Hadits Haram Mendengar Ghibah Dan Wajib Menghindarinya
Allah SWT. Berfirman,
وَ إِذَا سَمِعُوْا اللَّغْوَ أَعْرَضُوْا عَنْهُ
“Dan bila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat mereka mengabaikanya.” (Qs. al-Qashash(28) : 55)وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ
"Dan mereka yang terhadap lagu mengabaikan." (Qs. Al-Mu’minuun(23) : 3)إَنَّ السَّمْعَ وَ الْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلاً
“Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati fikiran, semua itu akan dituntut.” (Qs. Bani Israaiil(17) : 36)وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِي~ ءَايَاتِنَا فَأَعرِضْ عَنْهُمْ حَتيَّ يَخُوْضُوْا فِي حَدِيْثٍ غَيْرِهِ وَ إِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلاَ تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرِ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
“Dan bila kau melihat mereka yang mengejek ayat kami, maka tinggalkanlah mereka hingga membicarakan pembicaraan yang lainnya. Dan apabila syaitan membuat kamu lupa, maka jangan sekali-kali duduk setelah peringatan ini bersama orang yang zhalim.” (Qs. Al-An’aam(6) : 68)1536- وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ قاَلَ: (( مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ، رَدَ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ )), رَوَاهُ التُّرْمُذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
1536. Dari Abu Dardaa RA., ia berkata, “Nabi SAW. bersabda: ‘Siapa yang mempertahankan kehormatan saudaranya yang akan dicemarkan orang, niscaya Allah akan menolak api neraka dari mukanya dihari kiamat.’” (HR. Tirmidzi)1537- وَعَنْ عَتْبَانَ بْنِ مَلِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فِي حَدِيْثِهِ الطَّوِيلِ الْمَشْهُوْرِ الَّذِي تَقَدَّمَ فِي بَابِ الرَّجَاءِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ يُصَلِّى فَقَالَ: (( أَيْنَ مَلِكُ بْنُ الدُّخْشُمْ ؟ )) فَقَالَ رَجُلٌ: ذَلِكَ مُنَافِقٌ لاَ يُحِبُّ اللهَ وَلاَ رَسُوْلَهُ، فَقًالً النَّبِيُّ : (( لاَ تَقُلْ ذَلِكَ أَلاَّ تَرَاهُ قَدْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يُرِيْدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهُ ؛ وَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلىَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1537. Dari Itban bin Malik RA. Ia berkata, “Ketika Nabi seselai shalat, Belaiu bertanya, ‘Dimanakah Malik bin ad-Dukhsyum?. Lalu seorang sahabat menjawab, ‘Dia Itu munafik, tidak suka kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Maka Rasul bersabda, ‘Jangan berkata demikian, tidakkah kau tahu bahwa ia telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dengan ikhlas kaena Allah. Dan Allah telah mengharamkan api neraka atas orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dengan ikhlas karena Allah.’” (HR. Bukhari dan Muslim)1538- وَعَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ الله عَنْهُ فِي حَدِيْثِهِ الطَّوِيْلِ فِي قِصَّةِ تَوْبَتِهِ وَقَدْ سَبَقَ فِي بَابِ التَّوْبَةِ. قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ وَهُوَ جَالِسٌ فِي الْقَوْمِ بِتَبُوْكَ: (( مَا فَعَلَ كَعْبُ بْنِ مَالِكٍ؟ )) فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلِمَةَ: يَا رَسُولَ اللهِ حَبَسَهُ بُرْدَاهُ وَالنَّظَرُ فِي عِطْفَيْهِ. فَقَالَ لَهُ مُعَاذِ بْنُ جَبَلٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ: بِئْسَ مَا قُلْتَ، وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ إِلاَّ خَيْرًا، فَسَكَتَ رَسُولُ اللهِ , مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1538. Dari Ka’ab bin Malik RA. Berkata (dalam hadis yang panjang),[1] “Ketika Nabi SAW. telah sampai di Tabuk, sambil duduk beliau bertanya, ‘Apa pekerjaan Ka’ab ?. Maka ada seorang yang menjawab, ‘Ia tertahan oleh mantel dan selendangnya. Lalu Muadz bin Jabal berkata, ‘Jelek sekali perkataan itu, demi Allah wahai Rasulullah kami tidak mengetahui sesuatu melainkan yang baik saja. Rasulullah pun diam.’” (HR. Bukhari dan Muslim)1539- عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً اشتَأذَنَ عَلىَ النَّبِيَّ ، فَقَالَ: أَئْذَنُوا لَهُ، بِئْسَ أَخُوْ العَشِيْرَةِ ؟, مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1539. Dari Aisyah RA. Berkata, “Seseorang datang minta izin kepada Nabi SAW., Maka Nabipun bersabda, ‘Izinkanla ia, sejahat-jahat orang di tengah kaumnya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)1540- وَعَنْهاَ قَالَتْ: قاَلَ رَسُولُ الله : (( مَا أََظُنُّ فُلاَنًا وَفُلاَنًا يَعْرِ فَانِ مِنْ دِيْنِنَا شَيْئًا)) , رَوَاهُ الْبخُاَرِيُّ.
