Hadits Keutamaan Zuhud dan Kefaqiran
55- Keutamaan Zuhud dan Kefaqiran
Allah SWT berfirman:إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاٍء أََنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَإِء فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأََرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَاْلأََنْعَامُ حَتَّى إِذَا أََخَذَتِ اْلأََرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أََهْلُهَا أََنَّهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَيْهَا أََتَاهَا أََمَرُنَا لَيْلاً أََوْ نَهَارًا فَجَعَلَنَاهَا حَصِيْدًا كَأََنْ لَمْ تَغْنَ بِاْلأََمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ اْلآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ (يونس : 24)
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya[1], tiba-tiba datanglah kepadanya azdab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir.” (Qs.Yuunus (10):24).Firman Allah SWT:
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Qs. Al-Kahfi (18):45-46)
Firman Allah SWT:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Qs. Al-Hadiid (57): 20).
Firman Allah SWT:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu, “wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[2] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran (3): 14).
Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (Qs. Luqman (31): 33).
Firman Allah SWT:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu[3], sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin”. (Qs.At-Takaatsur (102):1-5).
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan[4], kalau mereka mengetahui.” (Qs. Al-Ankabuut (29) :64).
461. Dari Amr bin ‘Auf Al-Anshari RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. mengutus Abu ‘Ubaidah RA. Al-Jarrah RA. ke Bahrain[5] guna mengambil upeti (pajak). Kemduian ai kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang cukup banyak. Para sahabat Anshar mendengar kedatangan Abu ‘Ubaidah. Lalu mereka shalat Shubuh bersama–sama Rasulullah SAW., setelah selesai shalat beliau pergi dan para sahabat menatap beliau, lalu Rasulullah SAW. tersenyum ketika melihat mereka, seraya bersabda, “Saya mengira bahwa kalian telah mendengar bahwa Abu ‘Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa harta yang banyak.” Mereka berkata, “Benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Sambutlah berita gembira itu, dan berharaplah semoga Allah memudahkan apa yang kamu inginkan. Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas diri kalian, akan tetapi aku lebih mengkhawatirkan kekayaan dunia ini dihamparkan untuk kalian, sebagaimana yang pernah dihamparkan atas orang-orang sebelum kalian, lalu mereka berlomba-lomba pada kekayaan sebagaimana mereka, dan kemudian kekayaan itu akan membinasakan kalian, sebagaimana kekayaan itu telah membinasakan orang sebelum kalian” (HR. Bukhari dan Muslim)
462. Dari Abu Sa’id al-Khudriy RA., ia berkata, “Rasulullah RA. duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitarnya, kemudian beliau bersabda, ”Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan terhadap diri kalian sepeninggalku adalah terbukanya kemewahan dan keindahan dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
463. Abu Sa’id al-Khudiry RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan mempesonakan, dan sesungguhnya Allah SWT menyerahkannya kepada kalian. Kemudian Allah akan melihat bagaimana kalian berbuat atas dunia ini. Maka berhati-hati dalam urusan dunia dan berhati-hati juga terhadap wanita.” (HR. Muslim)
464. Dari Anas RA., ia berkata, “Ya Allah sebenarnya tidak ada kehidupan yang sesungguhnya kecuali kehidupan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
465. Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga hal yang mengikuti kepergian jenazah, yaitu keluarga, harta dan amalnya. Dua di antaranya akan kembali, hanya satu yang tetap menyertainya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tetap adalah amalnya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
466. Dari Anas RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Pada hari kiamat akan dihadirkan penghuni bumi yang paling senang, dan ia termasuk calon penghuni neraka. Kemudian ia dimasukan sebentar ke dalam Neraka, dan ditanya, “Wahai anak Adam, apakah kamu merasakan kesenangan, dan apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?” Ia menjawab, “Demi Allah tidak ada, wahai Tuhanku.” Lalu didatangkan juga penghuni bumi yang paling menderita. Ia termasuk calon penghuni surga dan ditanya, “Wahai anak Adam, apakah kamu merasakan adanya kesedihan, dan apakah kamu pernah merasakan penderitaan ?” Ia menjawab, “Demi Allah, saya tidak merasakan adanya penderitaan sedikitpun, juga tidak merasakan adanya kesedihan.” (HR. Muslim)
467. Dari Al-Mustaurid bin Syaddad RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Perbandingan antara dunia dengan akhirat, seperti seseorang di antara kalian yang memasukan jari-jarinya ke dalam lautan, maka perhatikanlah apa yang dapat ia peroleh?” ( HR. Muslim).
