TATA CARA MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Adalah Rasulullah SAW. menyambut bulan Ramadlan dengan beberapa cara, sebagaimana berikut ini:
Pertama, dengan banyak puasa di bulan Sya'ban.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari 'Aisyah, ujarnya:كَانَ رَسُولُ اللهِ يَصُومُ حَتَّى نَقولَ لاَ يُفطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لا يَصُومُ ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ اِلأَ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ روه اَكْثَرَ صِيَا مَا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
"Adalah Rasulullah SAW. kadang-kadang terus-menerus berpuasa, hingga kami mengatakan, bahwa beliau tidak berbuka-buka, dan kadang- kadang terus-menerus berbuka, hingga kami mengatakan, bahwa beliau Tidak pernah berpuasa sunnat. Akan tetapi saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya selama sebulan penuh selain dari bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa sebagaimana puasa di bulan Sya'ban. (fathul bari)Kedua, mengadakan ceramah pada akhir bulan Sya'ban (untuk menyambut bulan Ramadlan.
Adalah Rasulullah SAW. pada hari yang terakhir dari bulan
Sya'ban berceramah (berkhotbah) di hadapan para Shahabat untuk menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan.
Diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dari Salman RA. ujarnya:
يا أيها النَّاسُ قَدْ أَظْلَكُم شَهْرُ عَظِيمُ مُبَارَكَ شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنَ الْفِ شَهْرٍ , شَهْرٌ جَعَلَ الله صِيَامَهُ فَريضَةً وقِيَامَهُ تَطَوعاً ، مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخَصْلةٍ مِنَ الخير كان كمن أدى فَرِيضَةً فِيْمَا سِوَاهُ ، وَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيْهِ، كَانَ كَمَنْ أَدَى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصبرُ ثوابُهُ الجنة ، وَشَهْرُ المواساة وَشَهْرٌ يُزَادُ فِى رِزْقِ الْمُؤْمِنِ فِيهِ مَنْ فَطَّر فِيهِ صَائِمَا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ ، وَعِنقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثل أجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ, لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفطِرُ الصائم، فَقَالَ رَسُولُ الله : يعطى اللهُ هذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَرَ صَائِمَا عَلَى تَمْرَةٍ أو عَلَى شُرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مَذَّ قَةِ لَبَنٍ. وَهُوَ شهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَأَخِرُهُ عِتْقُ مِنَ النَّارِ , مَنْ خَفَّفَ عن مَلُوكِهِ فِيهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَاعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ, فَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ من أربع خِصَالٍ ، حَصَلَتَيْنِ تُرضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لا غنى يكُم عَنْهُمَا ، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضُونَ بِهِمَا رَبِّكُمْ ، فَشَهَادَةُ أَنْ لَا اللَّهُ إِلَّا اللهُ، وَتَسْتَغْفِرُ ونَهُ , وَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ لا غنًى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُونَ اللهُ الْجَنَّةَ وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ. وَمَنْ سَقَى صَالِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شُرَبَةٌ لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُل الجنة . (رواه ابن خزيمة )
Para Shahabat berkata: "Ya Rasulullah, tidaklah kami semua memiliki makanan berbuka puasa itu untuk orang yang berpuasa!" Maka bersabda Rasulullah SAW: "ALLAH memberikan pahala ini kepada orang yang memberikan sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu, Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya merdeka dari nereka. Barangsiapa meringankan beban dari hamba sahaya (pembantu-pembantu rumah), niscaya ALLAH mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka. Karena itu banyakkanlah yang empat perkara di dalam bulan Ramadhan. Dua perkara untuk kamu menyenangkan Tuhanmu dan dua perkara lagi untuk kamu sangat menghajatinya, Dua perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan ALLAH, ialah mengakui dengan sesungguhnya, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan ALLAH dan mohon ampun kepadaNya, Dua perkara lagi yang kamu sangat membutuhkannya ialah mohon surga dan berlindung dari neraka. Barangsiapa memberi minum kepala orang yang berpuasa, niscaya ALLAH memberi minum kepalanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga ia masuk dalam surga."Mengingat hadits ini, maka sudah wajarlah setiap kita akan mengakhiri bulan Sya'ban, memasuki bulan Ramadlan, mengadakan pertemuan, baik atas nama lembaga-lembaga ibadah, maupun atas nama lembaga-lembaga pengetahuan Islam, mengadakan pertemuan pada hari-hari terakhir dari bulan Sya'ban untuk memberi petunjuk-petunjuk yang diperlukan masyarakat yang harus dilaksanakan di dalam bulan Ramadlan.
Di dalam pertemuan itu dijelaskan problema-problema yang yang perlu dan sesuai dengan keadaan pendengar. Alangkah baiknya apabila sunnah Rasulullah ini kita hidupkan kembali dan kita jadikan sunnah yang tetap. Sabda Nabi SAW.منْ أَحْيَا سُنَّتِي عِندَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِائَةِ شهيد .
Seluruh anggota masyarakat Islam, walaupun kanak-kanak, bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadlan, karena bulan Ramadhan itu adalah bulan pelawatan bagi para mukmin. Para mukmin pada bulan Ramadlan melepaskan dirinya pada siang hari dari hidup kebendaan, untuk berpindah beberapa saat lamanya pada hidup rohaniah (kejiwaan) yang cemerlang.
Ketiga, mengucapkan "Tahniah atas kedatangan bulan Ramadhan
Apabila kita memperhatikan riwayat-riwayat yang menerangkan cara Rasulullah SAW. menyambut bulan Ramadlan, adalah sebagai yang tersebut di bawah ini.
Diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa-i dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW senantiasa menggembirakan para shahabat atas kedatangan bulan Ramadlan, bulan yang mengandung dan membawa rahmat serta nikmat ILAHI yang tidak terkira banyaknya, bulan ALLAH memerdekakan hambaNya dari azab api neraka.
Rasulullah SAW. menggembirakan para shahabat dengan perkataannya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadlan, bulan yang diberkati. ALLAH memerintahmu berpuasa di dalamnya. Dalam bulan Ramallan dibuka segala pintu surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu segala syaitan. Dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barang siapa tidak diberikan kepadanya kebajikan malam itu, berartilah telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan."
Demikianlah diriwayatkan Ahmad, An Nasa-i dan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah RA.
Berkata sebahagian ulama: "Lantaran penerangan yang tersebut ini (hadits di atas), maka sebahagian ulama menyukai kita bertahniyah memberi selamat atau mengucapkan kata selamat sebagai tanda kegembiraan menyambut bulan yang berbahagia ini. Mereka memberi selamat atas kedatangan bulan yang dibuka dalamnya segala pintu surga dan ditutup dalamnya segala pintu neraka, serta dibelenggu segala syaithan."
Siapakah gerangan yang tidak bersenang hati atas kedatangan bulan Ramadlan yang sedemikian tinggi nilainya dan kemuliaannya
Terkadang-kadang Rasulullah SAW. ketika bulan Ramadlan menjelma, mengucapkan kepada para shahabat:
Demikianlah ucapan Nabi SAW. dalam satu riwayat yang di- riwayatkan Ath Thabrani.
Refrensi Berdasarkan Buku Pedoman Puasa Karangan Prof. Dr. Teungku Muhammada Hasbi Ash-Shiddieqy