Hadits Tentang Al-Muroqabah (Perasaan diawasi)
Allah SWT berfirman dalam surat asy-Syu’ara (26) ayat 218-219
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (Qs. asy-Syu’ara(26) : 218-219)
“Allah senantiasa bersama kamu sekalian di mana pun kamu berada.” (Qs. al-Hadid(57) : 4)
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Qs. Ali Imran(3) : 5)
يَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلأَعيُنِ وَمَا تُخْفِى الصُدُوْر
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (Qs. al-Fajr(89) : 14)Baca juga:
62- الثَانِي : عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَة وَأبِي عَبْدِ الرَّحْمنِ مُعاَذِ بْنِ جَبَلِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ : "اِتّقِ الله َحَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تمَحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ" رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وقَالَ : حَدِيْث حَسَن
62. Dari Abu Junadah dan Abu Abdurrahman, Muadz bin Jabal RA dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.’ Sertailah (tutuplah) perbuatan jelek itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik.’” (HR. Tirmidzi)63- الثَالِثُ : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَِّبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ : "يَاغُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يحَفَظْكَ، احْفَظِ الله تجَِدْهُ تجُاَهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله،َ وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ، وَاعْلَمْ : أنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ، لمَ ْيَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيٍء قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أنْ يَضُرُوْكَ بِشَيْءٍٍ لمَ ْيَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُحُفُ" رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْح.
وفي رِوَايَة غَير التِرْمِذِي : "احْفَظِ الله تجَدُهُ أَمَامَكَ، تَعرِف إِلَى اللهِ فيِ الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فيِ الشّدَّةِ، وَاعْلَمْ : أن مَا أَخْطَأكَ لمَْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لمَ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ : أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وأَنَّ الْفَرْجَ مَعَ الْكُرَبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا".
63. Dari Abdullah bin Abbas RA Ia berkata, “Suatu hari, saya berada di belakang Nabi SAW. Kemudian beliau berkata, ‘Hai bocah! Akan aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat, ‘Jagalah (perintah) Allah, niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu.[1] Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu.’” (HR. Tirmidzi)64- الرَّابِعُ : عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُوْنَ أَعْمَالاً هِيَ أَدَقُّ في أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ مِنَ المْوُبِقَاتِ. رَوَاهُ البُخَارِي.
64. Dari Anas RA Ia berkata, “Sesungguhnya kalian sekarang melakukan perbuatan-perbuatan yang kalian anggap sepele, padahal pada masa Rasulullah SAW. perbuatan-perbuatan semacam itu, kami anggap termasuk hal-hal yang merusak agama.” (HR. Bukhari)65- الخَامِسُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عن النَِبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : "إنَّ الله تَعَالىَ يُغَارُ، وَغِيْرَةُ اللهِ تَعَالىَ، أَن يَّأْتِيَ المَرْء ُمَا حَرَّمَ الله عَلَيْهِ" مُتَفَقٌ عَلَيْهِ.
65. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu. Dan cemburunya Allah Ta’ala (muncul) apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)66- السَّادِسُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنهَّ ُسَمِعَ النَِبيَّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُوْلُ : "إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنيِ إسْرَائِيلَ : أَبْرَصَ، وَأقْرَعَ، وَأعْمَى، أرَادَ الله أَنْ يَبْتَلِيَهُم فَبَعَثَ إلَيْهِم مَلَكًا، فَأتَى الأَبْرَصَ فَقَالَ : أَيُّ شَيْءٍ أحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : لَوْنٌ حَسَنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ، عَنيّ الَذِي قَد قَذِرَني النَّاسُ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ وأُعْطِيَ لَوْنًا حَسَنًا. فقَالَ: فَأيُّ الماَلِ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : الإِبْل – أو قَالَ : البَقَرُ – شَكُّ الرَّاِوي، فَأُعْطِيَ نَاقَةً عُشَرَاءَ فقَالَ : بَارَكَ الله لَكَ فِيهَا.
Kemudian malaikat mendatangi Si botak dan bertanya, ‘Apakah yang paling kamu inginkan ?’ Si botak menjawab, ‘Rambut yang rapi dan hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku.’ Malaikat itu lalu mengusap kepala Si botak. Tiba-tiba hilang penyakitnya dan tumbuhlah rambut yang rapi. Malaikat itu bertanya lagi, ‘Harta apakah yang paling kamu senangi ?’ Si botak menjawab, ‘Sapi.’ Malaikat itu pun memberinya sapi yang sedang bunting. Dan ia berkata, ‘Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima.’
Selanjutnya, malaikat itu mendatangi Si buta dan bertanya, ‘Apakah yang paling kamu inginkan ?’ Si buta menjawab, ‘Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat orang.’ Malaikat itu lantas mengusap Si buta dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi, ‘Harta apakah yang paling kamu senangi ?’ Si buta menjawab, ‘Kambing.’ Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.Selang beberapa tahun, unta, sapi dan kambing berkembang biak. Unta bertambah banyak, sehingga memenuhi satu lembah. Demikian juga dengan sapi dan kambing. Kemudian malaikat tadi datang kepada Si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit belang seperti keadaan Si belang waktu itu. Malaikat berkata, ‘Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan. Sampai hari ini, tidak ada yang mau memberi pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya harap engkau mau memberi pertolongan. Saya mohon kepadamu atas nama Tuhan yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta harta kekayaan. Saya hanya meminta satu ekor unta untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.” Si belang berkata, ‘Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak. Saya tidak bisa membekali apa-apa.’
Malaikat itu berkata, ‘Kalau tidak salah, saya kenal dengan kamu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang-orang lain merasa jijik kepadamu. Bukankah kamu dulu orang yang miskin, kemudian Allah memberi rahmat kepadamu ?’ Si belang berkata, ‘Harta kekayaanku ini adalah dari nenek moyang saya.’ Malaikat itu berkata, ‘Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.’Kemudian malaikat itu datang kepada Si botak dengan penampilan sama sebagaimana Si botak dulu dan berkata seperti yang dikatakan kepada Si belang. Si botak pun menjawab, sebagaimana Si belang. Kemudian, malaikat itu berkata, ‘Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti semula.’ Setelah itu, malaikat itu pergi menemui Si buta dalam keadaan yang sama, seperti keadaan Si buta dulu. Malaikat berkata, ‘Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan dan sampai hari ini, tidak ada yang memberi pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya harap engkau mau memberi pertolongan. Saya mohon kepadamu atas nama Tuhan yang telah mengembalikan penglihatanmu. Saya hanya meminta satu ekor kambing untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.’ Si buta berkata, ‘Saya dahulu adalah orang buta. Kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, saya tidak akan menahanmu untuk mengambil apapun yang kamu ambil atas nama Allah Yang Maha Agung. Malaikat itu pun berkata, ‘Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji. Allah benar-benar ridha kepadamu dan Dia murka kepada kedua kawanmu.’ (HR. Bukhari dan Muslim)
[1] Dalam riwayat selain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi disebutkan, ‘Jagalah (perintah Allah) niscaya kamu akan mendapatakan niscaya engkau akan menemui-Nya di hadapanmu. Hendaklah engaku mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingatmu di waktu susah. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu didapatkan karena kesabaran, kesenangan itu didapatkan karena kesusahan, dan sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”.