HUKUM BERISTINJA’ DENGAN MAKANAN DAN BENDA YANG DIHORMATI
ان النبي ﷺ قال: أتاني داعي الجن فذهبت معه فقرأت عليهم القرآن فانطلق بنا فارانا اثارهم وآثار نيرانهم وسألوه الزاد فقال: لكم كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع في أيديكم او فر ما يكون لحما وكل بعرة علف لدوابكم ، فقال رسول اللہ ﷺ: فلا تستنجوابهما فإنهما طعام اخوانكم
Hadits di atas menyatakan bahwa kita tidak boleh ber-ISTINJA’ dengan tulang dan tahi. Ibnu Qudamah mengatakan: “Menurut pendapat kebanyakan ahli fiqh tidak boleh ber-ISTINJA’ dengan tahi dan tulang.” Demikian pendapat Ats-Tsaury, Asy Syafi'y, Ahmad dan Ishaq.
Abu Hanifah mengatakan: “Kita boleh ber-ISTINJA’ dengan kedua benda itu, karena kedua-duanya mengeringkan najasah dan membersihkan, kedudukannya sama keadaannya dengan batu.”
Malik mengatakan: “Kita boleh bersuci dengan yang suci dari keduanya ( lihat masalah tulang dan tahi dalam bab najasah ). Tahi yang dipandang suci, boleh kita pakai, demikian juga tulang yang dipandang suci.”
Ibnu Qudamah mengatakan lagi: “Tidak boleh ber-ISTINJA’ dengan benda benda yang dihormati, seperti kertas kitab hadits, dan yang sepertinya. Tidak boleh pula kita ber-ISTINJA’ dengan ekor binatang atau dengan bulunya yang masih berada di badannya.”
Jadi benda yang dipakai untuk bersuci, harus mempunyai enam sifat: 1 ) suci,
2 ) beku,
3 ) membersihkan,
4 ) bukan makanan,
5 ) bukan benda yang dihormati,
6 ) tidak mempunyai hubungan dengan tubuh binatang.
Hadits yang diberitakan Ibnu Mas'ud, selain dari menunjukkan kepada kita tidak boleh ber-ISTINJA’ dengan tulang dan tahi, juga menunjuk dengan jalan isyarat dengan jalan tanbih kepada dilarang memberikan benda najis kepada binatang.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Buku Koleksi Hadits-hadits Hukum-1 Tentang Bab Hukum-hukum tentang Buang Air