468. Dari Jabir RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. berjalan-jalan di pasar dikelilingi para sahabat, kemudian beliau melewati bangkai seekor anak kambing yang kecil telinganya, lalu menghampirinya dan mengangkat telinganya, seraya bertanya, “Siapakah di antara kalian yang mau membeli bangkai ini dengan harga satu dirham ?” mereka menjawab, “Kami semua tidak menyukainya, apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai itu?” Beliau bertanya lagi, “Apakah kalian suka jika bangkai ini diberikan kepada kalian (secara Cuma-Cuma, penj)?” Mereka menjawab, “Demi Allah, andaikan binatang itu masih hidup, tetapi terdapat cacat, apalagi ia sudah menjadi bangkai.” Beliau lalu bersabda, “Demi Allah, bahwa dalam pandangan Allah SWT dunia itu lebih hina melebihi hinanya bangkai ini dalam pandangan kalian.” (HR. Muslim)
469. Dari Abu Dzar RA., ia berkata, “Saya berjalan bersama-sama Nabi SAW. melewati Harrah[6] di Madinah, sampai di bukit Uhud beliau bersabda, “Wahai Abu Dzar, “Saya menjawab, ‘Ya, Wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak suka andaikan aku mempunyai emas sebesar bukit Uhud ini aku miliki sampai tiga hari dan masih tersisa di tempatku satu dinar, kecuali sesuatu yang aku persiapkan untuk membayar utang. Aku baru senang jika mempunyai emas sebesar bukit Uhud, lalu aku bagi-bagikan kepada sesama hamba Allah, sedangkan yang ini untuk tetangga sebelah kanan, yang itu untuk tetangga sebelah kiri, dan yang lain untuk tetanga di belakang.” Kemudian melanjutkan perjalanan dan bersabda, “Sesungguhnya orang yang banyak hartanya adalah orang yang paling sedikit pahalanya di hari kiamat kecuali orang yang berkata, “Ini untuk tetangga sebelah kanan, ini untuk tetangga sebelah kiri dan yang lain untuk tetangga yang di belakang, tetapi sangat sedikit orang yang demikian ini.” Kemudian beliau berpesan kepada saya, “Kamu tetap di sini saja dan jangan pergi ke mana-mana sebelum aku kembali!” Beliau meninggalkan saya dalam kegelapan malam, sehingga tidak terlihat lagi. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, sehingga khawatir jika ada orang yang mengganggu Nabi SAW. Maka saya berniat mencari suara itu, tetapi saya teringat pesan beliau, “Janganlah kamu pergi sebelum aku kembali” Oleh karena itu saya tidak jadi pergi sampai Beliau datang, dan saya berkata, “Wahai Rasulullah, tadi aku dengar suara yang membuat aku khawatir terhadap diri-Mu.” Kemudian aku ceritakan kekhawatiran itu kepada Nabi SAW. Beliau bertanya, “Kamu tadi mendengar mendengar suara itu?” Saya menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Itu adalah Jibril, ia datang kepadaku dan berkata, “Siapa saja dari umatmu yang meninggal dunia, sedangkan ia tidak mempersukutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka ia masuk surga.” Saya bertanya, “Walaupun ia berbuat zina dan mencuri ?” Beliau menjawab, “Walaupun ia berbuiat zina dan mencuri.” HR. Bukhari dan Muslim, dan hadits ini adalah teks imam Bukhari.
470- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : ( لَوْكَانَ لِي مِثْلُ اُحُدٍ ذَهَبًا , لَسَرَّنِي أََنْ لاََ تَمُرَّ عَلَيَّ ثَلَاثَ لَيَالٍ وَعِنْدِي مِنْهُ شَيْئٌ إِلَّا شَيْئٌ أََرْصُدُهُ لِدَيْنٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.470. Dari Abu Hurairah RA., dari Rasulullah SAW., beliau bersabda, “Andaikan aku mempunyai emas sebesar bukit Uhud, aku pasti lebih senang kalau emas itu tidak menginap di tempatku sampai tiga malam, dan masih tersisa di tempatku kecuali sesuatu yang aku persiapkan untuk membayar hutang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
471. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Perhatikanlah orang yang berada di bawahmu dan jangan kamu memperhatikan orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih pantas, agar kamu semua tidak menganggap remeh nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan hadits ini adalah lafadh Muslim.
471. dan pada riwayat Bukhari: Jika salah seorang dari kalian melihat orang yang dikaruniai berupa harta yang banyak dan paras yang cantik, maka hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya.
