Hadits Etika Memberi Salam Dalam Islam
862- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ , أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : ((يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي، و الْمَاشِي عَلَى الْقَاعِدِ , وَالْقَلِيْلُ عَلىَ الْكَثِيْرِ )) ٌََمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
862. Dari Abu Hurairah RA., bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda, “orang yang naik kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk, orang yang sedikit memberi salam kepada orang yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)863- وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ صُدَيِّ بْنِ عَجْلَان اَلْبَاهِلِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((إِنَّ أَوْلى النَّاسِ باِللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ)) , رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدُ بإسنادٍ جيدٍ .
863. Dari Abu Ummah Muday bin Ajlan Al Bahiliy RA., ia berkata: “Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seutama-utama manusia menurut Allah adalah orang yang lebih dulu memberi salam.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang baik)134- SUNAH UNTUK MENGULANGI SALAM MESKIPUN SERING BERTEMU
864- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ فىِ حَدِيْثِ الْمُسِيئ ِصَلَاتَهُ أَنَّهُ جَاءَ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاَء إِلَى النبّيّ ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ، فقَالَ : (( اِرْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ)) فَرَجَعَ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النبي ، حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ٌََمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
864. Dari Abu Hurairah ketika beliau menceritakan orang yang salah salatnya, dimana ia datang dan shalat, kemudian datang kepada Nabi dan mengucapkan salam, maka beliau menjawab salamnya, kemudian bersabda, “Kembalilah kamu dan salatlah karena sesungguhnya kamu belum salat.” Maka ia pun kembali salat lagi, kemudian datang dan mengucapkan salam kepada Nabi. Ia berbuat demikian sampai tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)865- وَعَنْه عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : (( إِذَا لَقِيَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ، فَإِنْ حَالَتْ بَيْنَهُمَا شَجَرَةٌ ، أَوْ جِدَارٌ، أَوْ حَجَرٌ، ثُمَّ لَقِيَهُ، فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ)). رَوَاهُ أَبُو دَاوُدُ 865.