قَالَ: قاَلَ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ أَحَدٌ رُواةُ هَذاَ الْحَدِيْثِ: هَذَانِ الرَّجُلاَنِ كَانَا مِنَ المُنَافِقِيْنَ.
1540. Dari Aisyah RA,. Ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Saya tidak mengira bahwa fulan dan fulan mengetahui (mengerti) apa-apa dalam agama kami ini.’” (HR. Bukhari)[2]1541- وَعَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَتْ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ ، فَقُلْتُ، إِنَّ أَبَا الجَهْمِ وَمُعَاوِيَةَ خَطَبَانِي ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((أَمَّا مُعَاوَيَةِ، فَصُعْلُوْكَ لاَ مَالَ لَهُ، وَأَمَّا أَبُو الجَهْمِ، فَلاَ يَضَعُ العَصَا عَنْ عَاتِقِهِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1541. Dari Fathimah binti Qais RA., ia berkata, “Saya datang kepada Nabi SAW. bertanya tentang dua orang yang meminangku. Yaitu Abul Jaham dan Muawiyah. Maka Rasul bersabda, ‘Adapun Muawiyah ia adalah seorang miskin, sedangkan Abul Jaham ia adalah tukang pukul perempuan (tidak pernah menaruh tongkatnya dari bahunya).” (HR. Bukhari dan Muslim)1542- وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ الله عنهُ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رسُولِ الله ، في سَفَرٍ أَصَابَ النَّاسَ فِيْهِ شِدَّةٌ، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ بِنْ اُبَي: لاَ تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ الله حَتَّى يَنْفَضُّو، وَقاَلَ: لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ َاْلأَعَزُّ مِنْهَا َاْلأَذَلَّ، فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ ، فَأَخْبَرْتُهُ بِذَبِكَ، فَأَرْسِلَ إِلَى عَبْدِ اللهِ بِنْ أُبَيَّ، فَاجْتَهَدَ يَمِيْنَهُ: مَا فَعَلَ، فَقَالُوا: كَذَبَ زَيْدٌ رَسُولَ اللهِ ، فَوَقُعَ فِي نَفْسِي مِمَّا قَالُوْهُ شُدَّةٍ حَتَّى أَنْزَ اللهُ تَعَالَى تَصْدِيْقِي: (( إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُوْنَ )) ثُمَّدَعَاهُمُ النَّبِي لِيَسْتَغْفِرَ لَهُمْ فَلَوَّوْا رُؤُوسَهُمْ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1542. Zaid bin Arqam RA. Ia berkata, “Ketika kami dalam perjalanan bersama Rasulullah SAW., tiba-tiba ada seseorang yang ditimpa kesukaran. Maka Abdullah bin Ubay berkata, ‘Jangan kamu bantu orang-orang yang bersama Rasulullah hingga mereka meninggalkannya, dan apabila kami telah kembali ke Madinah, orang yang mulia di antara kami akan mengusir orang yang rendah. Maka saya datang menyampaikan berita itu kepada Nabi SAW., maka dipanggil oleh Nabi dan ketika berhadapan dengan Nabi, Abdullah bin Ubay bersumpah tidak berkata seperti itu. Hingga orang-orangpun berkata, ‘Zaid telah berdusta kepada Rasulullah SAW. hingga akhirnya saya ditimpa kesukaran akibat tuduhan itu, hingga akhirnya Allah mennjukkan kebenaran saya dalam surat al-Munaafiquun. Lalu Nabi memanggil mereka untuk dimintakan ampun, maka mereka pun menggelengkan kepala mereka (tidak mau menurut).’” (HR Bukhari dan Muslim)1543- وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَتْ هِنْدٌ امْرَأَةُ أَبِي سُفِيَانَ لِلنَّبِي : إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رُجُلٌ شَحِيْحٌ وَلَيْسَ يُعْطِيْنِي مَا يَكْفِيِْنِي وَوَلَدِي إِلاَّ مَا أَخَذْتُ مِنْهُ، وَهُوَ لاَ يَعْلَمُ ؟ قَالَ: (( خُذِي مَا يَكْفِيْكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوْفِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1543. Dari Aisyah RA., ia berkata, “Hindun binti Uqbah berkata kepada Nabi SAW., ‘Sesungguhnya Abu Sufyan seorang yang kikir, dia tidak memberi cukup belanja untukku dan anak-anakku, kecuali jika saya ambil di luar pengetahunnya. Jawab Nabi SAW., ambilah secukupnya untuk kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan caar yang baik.’” (HR. Bukhari dan Muslim)[1] Hadis ini telah disebutkan sebelumnya pada pembahasan tentang Taubat.
[2] Imam Al Laits (perawi hadis ini) mengatakan, ‘Salah seorang di antara periwayat hadis ini adalah dua orang ini. Dia termasuk orang munafik.