472. Dari Abu Hurairah RA., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Celakalah hamba Dinar, celakalah hamba Dirham, celakalah hamba Pakaian dan celakalah hamba perut. Apabila telah terpenuhi, ia merasa senang, dan apabila tidak terpenuhi, ia tidak merasa senang.”[7] (HR. Bukhari )
473. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Sungguh saya melihat tujuh puluh ahli shuffah. Tidak seorangpun di antara mereka yang memiliki kain selimut, hanya sarung atau kain panjang yang biasa diikatkan pada leher mereka, di antara mereka ada yang mempunyai sekadar bisa untuk menutupi sampai kedua betisnya, dan ada pula yang sekadar untuk menutup sampai kedua mata kakinya, sehingga ia menarik-narik dengan tangannya, khawatir terlihat auratnya.” (HR. Bukhari)
474. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
475. Dari Ibnu Umar., Ia berkata, “Rasulullah SAW. memegang kedua bahuku, seraya bersabda, “Kamu berada di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang merantau.” Ibnu Umar RA. berkata, “Jika kamu berada di sore hari, maka jangan menunggu waktu pagi, dan apabila kamu berada pada waktu pagi, maka jangan menunggu waktu sore. Gunakanlah waktu sehatmu untuk menghadapi waktu sakitmu, dan gunakanlah waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari)
Mereka berkata dalam syarah hadits ini: “Janganlah engkau bergantung pada dunia dan janganlah kalian menjadikannya sebagai tempat tinggal yang abadi, dan hendaklah kalian tidak membicarakan pada diri kalian bahwa kalian akan hidup selamanya, dan janganlah pula selalu menaruh perhatian padanya. Dan janganlah kalian bergantung padanya kecuali seperti ketergantungan perantau, dan janganlah engkau menyibukkan diri pada dunia terhadap yang tidak disibukkan orang perantau yang selalu ingin kembali ke keluarganya.476. وَعَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِي , رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِي فََقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أََحَبَّنِيَ اللهُ وأََحَبَّنِي النَّاسُ, فََقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ الله ُ, وَازْهَدْ فِيْمَا عِْندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ) حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ إِبْنُ مَاجَهْ وَغَيْرِهِ بِأَسَانِيْدٍ حَسَنَةٍ.
476. Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad al-Sa’idiy RA., ia berkata, “Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah SAW. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, berikanlah saya suatu amalan, apabila saya mengerjakannya, maka Allah SWT akan mencitaiku dan dicintai manusia?” Beliau bersabda, “Berlaku zuhudlah kamu terhadap dunia, niscaya Allah SWT akan mencintaimu dan janganlah kamu rakus terhadap hak orang lain, niscaya orang-orang akan mencintaimu.” Hadits Hasan Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dengan sanad-sanad yang kuat.[8]477. وَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : ذَكَرَ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ الله عَنْهُ , مَا أََصَابَ النَّاسُ مِنَ الدُّنْيَا , فََقَالَ : لَقَدْ رَأََيْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَظَلُّ الْيَوْمَ يَلْتَوِيْ مَا يَجِدُ مِنَ الدَّقَلِ مَا يَمْلَأَ بِهِ بَطْنَهُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
477. Dari al-Nu’man bin Basyir RA., ia berkata, “Ketika Umar bin Khaththab melihat orang-orang sangat mementingkan urusan dunia, ia berkata, “Sungguh saya melihat Rasulullah SAW. kadang-kadang sehari penuh tidak mendapatkan makanan walaupun hanya kurma yang paling buruk untuk mengisi perutnya.” (HR. Muslim)479. وَعَنْ عَمْرُو بْنِ الْحَارِثِ أَخِي جُوَيْرِيَّةِ بِنْتِ الْحَارِثِ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : مَا تَرَكَ رَسُوْلُ اللهِ عِنْدَ هَوْتِهِ دِيْنَارًا ، وَلاََ دِرْهَمًا وَلاََ عَبْدًا ، وَلاََ أََمَةً وَلاََ شَيْئًا إِلاََّ بَغْلَتَهُ الْبَيْضَاءَ أََلَّتِي كَانَ يَرْكَبُهَا، وَسِلاََحَهُ ، وَأََرْضًا جَعَلَهَا لِإِبْنِ السَّبِيْلِ صَدَقَةً . رَوَاهُ الْبُخَارِي.
479. Dari Amru bin al-Harits, saudara Juwairiyah binti al-Harits (Ummul Mukminin) RA., ia berkata, “Ketika Rasulullah SAW. wafat, beliau tidak meninggalkan dirham, dinar, budak laki-laki maupun budak perempuan dan tidak pula meninggalkan apapun, kecuali keledai putih yang biasa beliau tunggangi, pedang dan sebidang tanah yang disedekahkan untuk ibnu sabil.” (HR. Bukhari)480. وَعَنْ خَبَّابِ بْنِ اْلأََرَتِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : هَاجَرْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ نَلْتَمِسُ وَجْهَ اللهِ تَعَالَى، فَوَقَعَ أََجْرُنَا عَلىَ اللهِ ، فَمِنَّا مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَأْكُلْ مَنْ أََجْرِهِ شَيْئًا ، مِنْهُمْ مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرِ رَضِيَ الله عنهُ قُتِلَ يَوْمَ أُحُد ، وَتَرَكَ نَمِيْرَةً، فَكُنَّا إِذَا غَطَّيْنَا بِهَا رَأْسَهُ، بَدَتْ رِجْلاََهُ ، وَإِذَا غَطَّيْنَا بِهَا رِجْلَيْهِ ، بَدَا رَأْسُهُ، فَأََمَرَنَا رَسُوْل اللهِ ، أََنْ نُغَطِّي رَأْسَهُ، وَنَجْعَلْ عَلَى رِجْلَيْهِ شَيْئًا مِنَ اْلإِذْخِرِ، وَمِنِّا مَنْ أََيْنَعَتْ لَهُ ثُمَّرَتُهُ، فَهُوَ يَهْدِبُهَا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
480. Dari Khabbab bin Al-Aratt RA., ia berkata, “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW., hanya mengharap ridla Allah SWT, maka pahala kami tetap terjamin oleh-Nya. Tetapi banyak di antara kami yang wafat sebelum menikmati hasil perjuangannya sedikitpun, di antaranya Mush’ab bin Umair RA. yang terbunuh pada perang Uhud, ia hanya meninggalkan sebuah kain wol yang sangat kasar. Apabila kami menutup kepalanya dengan kainnya itu, maka terbukalah kedua kakinya, dan apabila kami menutup kedua kakinya, maka terbukalah kepalanya. Kemudian Rasulullah SAW. menyuruh kami untuk menutup kepala dan kedua kakinya ditutup dengan rumput. Dan di antara kami ada yang sempat memetik hasil perjuangannya dan ia dapat menikmatinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)481. وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ، مَاسَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ :حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
481. Dari Sahl bin Sa’ad al-Sa’idiy RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadist hasan shahih)482. وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ : أََلاََ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ ، مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا إِلاََّ ذِكْرَ اللهِ تَعَالَى ، وَمَا وَالاََهُ، وَعَالِمًا وَمُتَعَالِمًا. رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ :حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
482. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Ingatlah, sesungguhnya dunia ini terkutuk. Semua yang ada di dalamnya terkutuk kecuali mengingat Allah SWT (dzikir) dan yang semisalnya[9], serta orang alim dan orang belajar.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadist Hasan)483. وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْل اللهِ : لاََ تَتَّخِذُوْا الضَّيْعَةَ فَتَرْغَبُوْا فِي الدُّنْيَا . رَوَاهُ التُّرْمِذِي وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
483. Dari Abdullah bin Mas’ud RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Janganlah kalian menumpuk-numpuk harta, karena akan mengakibatkan kalian sangat mencintai dunia.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan)484. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash RA., ia berkata, “Pada waktu Rasulullah SAW. berjalan-jalan dan melewati kami, dan kami sedang memperbaiki rumah[10], kemudian beliau bertanya, “Apakah yang sedang kamu kerjakan ?” kami menjawab, “Kami sedang memperbaiki gubuk yang hampir roboh ini.” Beliau bersabda, “Saya kira ajal kita akan lebih cepat dari itu.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dengan sanad Bukhari dan Muslim. Imam Turmudzi berkata: hadits hasan shahih)
485. Dari Ka’ab bin ‘Iyadl RA., ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya masing-masing umat itu mempunyai cobaan, dan cobaan umatku adalah harta kekayaan.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan shahih)
487. Dari Abdullah bin Asy-Syikhir RA., ia berkata, “Saya mendatangi Rasulullah SAW., sedangkan beliau sedang membaca; ALHAAKUMUT TAKAATSUR , kemudian beliau bersabda, “Anak Adam itu akan berkata, “Ini adalah harta bendaku, ini adalah harta bendaku.” Wahai anak Adam, tidak ada harta kekayaan yang kamu miliki kecuali apa yang kamu makan kemudian habis, atau apayang kamu pakai kemudian rusak, atau apa yang kamu sedekahkan kemudian menjadi simpanan bagimu.” (HR. Muslim)
489. Dari Ka’ab bin Malik RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Rakusnya seseorang akan harta dan kedudukan, lebih berbahaya bagi agamanya ketimbang rakusnya dua serigala lapar yang dilepas di padang gembala.” HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan shahih.
490. Dari Abdullah bin Mas’ud RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. tidur di atas tikar, ketika beliau bangun, tampak bekas tikar itu di punggungnya. Kemudian kami berkata, “Wahai Rasulullah SAW., bagaimanakah jika kami ambilkan kasur[11] untukmu?” Beliau bersabda, “Apalah artinya dunia ini buat diriku, sedangkan aku di dunia ini bagaikan orang bepergian dan berteduh di bawah pohon, lalu pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidz, ia berkata: Hadits hasan shahih)
491. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Orang-orang miskin akan masuk surga lima ratus tahun lebih dahulu, dari orang-orang kaya.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan)
492. Dari Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain RA., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Aku menengok ke surga dan aku melihat moyaritas penghuninya adalah orang-orang miskin. Kemudian aku menengok ke neraka, ternyata mayoritas penghuninya adalah perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari riwayat Ibnu Abbas)
493. Dan imam Bukhari juga meriwayatkan hadits ini dari Imran bin Hushain.
494. Dari Usamah bin Zaid RA., dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Aku berdiri di pintu surga, dan mayoritas orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Sedangkan orang-orang kaya raya tertahan, hanya saja mereka yang temasuk penghuni neraka dan telah diperintahkan untuk masuk ke neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
495- وَعَنْ أََبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , عَنِ النَّبِي r قَالَ : ((أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَهَا شَاعِرٌ كَلِمَةُ لَبِيدٍ (( أَلاَ كُلُّ شَيْىءٍ مَا خَلاَ اللهَ بَاطِلُ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
[1] . Maksudnya mereka bisa memetik buahnya.
[2] . Maksud binatang ternak adalah unta dan sapi.
[3] . Maksudnya dengan harta dan perkataan
[4] . Maksudnya kehidupan yang hina lagi kekal.
[5] . Bahrain adalah sebuah nama yang mencakup kawasan-kawasan yang terdapat ditepi laut Hindi yang terletak antara Bashrah dan Oman. Demikian yang terdapat dalam Mu’jamu al-Buldan
[6] . Harrah adalah sebuah perkampungan yang bebatuan hitam lagi panas
[7] . Kata ‘Qathifah’ artinya pakaian yang terbuat dari kain bludru, adapun kata ‘Khamishah’ artinya pakaian yang bersegi empat. Pada riwayat lain dari imam Bukhari:
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْناَرِ وَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ وَ عَبْدُ اْلقَطِيْفَةِ وَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ artinya adalah celakalah orang yang terus memburunya, lalu mengumpulkannya serta menjaganya, oleh karena itu ia menjadi hambanya. Kami memohon kepada Allah SWT agar senantiasa menjaga kita dari penghambaan yang hina ini.
[8] . Ia berkata demikian, adapun sanad-sanad tersebut yang paling lemah adalah melalui Ibnu Majah, akan tetapi hadits ini diperkuat oleh sanad yang lain, dengan alas an-alasan yang terdapat dalam kitab Shahihah halaman 944 silahkan merujuk ke sana. Untuk lebih jelas, silahkan merujuk pada buku Dha’ifu Riyaadhus Shaalihiih terbitan Pustaka Azzam.
[9] . Maksudnya semua amal perbuatan yang berorientasi pada ketaatan yang menyampaikan kepada ridha Allah SWT. Dan jangan dipahami dari hadits ini bahwa Allah membenci dunia secara mutlak, akan tetapi yang dikutuk adalah semua yang dapat menjauhkan diri dari Allah SWT akibat kesibukan duniawi, sebagaimana yang dijelaskan pada hadits lain. Adapun lafadh ‘Ala’ bukanlah dari Turmudzi. Lihat kitab Shahih Sunan Turmudzi jilid 2 hal. 271 nomer 1897. Dalam hal ini Syeikh Nashir berkata: Hadits ini shahih.
[10] . Lafadh ‘Khushsh’ yang berarti rumah yang terbuat dari kayu dan tebu. Di sebut khashsh karena terdapat lubang atau kerenggangan.
[11] . Maksudnya adalah kasur yang empuk. Dan pada hadits ini terdapat hadits penguat dari hadits Ibnu Abbas, dan telah mentakhrijnya setelah hadits Ibnu Mas’ud dalam kitab Shahihah nomer 438 dan 439.