Hadits Larangan Sombong
Allah SWT berfirman:
تِلْكَ الدَّارُ الآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لاَ يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” (Qs. Al-Israa` (17):37)
Firman Allah SWT:وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Firman Allah SWT:
إِنَّ قَرُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَ آتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوْءُ بِالْعُصْبَةِ أُوْلِى الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ... إلى قوله تعالى : فَخَسَفْنَا بِهِ َو بِدَاِرِه الْأََرْضَ.
“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, ia berlaku aniaya terhadap mereka. Dan kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat.[1] (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: Janganlah kamu terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk kebahagiaan negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kebahagiaan duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Qarun berkata,”Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku. Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya dan lebih mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka.Kemudian keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia berkata,” Semoga kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Dan berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: ”Kecelakaan yang besarlah bagimu. Pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.”
Kemudian Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada suatu golongan pun yang menolongnya terhadap siksa Allah. Dan ia tidaklah termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya.” (Qs. Al-Qashasha (28):76-81)617- وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِي قَالَ: ((لاَيَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالَهُ ذَرَّة مِنْ كِبْرٍ)) فقَالَ رَجُلٌ: إنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً ؟ : ((إنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ. الكِبْرُ بَطَرُ الحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
617. Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong walaupun hanya sebesar atom.” Ada seorang laki-laki yang berkata, ‘Sesungguhnya seseorang itu suka memakai pakaian yang bagus dan sandal atau sepatu yang bagus pula.’ Beliau bersabda, ”Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.[2] Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.” (HR. Muslim).618- وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ بِشِمَالِهِ، فَقَالَ: ((كُلْ بِيَمِيْنِكَ)) قَالَ: لاَ أَسْتَطِيْعُ ! قَالَ: ((لاَ أسْتَطَعْتَ)) مَا مَنَعَهُ إلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ: فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
618. Dari Salamah bin Al-Akwa’ bahwasanya ada seorang laki-laki makan di hadapan Rasulullah SAW dengan tangan kirinya, lantas beliau bersabda, ”Makanlah dengan tangan kananmu.” Laki-laki itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda lagi, ”Kamu tidak bisa, hal itu tak lain hanyalah kesombongan.” Salamah berkata, Kemudian laki-laki itu tidak bisa mengangkat tangannya ke mulut.” (HR. Muslim).619- وَعَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهَبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ: ((أَلاَّ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَتَقَدَّمَ شَرْحُهُ فِي باَبِ ضَعَفَةِ الْمُسْلِمِيْنَ.
619. Dari Haritsah bin Wahb berkata, ”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang ahli neraka? Yaitu setiap orang yang kejam, rakus dan sombong.”(HR. Bukhari Muslim). Penjelasan hadits ini terdapat pada hadits nomer 257620- وَعَنْ أَبِي سَعِيْدِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي قَالَ: ((احْتَجَّتِ الجَنَّةُ وَالنَّارُ، فقَالَتِ النَّارُ: فِيَّ الْجَبَّارُوْنَ وَالْمُتَكَبِّرُوْنَ، وَقَالَتِ الجَنَّةُ: فِيَّ ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَمَسَاكِيْنُهُمْ، فَقَضَى اللهُ بَيْنَهُمَا، إنَّكِ الجَنَّةُ رَحْمَتِي، أرْحَمُ بِكَ مَنْ أشَاءُ، وإنَّكِ النَّارُ عَذَابِي، أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أشَاءُ، وَلِكِلَيْكُمَا عَلَيَّ مِلْؤُهَا)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
620. Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda, “Surga dan neraka itu saling berdebat, neraka berkata, ‘Padaku terdapat orang-orang yang kejam dan sombong.” Surga berkata, ’Padaku terdapat orang-orang yang lemah (tertindas) dan miskin.” Kemudian Allah memberi keputusan kepada keduanya, ”Sesungguhnya kamu surga adalah tempat rahmat-Ku. Aku memberi rahmat dengan kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Dan sesungguhnya kamu, neraka adalah tempat siksaan-Ku. Aku menyiksa dengan kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Dan bagi masing-masing kamu berdua Aku akan memenuhinya.” (HR. Muslim).621- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: ((لاَيَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
621. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat orang yang menurunkan kainnya sampai ke bawah mata kaki karena sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim).622- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَة، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ، وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلَكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبَرٌ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
622. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada tiga golongan pada hari kiamat, Allah SWT tidak akan berbicara dengan mereka, serta tidak akan membersihkan (mengampuni) dosa mereka, dan tidak akan memandang mereka, dan mereka akan disiksa dengan siksa yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja (penguasa) yang suka bohong dan orang miskin yang sombong.” (HR. Muslim).623- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: العِزُّ إزَارِي، وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، فَمَنْ يُنَازِعَنْي فِي وَاحِدٍ مِنْهُمَا فَقَدْ عَذَّبْتُهُ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
623. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Allah SWT berfirman, “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Maka barangsiapa yang menyaingi-Ku pada salah satunya dari keduanya, maka Aku pasti akan menyiksanya.’” (HR. Muslim).624- وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: ((بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي في حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ رَأسَهُ، يَخْتَالُ في مِشْيَتِهِ، إذْ خَسَفَ اللهُ بِهِ، فَهُوَ يَتَجْلْجَلُ فِي الأَرْضِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
624. Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan dengan memakai pakaian yang penuh dengan perhiasan dan bersisir rambutnya dengan disertai sikap sombong dan mengagumi dirinya sendiri saat berjalan. Tiba-tiba Allah menyiksanya, yaitu ia selalu timbul dan tenggelam di permukaan bumi sampai hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim).625- وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَع ِرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((لاَ يَزَالُ الرَّجُلُ يَذْهَبُ بِنَفْسِهِ حَتَّى يُكْتَبَ في الجَبَّارِيْنَ، فَيُصِيْبَهُ مَا أَصَابَهُمْ)) رَوَاهُ التُّرْمِذِي.
625. Dari Salamah bin Al-Akwa’ berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu senantiasa membanggakan dan menyombongkan dirinya sehingga ia dicatat dalam golongan yang sombong, kemudian ia tertimpa bencana yang sering menimpa mereka.” (HR. Tirmidzi).[1] . Karena hartanya yang melimpah ruah serta berbagai macam jenis dan bentuk, hal membuat lelah para penjaganya.
[2] . Maksudnya itu tidak termasuk sifat sombong. Lihatlah mukaddimah hal 3.