari. Jika menurutmu aku boleh menginap di rumahmu hingga berlalu tiga hari?” Maka orang tersebut menjawab, “Silakan.”
Anas bin Malik melanjutkan tuturan kisahnya,“Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bercerita bahwasanya ia pun menginap bersama orang tersebut selama tiga malam. Namun ia sama sekali tidak melihat orang tersebut mengerjakan shalat malam. Hanya saja jika ia terjaga di malam hari dan berbolak-balik di tempat tidur maka ia pun berdzikir kepada Allah dan bertakbir, hingga akhirnya ia bangun untuk shalat Shubuh. ‘Abdullah bertutur, ‘Hanya saja aku tidak pernah mendengarnya berucap kecuali kebaikan.’
Dan tatkala berlalu tiga hari –dan hampir saja aku meremehkan amalannya- maka aku pun berkata kepadanya, ‘Wahai hamba Allah (fulan), sesungguhnya tidak ada permasalahan antara aku dan ayahku, apalagi boikot. Akan tetapi aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata sebanyak tiga kali bahwa akan muncul kala itu kepada kami seorang penduduk surga. Lantas engkaulah yang muncul, maka aku pun ingin menginap bersamamu untuk melihat apa sih amalanmu untuk aku teladani. Namun aku tidak melihatmu banyak beramal. Lantas apakah yang telah membuatmu memiliki keistimewaan sehingga disebut-sebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Orang itu berkata, ‘Tidak ada kecuali amalanku yang kau lihat.’ Abdullah bertutur,
2. Kisah Hamka Dengan Soekarno
Hamka dituduh melanggar Undang-Undang Anti Subversif Pempres No. 11 yaitu merencanakan pembunuhan Presiden Soekarno. Tidak hanya itu, buku-buku karangan Hamka pun dilarang terbit dan beredar.
Dengan ditahannya Hamka, otomatis ia tidak bisa lagi memenuhi undangan untuk berdakwah. Padahal selama ini, dari sanalah rezeki Allah mengalir untuk kehidupan keluarga. Pemasukan uang praktis terhenti. Untuk menyambung hidup, Ummi mulai menjual barang dan perhiasan.
Hamka baru bebas setelah rezim Soekarno jatuh diganti kan oleh Soeharto. Hamka kembali melakukan kegiatan seperti sebelum ditahan Soekarno.
Aku ingat (Kata irfan), pada tanggal 16 Juni 1970, tiba-tiba Hamka dihubungi oleh Mayjen Soeryo, ajudan Presiden Soeharto. Pagi-pagi Pak Soeryo telah datang ke rumah. Kehadiran Pak Soeryo, yang ditemani oleh seseorang yang aku lupa namanya, ternyata membawa pesan dari keluarga Soekarno untuk Hamka.Pesan itu adalah pesan terakhir dari Soekarno kepada keluarganya dan dipenuhi oleh Presiden Soeharto. Untuk itulah kemudian Presiden Soeharto mengutus Pak Soeryo, ajudannya, menemui Hamka.
Isi pesan Soekarno lalu disampaikan kepada Hamka. Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku. Demikian kurang lebih pesan Soekarno kepada keluarganya. " Jadi beliau sudah wafat ? " Hamka bertanya pada Pak Soeryo. " Iya Buya. Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah dibawa ke Wisma Yaso, " jawab Pak Soeryo. Tanpa banyak berpanjang waktu lagi, Hamka langsung berangkat ke Wisma Yaso.
Di Wisma itu telah banyak pelayat berdatangan. Penjagaan pun sangat ketat. Di sana telah hadir pula melayat, Presiden Soeharto dan beberapa pejabat tinggi. Hamka dengan mantap menjadi Imam Shalat Jenazah Soekarno. Pesan terakhir mantan Presiden Pertama Republik Indonesia yang telah memenjaranya, dengan ikhlas di tunaikan Hamka.Akibat Hamka meluluskan pesan terakhir Soekarno, banyak teman-teman Hamka kemudian yang menyalahkan tindakan Hamka tersebut. Berbagai alasan mereka sampaikan kepada Hamka, baik langsung maupun tidak langsung. Ada yang mengatakan Soekarno itu munafik. Ia lebih dekat dengan golongan anti Tuhan dibandingkan dengan umat Islam.
Ada juga yang mencoba mengingatkan Hamka dengan peristiwa masa lalu ketika Hamka di penjara. " Apa Buya tidak dendam kepada Soekarno yang telah menahan Buya sekian lama di penjara ? " Semua pandangan tersebut dijawab oleh Hamka dengan lemah lembut. " Hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Yang jelas, sampai ajalnya, dia tetap seorang muslim. Kita wajib menyelenggarakan jenazahnya dengan baik.Saya tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah ke pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Alquran 30 Juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu, " kata Hamka dengan santun. "
Ada lagi jasa besar Soekarno untuk umat Islam di Indonesia. Dua buah masjid. Satu di Istana Negara, yaitu Masjid Baitul Rahim, dan satunya lagi sebuah masjid yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Masjid Istiqlal. Mudah mudahan jasanya dengan kedua masjid tersebut, dapat meringankan dosa Soekarno. " Hamka menambahkan penjelasannya.Ternyata itulah amal yang membuatnya dijamin masuk surga. Ia tidak hasad, justru suka memaafkan orang lain. Menjelang tidur, ia memaafkan setiap orang yang bersalah padanya dan ia membersihkan hati dari segala rasa iri. Persis seperti doa orang-orang yang dipuji Allah: