Hadits Kewajiban Negara Melindungi Rakyat
KEPALA NEGARA HARUS BERSIKAP ADIL DAN MELINDUNGI RAKYAT
1202) Abdullah ibn Umar menerangkan:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: كُلَكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْاَمِيْرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عنهم ، والمَرْأَة رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيْدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلَكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Rasulullah bersabda: Kamu semua adalah pengurus yang dipercaya, kelak kamut akan ditanya tentang apa yang kamu lakukan. Maka penguasa yang mengurus keadaan rakyat adalah pemelihara dan dia akan ditanyakan tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pengurus terhadap isi rumahnya dan dia akan ditanya tentang keadaan mereka. Seorang perempuan adalah pengurus rumah suaminya dan anak-anaknya dan dia akan ditanya tentang hal mereka. Seorang budak adalah pengurus harta tuannya, dan dia akan ditanya tentang hal harta tuannya itu. Ketahuilah, kamu semua adalah pengurus, semua kamu akan ditanya tentang pengurusannya (Al Bukhary 49: 17; Muslim 33: 5; Al Lu'lu-u wal Marjan 2: 284)1203) Al Hasan menerangkan:
أَنَّ عَبَيدَ اللهِ بْنَ زِيَادٍ عَادَ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَات فِيْهِ فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ : إِنِّي مُجَدِّثُكَ حَدِيْثًا سَمْعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ الله سَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقُوْلُ مَا مِنْ عَبْدٍ اِسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيْحَةٍ إِلاَّ لَمْ يَجِدْ رَائِحَةُ الجَنَّةِ
"Ubaidullah ibn Ziyad mengunjungi Ma'qil ibn Yasar dalam sakit menjelang ajalnya Ma'qil berkata kepadanya. Saya akan menceritakan kepada engkau sebuah hadits yang saya dengar dari Rasulullah. Saya mendengar Nabi bersabda: Tidak ada seorang hamba yang Allah tugaskan kepadanya untuk mengurus segolongan rakyat namun tidak dilaksanakannya dengan jujur, dia tidak memperoleh bau surga (Al Bukhary 93: 8; Muslim 30. 5; Al Lulu-u wal Marjan 2: 285).SYARAH HADITS
Siapakah yang dinamakan ra 'in itu?
Ra'in menurut ulama, ialah orang yang diberikan kepercayaan dan berjanji akan melaksanakan sesuatu tugas yang mendatangkan kemaslahatan kepada apa yang diserahkan kepadanya dan diletakkan di bawah kepengurusannya.
Sabda Nabi ini menegaskan, bahwa terhadap mereka yang diserahkan sesuatu urusan haruslah berlaku adil dan dan harus mendatangkan kemaslahatan terhadap orang yang diurusnya, baik dalam urusan dunia maupun dalam urusan akhirat
Kepala negara dan pembesar-pembesar negara akan diminta pertanggungjawaban terhadap tugas-tugas mereka. Akan diminta pertanggungjawabannya tentang pelaksanaan hukum syariat, tentang agama. tentang kemaslahatan dan kepentingan rakyat. Karenanya para penguasa harus senantiasa bertindak sesuai dengan ketetapan Allah dan Rasul-Nya dan kepada Allah mereka memohon ganjarannya.
Seorang suami akan diminta pertanggungjawaban terhadap isterinya, apakah dia melayani isterinya dengan baik dan memberi nafkah dengan cukup serta menuntunnya kepada jalan yang diridhai Allah
Para isteri diminta pertanggungjawaban terhadap tingkah lakunya di rumah suaminya terhadap tamu dan pembantu rumah tangganya, demikian pula diminta pertanggungjawabannya terhadap anak-anaknya. Para isteri diharapkan berlaku baik dalam melayani keperluan mereka.
Tuhan menyamakan masing-masing kita ini dengan pengurus atau penggembala. Yang bertugas mengurus apa yang menjadi kewajiban kita. Mereka yang tidak menjadi kepala (pemimpin) tidak mempunyai keluarga, bukan pula budak atau buruh, mereka bertugas mengurus teman-temannya. Mereka bertanggung jawab terhadap diri pribadinya sendiri. Masing-masing manusia di samping bertindak sebagai pengurus, dapat pula sebagai obyek yang diurus).
Ubaidullah ibn Ziyad penguasa di Bashrah. Di masa pemerintahan Umawiyah dan Yazid, pada suatu hari Ubaidullah menjenguk Ma'qil ibn Yasar yang sakit menjelang ajal.
Ma'qil mengatakan bahwa Nabi menjelaskan tentang seseorang atau pemimpin yang kepadanya diberikan tanggung jawab terhadap urusan rakyat, tidak berlaku jujur, tidak memperhatikan kemaslahatan rakyatnya, maka pemimpin itu tidak dimasukkan ke surga bersama-sama dengan orang-orang yang mendapat kemenangan. Dia akan lebih dahulu diazab sebagai hukuman terhadap perilakunya dalam mengurus kepentingan rakyat.
Kesimpulan
Hadits yang pertama, menyatakan bahwa tiap-tiap pribadi adalah pengurus dan diminta pertanggungjawaban terhadap tugasnya.
Hadits kedua, mewajibkan para kepala negara atau pemimpin berlaku jujur kepada rakyat atau bawahan serta harus berupaya untuk mendatangkan kemaslahatan kepada rakyat atau bawahannya, baik dalam urusan dunia ataupun urusan akhirat.'
Berdasarkan Buku Mutiara Hadits 6 Karangan Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy