Hadits Larangan Memuji Berlebihan
1797- وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعَ النَّبِيُّ ، رُجُلاًً يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيهِ فِي الْمَدْحَةِ، فَقَالَ: ((أَهْلَكْتُمْ – أَوْ قَطَعْتُمْ – ظَهْرَ الرَّجُلِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1797. Dari Abu Musa RA, ia berkata, “Nabi SAW mendengar seseorang memuji orang lain dengan setinggi-tingginya, kemudian beliau bersabda, ‘Kamu telah membinasakan atau mematahkan punggung seseorang.” (HR. Bukhari dan Muslim)1798- وَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ ، فَأَثْنَى عَلَيْهِ رَجُلٌ خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((وَيْحَكَ! قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ)) يَقُولُهُ مِرَارًا: ((أَنْ كَانَ أحَدُكُمْ مَادِحًا لاَ مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ: أَحْسِبُ كَذَا وَكَذَا إِنْ كَانَ يَرَى أنَّهُ كَذَلِكَ وَحَسِيبُهُ اللهُ، وَلاَ يُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَدًا )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1798. Dari Abu Bakrah RA, bahwasannya ada seseorang yang diceritakan di hadapan nabi SAW, dan ada orang yang memujinya dengan kebaikan, kemudian beliau bersabda, “Janganlah kamu memuji, karena (jika kamu memuji) berarti kamu telah memotong-motong leher kawanmu.” Beliau mengulangi sabdanya berkali-kali. Apabila salah seorang di antara kalian harus memujinya maka hendaklah ia berkata, “Saya kira ia begini, begitu,” apabila ia mengetahui bahwa saudaranya seperti itu, sedangkan yang menentukan adalah Allah, dan tidak bolah ada seseorang dipuji melebihi pujian kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)1799- وَعَنْ هَمَامِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنِ الْمِقْدَادِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أنَّ رَجُلاً جَعَلَ يَمْدَحُ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فَعَمَدَ الْمِقْدَادُ، فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ، فَجَعَلَ يَحْثُوْ في وَجْهِهِ الْحَصْبَاءَ. فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ: مَاشَأْنُكَ؟ فَقَالَ: إنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: ((إذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ، فَاحْشُوا فِي وُجُوْهِهِمُ التُّرَابَ)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
فَهَذِهِ الأَحَادِيْثِ فِي النَّهْيِ , وَ جَاءَ فَالإِبِاحَةُ أَحَادِيْثٌ كَثِيْرَةٌ صَحِيْحَةٌ
قَالَ الْعُلَمَاءُ : وَ طَرِيْقَ الأَحَادِيْثِ أَنْ يُقَالُ : إِنْ كَانَ المَْمْدُوْحُ عِنْدَهُ كَمَالُ إِيْمَانِ وَ يَقِيْنٍ , وَ رِيَاضَةُ نَفْسٍ , وَ مَعْرِفَةُ تَامَّةٌ , وَ لاَ يَغْتَرُّ بِذَلِكَ , وَ لاَ تَلْعَبُ بِهِ نَفْسُهُ , فَلَيْسَ بِحَرَامٍ وَ لاَ مَكْرُوْهٍ , َو إِنْ خِيْفَ عَلَيْهِ شَيْءٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمُوْرُ , كُرِهَ مَمْدُوْحُهُ فِي وَجْهِ كَرَاهَةْ شَدِيْدَةٍ. وَ عَليَ هَذاَ التَّفْصِيْلِ تُنَزَّلُ الَأَحَادِيْثُ الْمُخْتَلِفَةُ فِي ذَلِكَ:
و َمِمَّا جَاءَ فيِ الإِبَاحَةِ قَوْلُهُ لِأَبِي بَكْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنَ مِنْهُمْ . أي مِنَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ جَمِيْعِ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ لِدُخُوْلِهَا.
وَ قَالَ لِعُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : مَا رَأَك َالشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا إِلا َّسَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجَّكَ.
Hadits-hadits di atas menunjukan tentang larangan memuji, tetapi masih banyak juga hadits-hadits shahih yang membolehkan memuji. Adapun untuk mempertemukan hadits-hadits yang berbeda itu, para ulama berpendapat bahwa apabila orang yang dipuji itu sempurna imannya dan diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh pujian itu, maka semua pujiannya tidaklah diharamkan dan tidak pula dimakruhkan. Tetapi jika dikhawatirkan orang yang mendapat pujian itu akan merubah sikapnya, sehingga ia berlaku sombong dan sebagainya, maka memuji itu dilarang. Adapun hadits yang membolehkan tentang memuji di antaranya adalah, sabda Rasulullah SAW kepada Abu Bakar RA: “Aku berharap semoga kamu termasuk dari golongan mereka (yakni golongan orang-orang yang dapat masuk sorga dari berbagai pintu sorga).”
Dan dalam hadits lain, Rasulullah SAW, bersabda kepada Abu Bakar RA, “Kamu bukanlah termasuk dari golongan mereka(yakni golongan orang-orang yang menjuraikan kainnya karena sombong).”Dan Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada Umar RA, “Setan tidak akan melihat kamu berjalan pada suatu jalan melainkan setan itu menyimpang, mencari jalan lain.”