Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Larangan Duduk Mendekap Lutut

Hadits Larangan Duduk Mendekap Lutut
312- MAKRUH DUDUK MENDEKAP LUTUT SEWAKTU MENDENGARKAN KHUTBAH

1714- عَنْ مُعَاذِ بْنِ أَنَسِ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ النَّبِيَّ ، نَهَى عَنِ الْحِبْوَةِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ ، والتُّرْمِذِي وَقَالاَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ .

1714. Dari Mu’adz bin Anas Al Juhaniy, bahwasanya Nabi SAW. melarang untuk duduk mendekap lutut[1] sewaktu imam berkhutbah pada hari jum’at. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: “Hadis ini hasan)

[1] . Kata ‘al-hibwah’ maksudnya duduk dengan mendekapkan kedua lutut ke perutnya dengan baju atau lainnya.