Hadits larangan menangguhkan Utang Bagi Yang mampu
LARANGAN MENANGGUHKAN UTANG BAGI ORANG YANG MAMPU
Allah SWT. Berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (Qs. An Nisaa(4): 58)أفَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ
“Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya).” (Qs. Al Baqarah(2) : 283)1618- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهٍِْ ، قال: مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، وَإذا أُتْبَعَ أحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتْبَع, مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1618. Dari Abu Hurairah RA., “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Orang yang berkecukupan yang menunda-nunda utangnya adalah kezhaliman. Dan apabila salah seorang di antara kalian dipindahkan utanya kepada orang lain, maka hendaklah ia suka memindahkan.’” (HR. Bukhari dan Muslim)