SYARAT TERJADINYA AKAD
Syarat-syarat dalam Mengadakan Akad
Akad terdiri dari aqidain (dua orang aqid), mahallul aqad (tempat akad), maudlu'ul aqad (obyek akad) dan rukun-rukun aqad.Masing-masing dari pembentuk akad ini, mempunyai syarat yang ditentukan syara' yang wajib dipenuhi, supaya akad itu menjadi sempurna. Syarat-syarat terjadinya akad, ada dua macam:
Pertama, syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu: "Syarat-syarat yang wajib sempurna wujudnya dalam segala macam akad".
Kedua, syarat-syarat yang sifatnya khusus, yaitu: "Syarat-syarat yang disyaratkan wujudnya dalam sebagian akad, tidak dalam sebagian yang lain".
Sebenarnya ada akad-akad yang dikhususkan untuknya beberapa syarat, atau boleh juga dengan perkataan syarat-syarat idlafiyah (syarat-syarat tambahan) yang harus ada di samping syarat-syarat yang umum, seperti syarat-syarat adanya saksi untuk terjadinya nikah, dan seperti tak boleh adanya ta'liq dalam agad mu'awadlah dan aqad tamlik, seperti jual beli dan hibah. Ini, merupakah syarat-syarat idlafiyah.
Syarat-syarat umum yang harus terdapat dalam segala macam syarat, ialah:
- Ahliyatul 'aqidaini (kedua belah pihak cakap berbuat).
- Qabiliyatul mahallil aqdi li hukmihi (yang dijadikan obyek akad, dapat menerima hukumnya).
- Al wilyatus syari'iyah fi maudlu'il 'Aqdi (akad itu diizinkan oleh syara', dilakukan oleh orang yang mempunyai hak melakukannya dan melaksanakannya, walaupun dia bukan si aqid sendiri).
- Alla yakunal 'aqdu au maudlưuhu mamnu'an binashshin syar'iyin (janganlah akad itu akad yang dilarang syara'). Seperti bai' mulamasah, bai' munabadzah yang banyak diperkatakan dalam kitab-kitab hadits.
- Kaunul 'agdi mufidan (akad itu memberi faedah). Karenanya tidaklah sah rahan sebagai imbangan amanah.
- Baqaul ijbabi shalihan ila mauqu'il qabul. (ijab itu berjalan terus, tidak dicabut, sebelum terjadi qabul). Maka apabila si mujib menarik kembali ijabnya sebelum qabul batallah ijab.
- Ittihadu majlisil 'aqdi (bertemu di majlis akad). Karenanya, ijab menjadi batal apabila sampai kepada berpisah yang seorang dengan yang lain, belum ada qabul. Syarat yang ketujuh ini disyaratkan oleh mazhab Asy Syafi'y, tidak terdapat dalam mazhab-mazhab yang lain.