Hadits Bacaan Ketika I'tidal
BERDIRI ITIDAL, MEMBACA TASMI' DAN TAHMID DI DALAMNYA
711) Abu Hurairah ra. berkata:كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِيْنَ يَقُوْمُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِيْنَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِيْنَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنَ الرُّكْعَةِ، ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، حِيْنَ يَهْوِي سَاجِدًا، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِيْنَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِيْنَ يَهْوِي سَاجِدًا، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِيْنَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ، ثُمَّ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا وَيُكَبِّرُ حِيْنَ يَقوْمُ مِنَ الثِّنْتَيْنِ بَعْدَ الْجُلُوْسِ
"Rasul saw. apabila berdiri untuk mengerjakan shalat, beliau membaca takbir ketika berdiri, kemudian membaca takbir ketika rukuk. Kemudian membaca sami 'allahu liman hamidah ketika beliau mengangkat sulbinya dari rukuk. Kemudian ketika sudah berdiri, beliau membaca: Rabbana lakal hamdu. Kemudian beliau bertakbir seraya turun kepada sujud. Kemudian bertakbir seraya mengangkat kepalanya. Kemudian bertakbir sambil bersujud lagi. Kemudian bertakbir sambil mengangkat kepalanya, kemudian beliau mengerjakan yang demikian itu dalam seluruh shalatnya. Beliau bertakbir juga ketika bangkit dari rakaat yang kedua sesudah duduk tasyahhud." (HR. Al-Bukhary dan Muslim; Al-Muntaqa 1: 420)712) Anas ibn Malik ra, berkata:
713) Ibnu Abbas ra, menerangkan
"Nabi saw, apabila telah mengangkat kepalanya dari rukuk, membaca: Allâhumma rabbana lakal hamdu mil'us samawati wa mil ul-ardhi wa mil'u má baina huma wa mil'u må syi'ta min syai'in ba'du ahluts-tsana'i wal majdi ahaqqu ma qalal 'abdu wa kulluna laka 'abdun. Allahumma la mani'a lima a'thaita wa lá mu'thiya lima mana'ta wa la yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu." (HR. Muslim dan An-Nasa'y; Al-Muntaga 1: 422)
SYARAH HADITS
Hadits (711) dalam satu riwayat yang lain disebut: Rabbana lakal hamdu, bukan: Rabbana wa lakal hamdu. Hadits ini menyatakan bahwa disukai kita membaca sami'allihu liman hamidah, ketika bangkit dari rukuk untuk i'tidal. Demikian juga disukai kita membaca: Rabbana wa lakal hamdu, ketika telah berdiri tegak. Demikian juga disukai kita membaca takbir intiqal ketika turun untuk rukuk dan sujud.
Hadits (712) menunjukkan kepada disyariatkan para mushalli, baik munfarid maupun imam dan makmum, membaca tahmid: Rabbana lakal hamdu atau Rabbana wa lakal hamdu di waktu berdiri i'tidal.
Hadits (713) dalam riwayat Muslim diperoleh tambahan sebelum perkataan lä mania, perkataan: ahaqqu mâ qalal 'abdu wa kulhna laka 'abdun. Hadits ini menyatakan bahwa memanjangkan berdiri i'tidal serta memanjangkan dzikirnya lebih daripada rukuk pernah diperbuat oleh Nabi saw.
Asy-Syafi'y, Malik, Atha', Abu Daud, Abu Bardah, Muhammad ibn Sirin, Ishaq, dan Daud berpendapat bahwa para makmum dan para munfarid sama-sama dituntut membaca tasmi' (sami'allahu liman hamidah). Mereka berkata: "Seseorang yang shalat ketika mengangkat kepalanya dari rukuk kepada i'tidal, hendaklah membaca tasmi' dan ketika telah tegak berdiri, membaca tahmid: "Rabbana wa lakal hamdu."
Ats-Tsaury, Al-Auza'y, dan diriwayatkan juga dari Imam Malik, mengatakan: "Tasmi" dan tahmid dibaca oleh para imam dan munfarid. Para makmum hanya membaca tahmid saja."
Abu Hanifah: "Imam dan munfarid disukai ber-tasmi' saja dan makmum mem- baca: Rabbana wa lakal hamdu saja." Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, bahwa Ibnu Mas'ud, Abu Hurairah, Asy-Sya'bi, Malik, dan Ahmad berpendapat serupa dengan pendapat Abu Hanifah. Ibnu Mundzir menyatakan demikian pula dalam fatwanya.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad, bahwa beliau apabila membaca (memulai pembacaan tahmid) dengan Rabbana, beliau menyambungnya dengan bacaan wa lakal hamdu. Akan tetapi apabila beliau membaca Allahumma rabbana beliau me- neruskan lakal hamdu, tidak memakai wa.
Asy-Syaukany berkata: "Mengumpulkan perkataan allahumma dengan wa diperoleh dalam riwayat Bukhary dalam bab shalat orang duduk, dari hadits Anas dengan bunyi: "Dan apabila imam membaca: Sami'allahu liman hamidah, hendaklah kamu membaca Allahumma rabbana walakal hamdu."
Menurut penyelidikan kami, bahwa para imam saja yang dituntut membaca Sami'allahu liman hamidah ketika bangun kepada i'tidal. Ketika makmum mendengar bacaan imam, hendaklah bangun dengan tidak membaca tasmi'. Sesudah berdiri tegak, barulah mereka para makmum itu membaca: Allahumma rabbana walakal hamdu atau Allahumma rabbana lakal hamdu."
Dalam mentahqiq apakah lafazh wa dipakai ketika memakai Allahumma, kami berpendapat bahwa perselisihan antara Ibnul Qayyim dengan Asy-Syaukany adalah berdasar kepada lafazh dalam naskah-naskah Bukhary yang terdapat pada beliau masing-masing. Dan mungkin bahwa kata wa dalam susunan Allahumma rabbana wa lakal hamdu, tersisip di belakang. Sekiranya ada dalam naskah-naskah Al-Bukhary seluruhnya, tentulah Ibnul Qayyim sebagai seorang muhaqiq, tidak men-jazam-kan tidak ada wa dalam semua riwayat yang shahih.
Dalam soal ini kami condong kepada pendapat Asy-Syafi'y dan Ibnul Mundzir. Diberitakan oleh Abu Daud dari Asy-Syafi'y. "Janganlah makmum membaca di belakang imam: Sami'allahu liman hamidah. Hendaklah dia hanya membaca: Rabbana wa lakal hamdu." Walaupun hadits ini mauquf, namun dapat dijadikan sebagai penyelesaian pertikaian dalam memahamkan hadits-hadits ini."
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Buku Koleksi Hadits-hadits Hukum-1 Bab Sifat-sifat Shalat Nabi Masalah Berdiri Itidal, Membaca Tasmi' Dan Tahmid Di Dalamnya