Hadits Keutamaan Siwak
1204. عَنْ أََبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ , أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ( لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي- أَوْ عَلَى النَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1204. Dari Abu Hurairah RA: “Rasulullah SAW. bersabda, “Seandainya aku tidak khawatir akan mempersulit umatku, niscaya akan aku perintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali, mereka akan mengerjakan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)1205. وَ عَنْ خُذَيْفَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ , إِذَا قَامَ مِنَ النَّوْمِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1205. Dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW memiliki kebiasaan untuk menggosok giginya dengan siwak, setiap kali, beliau bangun dari tidurnya. (HR. Bukhari dan Muslim)1206. وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: كُنَّا نُعِدُّ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ , سِوَاكَهُ وَطَهُوْرَهُ , فَيَبْعَثَهُ الله ُمَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ , فَيَتَسَوَّكَ, وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّي. رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1206. Dari Aisyah RA. ia berkata, “Kami senantiasa menyediakan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah SAW. Kemudian, Allah membangunkan beliau pada waktu malam sesuai kehendak-Nya, lalu beliau bersiwak, dan wudhu, kemudian mengerjakan shalat.”(HR. Muslim)1207. وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الله ( أَكْثَرْتُ عَلَيْكُمْ فِي السِّوَاكِ) رَوَاهُ الْبُخَارِي.
1207. Dari Anas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Aku sudah terlalu sering menganjurkan kalian untuk bersiwak.” (HR. Muslim)1208. وَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ : ( قُلْتُ لعَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا : بِأَيِّ شَيْئٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ , إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ . رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1208. Dari Syuraih bin Hani’, ia berkata, “Saya pernah bertanya kepada ‘Aisyah RA. tentang perbuatan apakah yang pertama kali dikerjakan oleh Nabi SAW. apabila beliau memasuki rumahnya?” ‘Aisyah menjawab: “Beliau bersiwak.” (HR. Muslim)1209. وَ عَنْ أَبِي مُوْسَى اَلْأَشْعَرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ , وَطَرَفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1209. Dari Abu Musa Al As’ariy RA, ia berkata, “Saya masuk ke rumah Nabi SAW, sedangkan ujung siwaknya masih berada pada mulutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)1210. وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ( السِّوَاكِ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبَّ) رَوَاهُ النَّسَائِي وَابْنُ هُزَيْمَةَ.
1210. Dari ‘Aisyah RA: “Nabi SAW. bersabda, “Bersiwak itu dapat membersihkan mulut, sekaligus mendapat ridha Tuhan.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)1211. وَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : ( الفِطْرَةُ خَمْسٌ , أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ : الخِتَانُ , وَالإِسْتِحْدَادُ , وَتَقْلِيْمُ الأَظْفَارِ, وَنَتْفُ الإِبْطِ , وَقَصُّ الشَّارِبِ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1211. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW. Ia bersabda, “Fitrah (kebersihan badan) itu ada lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencukur bulu ketiak dan mencukur kumis.” (HR. Bukharu dan Muslim)1212. وَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : ( عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ : قَصُّ الشَارِبِ , وَإِعْفَاءُ اللَّحْيَةِ , وَالسِّوَاكِ , وَاسْتِنْشَاكُ المَاءِ , وَقَصُّ الأَظْفَارِ , وَغَسْلِ البَرَاجَمِ , وَنَتْفُ الإِبْطِ , وَحَلْقُ العَانَةِ , وَانْتِقَاصُ المَاءِ ) قال الرَّاوِيِ : وَنَسِيْتُ العَاشِرَةَ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ اَلْمُضْمَضَةُ , قال وَكِيْعٌ – وَهُوَ أَحَدُ رُوَاتِهِ- انْتِقَاصُ المَاءِ : يَعْنِي الإِسْتِنْجَاءِ . رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1212. Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Sepuluh macam, yang termasuk fitrah: mencukur kumis, memelihara jenggot[1], bersiwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, membasuh sela-sela jari, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan bersuci apabila buang air.” Perawi hadis ini berkata: “Untuk yang kesepuluh saya lupa, tetapi kalau tidak salah adalah berkumur.” Waki’ -salah seorang yang juga meriwayatkaan hadis ini berkata, “(yang kesepuluh) adalah istinja.” (HR. Muslim)[1] Dengan tidak mencukurnya sama sekali. Dan hadis ini, merupakan bantahan terhadap pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa memelihara jenggot adalah termasuk adat istiadat bukan ibadah. Allah berfirman: “Fitrah Allah yang telah ditetapkan-Nya bagi manusia. Tidak ada perubahan bagi ciptaan Allah.”