Hadits Haram Berbuat Riya'
Allah SWT. Berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Qs. Al Bayyinah(98) : 5)لاَ تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَاْلأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ
“Hai orang-orang yang beriman, jangalah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.” (Qs. Al Baqarah(2) : 264)يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Mereka bermaksud riya’ di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs. An Nisaa(4) : 142)1623- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُُ رَسُوْلَ الله يَقُوْلُُ : ((قَالَ اللهٌ تَعَالَى : أنَا أغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ)), رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1623. Dari Abu Hurairah RA., “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Allah SWT. berfirman, ‘Aku adalah yang paling tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa melaksanakan suatu amal dengan mempersekutukan Aku dengan selain Aku, maka Aku akan meninggalkannya dan tidak memperdulikannya.” (HR. Muslim)1624- وَعَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْل: ((إنَّ أولَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعْمَتَهُ، فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فيِهَا؟ قال: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قالَ: كَذَبْتَ، وَلكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌفَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ، وَقَرَأَ الْقُرآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ الْقُرْآنَ، قالَ: كَذَبْتَ، وَلكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ ! وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قارىءٌ؛ فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَبِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ، وَأعْطَاهُ مِنْ أصْنَافِ الْمَالِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ، فَعَرَفَهَا. قالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قال: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أنْ يُنْفِقُ فِيها إلاَّ أنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: جَوَادٌ! فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَبِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ)). رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1524. Dari Abu Hurairah RA., “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid, dimana ia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, lantas ditanya, ‘Apakah yang kamu perbuat terhadap nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Saya berjuang di jalan-Mu sehingga saya mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Kamu bohong.’ Kamu berjuang agar kamu dikenal pemberani. Dan hal itu sudah diakui.” Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu sampai akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. Kedua, seseorang yang belajar dan mengajar serta suka membaca Al Quran dimana ia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia mengakuinya, lantas ditanya, ‘Apakah yang kamu perbuat terhadap nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Saya telah belajar dan mengajarkan Al Quran, serta saya membaca Al Quran untuk-Mu.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta. Kamu belajar Al Quran agar dikatakan sebagai orang yang pandai, dan kamu membaca Al Quran agar dikatakan sebagai Qori, dan hal itu sudah diakui.’ Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu sampai akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. Ketiga seseorang yang diluangkan rizkinya dan dikaruniai berbagai macam kekayaan dimana ia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia mengakuinya, lantas ditanya, ‘Apakah yang kamu perbuat terhadap nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Semua jalan (usaha) yang Engkau sukai agar dibantu, maka saya pasti membantunya karena Engkau.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta. Kamu berbuat itu agar dikatakan sebagai orang yang pemurah, dan hal itu sudah diakui.” Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu sampai akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.’” (HR. Muslim)1625- وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله عنهُمَا، أنَّ نَاسًا قَالُوا لَهُ: إنَّا نَدْخُلُ عَلَى سَلاَطِينِنَا فَنَقُولُ لَهُمْ بِخِلاَ فِ مَا نَتَكَلَّمُ إذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِمْ؟ قاَلَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ الله عنهما: كُنَّا نَعُدُّ هَذَا نِِفَاقاً عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ الله , رَوَاهُ البخاري.
1625. Dari Abdullah bin Umar RA., “Ada beberapa orang berkata, ‘Sesungguhnya apabila kami masuk kepada penguasa, maka kami mengatakan kepadanya sesuatu yang berbeda apa yang kami katakan bila kami berada di luar. Abdullah berkata, ‘Pada masa Rasulullah SAW. kami menganggap hal yang demikian termasuk perbuatan kemunafikan.’” (HR. Bukhari)1626- وَعَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سُفْيَانَ رَضيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيّ : ((مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ الله بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللهُ بِهِ)), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1626. Dari Jundub bin Abdullah RA., ia berkata, “Nabi SAW. bersabda, ‘Barangsiapa memperdengarkan (amalanya), maka Allah akan memperdengarkannya, dan barangsiapa yang memperlihatkan (amalannya), maka Allah akan memperlihatkannya.”[1] (HR. Bukhari dan Muslim)1627- ورَوَاهُ مُسْلِمُ أيضأ مِنْ رِوَايَةِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا.
1627. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Abbas RA.1628- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ)). يَعْنِي : رِيحَهَا، رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ وَالأَحَادِيْثُ فِي اْلبَابِ كَثِيْرَة ُمَشْهُوْرَةٌ.
1628. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semestinya untuk mencari ridha Allah Azza wa Jalla, tetapi ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan kedudukan/kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga, nanti di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yangn shahih)[1] Yang dimaksud dari perkataan “Allah memperdengarkan dan memperlihatkan amalannya” adalah dengan tujuan untuk membuat malu orang yang berbuat seperti itu.