Kurikulum Merdeka: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya
Kurikulum Merdeka Belajar yang merupakan kurikulum baru yang digagas oleh Kemendikbud Ristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur dan mengembangkan cara belajar mereka sendiri secara mandiri sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum ini juga memberikan keleluasaan kepada guru untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah untuk membuat sekolah dan pemerintah daerah memiliki otoritas untuk mengelola sendiri pendidikan yang sesuai dengan kondisi di daerahnya masing-masing, membentuk SDM yang berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi, menyiapkan bangsa untuk menghadapi tantangan global era revolusi 4.0, menguatkan pendidikan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila, menjadi kurikulum baru yang sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21, dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Manfaat dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas tenaga pendidik maupun peserta didik secara pesat, mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab atas cara belajar mereka sendiri, mendorong kemampuan peserta didik untuk mencari, memilih, serta menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mendukung proses belajar, meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik, serta menumbuhkan sikap mandiri, kolaboratif, dan berkontribusi pada peserta didik.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan, minat, dan bakat peserta didik. Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam dimensi, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakter.
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android. Platform ini menyediakan berbagai informasi, panduan, bantuan, perangkat ajar, asesmen, pelatihan mandiri, bukti karya, dan komunitas terkait Kurikulum Merdeka. Platform ini juga dapat diakses melalui situs web https://guru.kemdikbud.go.id/.
Untuk masuk atau login ke Platform Merdeka Mengajar, pengguna harus memiliki akun belajar.id atau akun madrasah yang terdaftar di Dapodik atau Kemenag. Pengguna juga harus menyetujui Kebijakan Privasi dan Persyaratan Layanan sebelum masuk atau login. Artikel ini memberikan langkah-langkah masuk atau login ke Platform Merdeka Mengajar baik melalui aplikasi Android maupun situs web.
Untuk mengunduh perangkat ajar yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar, pengguna yang belum masuk atau login dapat mengunduh perangkat ajar yang berupa bahan ajar, modul ajar, dan modul projek maksimal 3 kali. Jika ingin mengunduh perangkat ajar lebih dari 3 kali, pengguna wajib masuk atau login ke Platform Merdeka Mengajar. Khusus untuk buku berlisensi, hanya dapat diunduh jika pengguna sudah masuk atau login.
Apa saja perbedaan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya?Kurikulum Merdeka memiliki berbagai perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:
- Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan, minat, dan bakat peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan.
- Kurikulum Merdeka mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam dimensi, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakter. Kurikulum 2013 menguatkan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran berdasarkan empat kompetensi inti yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
- Kurikulum Merdeka menerapkan jam pelajaran per tahun yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal. Kurikulum 2013 menerapkan jam pelajaran per minggu yang rutin dan tetap.
- Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, serta penilaian berdasarkan perkembangan, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik. Kurikulum 2013 lebih mengutamakan pembelajaran dan penilaian berdasarkan tingkatan kelas.
- Kurikulum Merdeka memiliki beberapa perubahan pada beberapa mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Misalnya, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi satu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial di tingkat SD. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK menjadi mata pelajaran wajib di tingkat SMP.
- Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada peserta didik di tingkat SMA untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir tanpa dibatasi oleh jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Kurikulum 2013 masih membagi peserta didik di tingkat SMA berdasarkan jurusan atau peminatan tersebut.
- Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa di perguruan tinggi untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya melalui Program Kampus Merdeka. Kurikulum sebelumnya tidak memiliki program serupa.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang digagas oleh Kemendikbud Ristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini memiliki banyak kelebihan, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:
- Kurang matang dalam persiapannya. Mengingat Kurikulum Merdeka baru diresmikan serta diluncurkan oleh Mendikbudristek beberapa bulan yang lalu, tentu pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam diperlukan agar penerapannya efektif dan tepat. Selain itu, kurikulum ini juga belum memiliki buku panduan yang jelas dan lengkap untuk para guru dan peserta didik.
- Sistem pengajaran yang belum terencana dengan rinci. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengatur waktu, materi, dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan pendidikan.
- Kurangnya kapasitas SDM. Kurikulum Merdeka mengharuskan guru untuk memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang yang diajarkannya, serta kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan materi. Namun, tidak semua guru memiliki kemampuan tersebut, terutama di daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang. Selain itu, kurikulum ini juga membutuhkan dukungan dari orang tua, sekolah, pemerintah, dan mitra pembangunan untuk berhasil.
- Potensi ketimpangan antara sekolah-sekolah. Kurikulum Merdeka telah diterapkan di 2.500 sekolah penggerak yang dipilih oleh Kemendikbud Ristek. Sekolah-sekolah ini mendapatkan bantuan subsidi hingga Rp100 juta untuk melaksanakan kurikulum ini. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan ketimpangan antara sekolah-sekolah yang mendapatkan bantuan dengan yang tidak, terutama dalam hal fasilitas, sumber daya, dan kualitas pembelajaran.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang digagas oleh Kemendikbud Ristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini memiliki banyak kekurangan, tetapi juga memiliki beberapa kelebihan yang perlu diapresiasi. Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:
- Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
- Lebih merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya sesuai dengan bakat dan aspirasinya, terutama di tingkat SMA. Kurikulum ini juga memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengatur waktu, materi, dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Selain itu, kurikulum ini juga memberikan otoritas kepada sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
- Lebih relevan dan interaktif. Kurikulum Merdeka menghadirkan sistem pembelajaran yang lebih relevan dengan isu-isu aktual dan interaktif melalui kegiatan proyek yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi dan berkontribusi. Kurikulum ini juga mengintegrasikan penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar.
- Lebih menguatkan Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengembangkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu: beriman, berilmu, berkreasi, berkolaborasi, berkontribusi, dan berkarakter. Kurikulum ini juga menekankan pada pendidikan karakter melalui pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Mengukur efektivitas pembelajaran di bawah Kurikulum Merdeka adalah hal yang penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan kompetensi peserta didik berkembang. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat saya temukan dari hasil pencarian:
- Menggunakan indikator keefektifan pembelajaran. Menurut Slavin (2000), keefektifan pembelajaran dapat diukur menggunakan empat indikator, yaitu: kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif, dan waktu. Kualitas pembelajaran berarti seberapa besar kadar informasi yang disajikan sehingga peserta didik dengan mudah dapat mempelajarinya atau tingkat kesalahannya semakin kecil. Kesesuaian tingkat pembelajaran berarti sejauh mana guru memastikan tingkat kesiapan peserta didik dalam menerima materi baru. Insentif berarti seberapa besar usaha guru memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan atau mengerjakan tugas-tugas dan mempelajari materi yang diberikan. Waktu berarti waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
- Menggunakan capaian pembelajaran sebagai acuan. Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. CP merupakan acuan bagi guru untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, serta untuk mengevaluasi hasil pembelajaran. Guru dapat mengukur efektivitas pembelajaran dengan membandingkan antara CP yang diharapkan dengan CP yang dicapai oleh peserta didik.
- Menggunakan asesmen sebagai alat ukur. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen dapat dilakukan secara formatif atau sumatif, serta secara kuantitatif atau kualitatif. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan guru tentang proses dan kemajuan belajar, serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Asesmen sumatif bertujuan untuk menentukan tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik pada akhir suatu periode atau program pembelajaran. Asesmen kuantitatif bertujuan untuk mengukur hasil belajar peserta didik secara objektif dengan menggunakan angka atau skor. Asesmen kualitatif bertujuan untuk menggambarkan hasil belajar peserta didik secara deskriptif dengan menggunakan kata-kata atau narasi.