JATUHNYA BAGHDAD LAHIRLAH OSMAN ERTUGRUL
Pada tahun 656 H Ummat Islam mengalami kesedihan yang sangat memilukan. Bangsa Mongolia di bawah pimpinan Hulagu Khan menyerang Baghdad dan memorak porandakan apa pun yag ada di dalamnya, hingga korban yang terbunuh tak terhitung jumlahnya.
Ibnu Katsir menuturkan tetang tragisnya peristiwa tersebut: "...pasukan Tatar membunuh kaum muslimin di atap-atap rumah, hingga saluran-saluran air di gang gang perumahan mengalirkan darah..Tidak ada yang selamat d antara kaum muslimin Baghdad kecuali orang-orang kafir dzimmi.."
Pada saat itu Ummat Islam dalam kondisi yang sangat lemah dan takut pada kematian. Mereka larut dalam dosa dan kemaksiatan. Sehingga pasukan Mongolia dapat menumpahkan darah kaum muslimim, merampas kekayaan ummat Islam, dan menghancurkan tempat tinggal kaum muslimin.
Ya, peristiwa ini sangatlah memilukan bagi ummat Islam. Namun, justru di saat kondisi yang kritis dan lemah inilah lahir Utsman bin Ertugrul, pendiri Daulah Ustmaniyah yang kemudian dari keturunannya bisyarah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasalam dapat direalisasikan.
Dari sinilah banyak hikmah yang bisa kita petik bahwa dalam perjalanan sejarah Islam ada masanya kaum muslimin menjadi lemah dan tenggelam dalam hegemoni kekuasaan musuh. Namun itu hanyalah sementara karena matahari Islam akan kembali terbit di belahan bumi yang lain.
Ada pun kita juga belajar bahwa titik kelemahan adalah awal permulaan bagi ummat Islam menuju tanjakan kemenangan. Karena Allah Maha mampu memberikan pertolongan dan kemenangan namun sebelum itu Ummat Islam harus terlebih dahulu mengembalikan hatinya pada Allah, memperhatikan sunnah-sunnah syar'iyah dan sunah-sunah kauniyah.
Seperti halnya Allah menegur dan menguji ummat Islam dalam peristiwa penyerangan Banghdad, Allah juga sedang menegur ummat Islam atas kelalainnya terhadap hukum-hukum Allah dan menguji sejauh mana Ummat Islam akan tetap sabar dan percaya dengan janji Allah di tengah kondisi yang seolah kata kebangkitan itu 'mustahil'.
Disinilah iman kita diuji akankah kita lebih percaya dengan fakta yang kita lihat atau lebih percaya dengan hal diluar jangkaun mata kita yaitu janji Allah. Maka bagi yang percaya mereka akan sadar dan mengusahakan namun bagi yang lalai mereka tak hiraukan dan larut dengan tuntutan zaman.
Sumber : DR. ALI MUHAMMAD ASH-SHALLABI dalam SEJARAH DAULAH UTSMANIYAH (الدولة العثمانية)