Haram Memakai Bejana Emas Dan Perak
1804- عَنْ أُمِّ السَّلَمَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : (( الَّذِي يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الْفِضَّةِ إِنمَّاَ يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
وَ فِي رِوَايَةٍ : إِنَّ الَّذِي يَأْكُلُ أَوْ يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَ الذَّهَبِ.
Dalam riwayat lain dikatakan: “sesungguhnya orang yang makan atau minum dengan menggunakan wadah perak dan emas.”
1805- وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : إنَّ النبيَّ ، نَهَانَا عَنِ الْحَرِيْرِ ، وَالدِّيْبَاجِ ، والشُّرْبِ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وقَالَ : (( هُنَّ لَهُمْ في الدُّنْيَا وَهِيَ لَكُمْ في الآخِرَةِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
1805. Dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW melarang kami memakai sutera yang halus dan sutera yang kasar, dan minum dari wadah yang terbuat dari emas dan perak. Beliau bersabda, “Itu adalah untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian nanti di akherat.” (HR. Bukhari dan Muslim)Dalam hadits yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah RA, dikatakan, bahwasannya Hudzaifah berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian memakai sutera baik yang halus maupun sutra yang kasar dan janganlah kalian minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.
1806- وَعَنْ أَنَسِ ْبنِ سِيْرِينَ قَالَ : كُنْتُ مَعَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عِنْدَ نَفَرٍ مِنَ الْمَجُوْسِ ، فَجِيءَ بِفِالُوذَجٍ عَلىَ إِنَاءٍ مِنْ فِضَّةٍ ، فَلَمْ يَأْكُلْهُ ، فَقِيْلَ لَهُ : حَوِّلْهُ ، فَحَوِّلَهُ عَلىَ إِنَاءٍِ مِنْ خَلَنْجٍ وَجِيءَ بِهِ فَأَكَلَهُ . رَوَاهُ الْبَيْهَقِي بِإِسْنِادٍ حَسَنٍ
1806. Dari Anas bin Sirin berkata, “Ketika saya bersama Anas bin Malik RA berkunjung ke rumah seorang Majusi, lalu ia dijamu dengan faludzaj (roti yang terbuat dari tepung, air dan madu) pada bejana yang terbuat dari perak, tetapi Anas tidak mau memakannya. Kemudian Anas berkata kepada orang Majusi itu, “Pindahkanlah makanan itu.” Maka orang majusi itu memindahkannya pada bejana yang terbuat dari kayu, lalu dihidangkannya, lalu Anas memakannya.”(HR. Baihaqi)