HADITS TAWADLU’ DAN RENDAH HATI
Allah SWT berfirman:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (Qs. Asy-Su’araa (26):215)
Pada ayat lain Allah SWT berfirman:يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu sekalian yang murtad dari agamanya, maka kelak akan mendatangkan suatu kaum yang dicintai Allah dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (Qs. Al-Maa`idah (5):54)Firman Allah SWT:
Firman Allah SWT:
فَلاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Dan janganlah kamu sekalian mengatakan dirimu suci. Dia lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (Qs. An-Najm (53):32)Firman Allah SWT:
“Dan orang-orang yang di atas A’raf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.”(Orang-orang di atas A’raf bertanya kepada penghuni nereka):”Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah? (Kepada orang mukmin itu dikatakan: Masuklah ke dalam sorga. Tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak pula kamu bersedih hati.” (Qs. Al-A’raaf (7) 48-49)
607. Dari IyadH bin Himar RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memberi wahyu kepadaku, yaitu kamu sekalian hendaknya bersikap tawadlu’ (merendahkan diri) sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain.” (HR. Muslim).
608. Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Harta tidak akan berkurang karena sedekah, Allah tidak akan menambahkan kepada seseorang yang suka memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiadalah seseorang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).
609. Dari Anas RA, bahwasanya ia sering melewati anak-anak kemudian mengucapkan salam kepada mereka, dan ia berkata, “Nabi SAW melakukan hal yang demikian itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
610. Dari Anas berkata, “Bila ada budak perempuan[1] di Madinah memegang tangan Nabi, maka beliau pergi mengikuti ke mana budak itu menghendaki.” (HR. Bukhari)
611. Dari Al-Aswad bin Yazid berkata, “Saya menanyakan kepada Aisyah RA tentang apa yang biasa dikerjakan oleh Nabi di rumahnya. Aisyah menjawab, “Beliau selalu memperhatikan keluarganya, yakni membantu keluarganya. Akan tetapi bila waktu shalat tiba, maka beliau keluar untuk mengerjakan shalat berjama’ah.” (HR. Bukhari).
612. Dari Abu Rifa’ah Tamim bin Usaid berkata, “Saya datang kepada Nabi SAW, dan beliau sedang berpidato, kemudian saya berkata, “Wahai Rasulullah, ada orang asing datang hendak menanyakan tentang agamanya karena ia belum tahu tentang seluk-beluk agamanya.” Maka beliau mendekati saya dan menghentikan pidatonya, serta mengambil kursi dan duduk di kursi itu lantas mengajarkan kepada saya apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau. Kemudian beliau kembali berpidato lagi dan menyelesaikan pidatonya itu.” (Riwayat Bukhari).
613. Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bila makan, maka beliau menjilat-jilat ketiga jarinya[2]. Anas mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Bila suapan salah seorang di antara kamu jatuh, maka hendaklah ia mengambil dan bersihkan kotoran yang melekat lalu memakannya, dan jangan biarkan makanan itu di makan syetan (karena tersisa).” Beliau juga menyuruh supaya membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di piring, di mana beliau bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian tidak tahu makananmu yang mana yang membawa keberkahan.” (HR. Muslim).
614- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِي قَالَ: ((مَابَعَثَ الله نَبِيًّا إلاَّ رَعَى الْغَنَمَ)) قَالَ أصْحَابُهُ: وَأنْتَ؟ فقَالَ: ((نَعَمْ، كُنْتُ أرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لأهْلِ مَكَّةَ)) رَوَاهُ الْبُخَارِي.614. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Allah tidaklah mengutus seorang Nabi melainkan ia menggembala kambing.” Para sahabatnya bertanya, ‘Dan engkau wahai Rasulullah?.’ Beliau menjawab, “Ya, aku dulu juga menggembala kambing dengan mendapat upah dari penduduk Makkah.” (HR. Bukhari)[3]
615. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Seandainya aku diajak untuk makan betis atau paha binatang, niscaya aku memenuhinya. Dan seandainya aku dihadiahkan paha atau betis binatang niscaya aku menerimanya.” (HR. Bukhari).
616. Dari Anas RA berkata, “Unta[4] Rasulullah SAW tidak pernah terdahului atau hampir tidak dapat dikejar. Kemudian ada seorang Badui yang mengendarai untanya dan dapat mendahului unta beliau. Maka hal yang demikian itu cukup menggelisahkan kaum muslimin dan hal itu diketahui oleh Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, “Kebenaran atas Allah, bahwasanya tiada sesuatu pun di dunia ini yang menyombongkan diri melainkan Allah merendahkannya.” (HR. Bukhari).
[1] . Status hadits ini dalam kitab Bukhari adalah mu’allaq[2] . Ketiga jari itu adalah ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Al-Khitabi berkata, “Bahwasanya hati-hati manusia rusak akibat bermegah-megahan, dan mereka menduga bahwa perbuatan beliau ini adalah sesuatu yang jorok, seolah-olah mereka tidak mengetahui bahwa makanan yang melekat pada jari mereka adalah bagian yang harus mereka makan. Jadi sebagian manusia tidak menganggap hal ini jorok? Dan orang yang berakal pun menganggap ini bukan hal yang menjijikkan! Karena yang dimasukkan ke mulut adalah jari mereka sendiri.
[3] . Hadits ini pengulangan dari hadits 605.
[4] . العَضْبَاءُ adalah nama unta Rasulullah SAW. adapun قُعُوْدٍ yaitu unta yang ditunggai berumur kira-kira dua samapi enam tahun.