Hadits Perintah Menjaga Lisan Bagi Orang Berpuasa
223- PERINTAH BAGI ORANG BERPUASA UNTUK MENJAGA LIDAH DAN ANGGOTA BADANNYA DARI PERBUATAN DOSA
[1] Untuk memberinya pahala
1248. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : ( إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَََحَدِكُمْ , فَلَا يَرْفُثُ وَلَا يَصْخَبُ , فَإِنْ سَابَهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ , فَلْيِقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1248. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan gaduh. Jika ada seseorang memakinya atau memusuhinya, hendaklah ia (orang yang berpuasa) mengucapkan: “Sesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)1249. وَ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : ( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ) رَوَاهُ مُسْلِمُ.
1249. Dari Abu Huriarah RA, ia berkata: Nabi SAW. bersabda, “Barangsiapa tidak mau meninggalkan omongan bohong dan meninggalkan perbuatannya, maka tidak ada perlunya bagi Allah[1] terhadap orang yang berpuasa itu, ketika ia meninggalkan makanan dan meminumnya. “(HR. Bukhari)[1] Untuk memberinya pahala