Hadits Larangan Makan dengan Bejana Emas dan Perak
777- عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، عَنْ النَّبِيّ قَالَ : (( سَاقِي الْقَوْمِ آَخِرُهُمْ شُرْبًا )) رَوَاهٌ التِّرْمِذِي وقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
777. Dari Abu Qatadah RA, dari Nabi SAW. beliau bersabda, “orang yang melayani orang banyak, hendaklah ia paling terakhir minum diantara mereka.” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “hadis ini hasan-shahih)116- HUKUM MAKAN, MINUM DAN BERSUCI MENGGUNAKAN BEJANA EMAS ATAU PERAK
778- وَعَنْ أَنَسِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَقَامَ مَنْ كَانَ قَرِيْبَ الدارِ إِلَى أَهْلِهِ وَبَقِيَ قَوْمٌ فَأَتِيَ رَسُوْلُ اللهِ بِمَخْضَبٍ مِنْ حِجَارَةٍ، فَصَغُرَ الْمِخْضَبُ أَنْ يَبْسُطَ فِيْهِ كَفَّهُ، فَتَوَضَّأُ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ. قَالُوا : كَمْ كُنْتُمْ ؟ قَالَ : ثَمَانِيْنَ وَزِيَادَةً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
778. Dari Anas RA, dia berkata: “Ketika tiba waktu shalat, berdirilah orang-orang di sekitarnya, dan yang masih berada di rumah untuk berwudhu. Kemudian diberikan kepada Rasulullah SAW. sebuah bejana (tempat air) dari batu berukuran kecil yang tidak cukup untuk membentangkan telapak tangan. Maka beliau mencelupkan tangannya di dalam air dan mancurlah air dari jari-jari beliau. Sehingga semua sahabat dapat berwudhu. Orang-orang bertanya kepada Anas: “Berapakah jumlah orang pada waktu itu?, Anas menjawab: “Delapan puluh orang lebih”.[1] (HR. Bukhari dan Muslim)779- وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : أَتَانَا النَّبِيّ فَأَخْرَجْناَ لَهُ مَاءً فِي تَوْرِمِنْ صُفْرِ فَتَوَضَّأَ، رَوَاهُ اْلبُخَارِي.
779. Dari Abdullah Ibn Zaid RA, dia berkata: “Nabi SAW. datang ke tempat kami, kemudian kami menuangkan air dari bejana kuningan, lantas beliau berwudhu”. (HR. Buhkhari)780- وَعَنْ جَابِر رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ مِنَ اْلأَنْصَارِ، وَمَعَهُ صَاحِبٌ لَهُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : ((إِنْ كَانَ عِنْدَكَ مَاءٌ بَاتَ هَذِهِ الَّليْلَةَ فِي شَنَّةٍ وَإِلاَّ كَرَعَنْا)) رَوَاهُ اْلبُخَارِي.
780. Dari Jabir RA, dia berkata: “Rasulullah SAW. bersama seorang sahabat memasuki rumah seorang sahabat Anshar, seraya bertanya: “Adakah padamu air yang telah tersaring dalam qirbah (tempat air) tadi malam? Jika tidak, kami akan menghirup langsung”. (HR. Bukhari)781- وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : أَنْ النَّبِيّ نَهَانَا عَنِ الْحَرِيْرِ وَالدِّيْبَاجِ وَالشُّرْبِ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وقَالَ : ((هِيَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَهِيَ لَكُمْ فِي اْلآخِرَةِ)) ٌََمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
781. Dari Hudzaifah RA, dia berkata: “Nabi SAW. melarang kami memakai kain sutera, baik yang halus maupun yang tebal. Dan melarang kami untuk minum dari bejana yang terbuat dari emas atau perak. Beliau bersabda, “Bejana itu dipakai mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat”. (HR. Bukhari dan Muslim)782- وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا، أَنْ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ : (( اَلَّذِى يَشْرَبُ فىِ آنِيَةِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ)) ٌََمُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
782. Dari Ummu Salamah RA, dia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang minum menggunakan bejana perak, sama dengan orang itu mencucurkan (memasukkan) ke dalam perutnya api dari neraka jahanam”. (HR. Bukhari dan Muslim)Dalam riwayat Muslim dikatakan: Orang yang makan atau minum menggunakan bejana emas atau perak. Dalam riwayat Muslim yang lain dikatakan: Siapa saja yang minum menggunakan bejana emas atau perak, sama dengan orang itu mencucurkan (memasukkan) ke dalam perutnya api dari neraka jahanam. (HR. Bukhari dan Muslim)
[1] Dalam riwayat lain yang dihimpun oleh Muslim disebutkan bahwa Nabi SAW. meminta bejana air, maka didatangkanlah baginya bejana yang didalamnya terdapat sedikit air. Lalu beliau meletakkan jari-jarinya ke dalam bejana ini. Anas berkata: “Aku melihat bagaimana air keluar dari sela-sela jari beliau. Menurutku jumlah orang yang berwudhu berkisar 70 sampai 80 orang.”